Des 17, 2020 18:56 Asia/Jakarta

Mulai tahun 2020 ini, perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dan hak-hak mereka tampaknya akan semakin berat. Hal ini mengingat satu per satu negara Arab dan Muslim menjalin hubungan diplomatik dengan rezim Zionis Israel.

Baru-baru ini, Maroko telah mengonfirmasi kesepakatan dengan rezim Zionis. Maroko telah menyetujui untuk melakukan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel melalui mediasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada Kamis 10 Desember 2020.

Maroko menjadi negara Arab keempat yang menormalisasi hubungan dengan rezim penjajah al-Quds pada tahun ini, dan juga negara keenam yang resmi memiliki hubungan dengan Tel Aviv. Sebab, Mesir dan Yordania telah menjalin hubungan diplomatik masing-masing pada 1979 dan 1994, kemudian disusul Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan pada 2020.

Maroko mengikuti langkah UEA, Bahrain dan Sudan yang lebih dulu menormalisasi hubungan dengan Israel melalui perjanjian Abraham Accords. UEA dan Bahrain resmi menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel di Gedung Putih pada 19 September 2020. Tak lama setelah itu, Sudan pun menyusul.

Kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel menjadi sangat bersejarah karena selama ini negara-negara Arab menolak hubungan diplomatik dengan Tel Aviv demi membela Palestina.

Normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel telah membuyarkan solidaritas bangsa-bangsa Arab untuk perjuangan rakyat Palestina. Langkah tersebut juga merupakan pengkhianatan besar terhadap cita-cita bangsa Palestina.

Hubungan diplomatik negara-negara Arab dengan Israel telah membuka peluang luas bagi pertukaran wisatawan dari kedua belah pihak. Pelan-pelan namun pasti, masyarakat Arab akan mengakui rezim penjajah al-Quds dan persepsi masyarakat tentang rezim ilegal ini pun akan berubah. Ini tentunya akan berdampak pada perjuangan rakyat Palestina untuk meraih hak dan kemerdekaannya. (RA)