Jan 15, 2021 15:53 Asia/Jakarta
  • 15 Januari 2021
    15 Januari 2021

Hari ini, Jumat 15 Januari 2020 bertepatan dengan 1 Jumadil Tsani 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 26 Day 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Ibnu Askar Qadhi, Sejarawan Maroko Meninggal

456 tahun yang lalu, tanggal 1 Jumadil Tsani 986 HQ, meninggal dunia di tanah kelahirannya, Maroko.

Bendera Maroko

Ibnu Askar setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya kemudian mempelajari pengobatan Ibnu Sina dan melanjutkan penelitian dan studinya di bidang ilmu-ilmu agama. Ibnu Askar meninggal sebuah risalah yang memuat laporan kondisi sebagian tokoh Maroko di abad ke-10 Hijrah dan karyanya ini terhitung sangat penting.

Karyanya ini kemudia dipakai oleh para sejarawan Maroko dan menjadikannya referensi dalam menulis sejarah. Diwan as-Syurafa merupakan karya lain dari Ibnu Askar.

Pertempuran Laut Aru

59 tahun yang lalu, tanggal 15 Januari 1962, terjadi pertempuran antara Indonesia dan Belanda di Laut Aru, Maluku yang dikenal dengannama Pertempuran Laut Aru.

Indonesia

Insiden ini terjadi sewaktu dua kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune dan Frely milik Belanda menyerang RI Matjan Tutul (650), RI Matjan Kumbang (653) dan RI Harimau (654) milik Indonesia yang sedang berpatroli pada posisi 04,49° LS dan 135,02° BT. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran".

Armada Indonesia di bawah pimpinan Yos Sudarso, yang saat itu berada di KRI Macan Tutul, berhasil melakukan manuver untuk mengalihkan perhatian musuh sehingga hanya memusatkan penyerangan ke KRI Macan Tutul. KRI Macan Tutul tenggelam beserta awaknya, tapi kedua kapal lainnya berhasil selamat.

Shah Pahlevi Meninggalkan Iran

42 tahun yang lalu, tanggal 26 Dey 1357 HS, seiring dengan semakin memuncaknya perlawanan rakyat Iran terhadap rezim penguasa negara itu, Shah Muhammad Reza Pahlevi, raja terakhir Iran, akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Iran dengan alasan pengobatan medis.

Muhammad Reza Pahlevi naik tahta pada tahun 1944 setelah ayahnya Shah Reza Pahlevi diasingkan oleh pasukan Sekutu akibat dukungannya kepada Jerman dalam Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1954, Shah Pahlevi sempat pergi dari Iran karena memuncaknya perlawanan rakyat terhadap dirinya. Namun, tiga hari kemudian, dia berhasil merebut kembali tahtanya melalui kudeta terhadap pemerintahan Mosaddeq yang dipilih oleh rakyat Iran. Kudeta ini didukung oleh AS sehingga setelah itu, infiltrasi AS dalam pemerintahan Shah Pahlevi menjadi sangat besar.

Pemerintahan Shah yang despotik dan merupakan perpanjangan tangan kepentingan AS di Iran, membuat rakyat negara ini kembali bangkit menentang rezim Shah dengan dipimpin oleh Imam Khomeini.