Jan 18, 2021 14:54 Asia/Jakarta
  • Ekspor Iran
    Ekspor Iran

Peningkatan kapasitas produksi di berbagai sektor industri dan pertanian serta mengurangi ketergantungan perekonomian yang bertumpu pada penjualan minyak mentah dan bahan baku menjadi salah satu prasyarat perekonomian yang tangguh dan stabil.

Masalah ini menjadi salah satu isu penting yang ditekankan dalam beberapa tahun terakhir oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dengan mencanangkan slogan-slogan setiap tahun seperti "pertumbuhan produksi" dan "lompatan produksi", demi mendorong penggunaan semua kapasitas domestik untuk pembangunan ekonomi di tengah gencarnya tekanan sanksi, dan ancaman ekonomi AS terhadap Iran.

Dalam konteks tujuan strategis ini, penekanan pada "lompatan produksi" berarti bahwa ekonomi Iran harus mengkompensasi ketertinggalannya dalam produksi akibat berbagai faktor, termasuk sanksi. Dari sudut pandang tersebut, lompatan tersebut memiliki dimensi yang luas dan mencakup seluruh aspek produksi nasional mulai dari peningkatan potensi ilmu pengetahuan, teknis, industri, inovasi, hingga produksi maksimal barang industri dan hasil pertanian.

Pentingnya masalah ini terletak pada stabilitas dan ketahanan ekonomi dan produksi yang berperan penting dalam menghadapi guncangan ekonomi. Misalnya, jatuhnya harga minyak pada tahun 1393 Hs dan dijatuhkannya sanksi ekonomi pada tahun 1397 Hs, serta merebaknya virus Corona sejak tahun lalu, merupakan tiga guncangan ekonomi yang cukup parah yang dapat merusak ekonomi nasional dan keamanan negara. Dalam kondisi demikian, peningkatan produksi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan akses terhadap peluang perdagangan dan peningkatan ekspor nasional.

 

 

Sejak dahulu, para ekonom terkemuka dunia seperti Adam Smith menyebut ekspor sebagai salah satu faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Mereka berpendapat bahwa dengan peningkatan ekspor suatu negara berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Keberhasilan ekspor bergantung pada faktor-faktor seperti keunggulan komparatif suatu negara dan kemampuan suatu negara untuk memproduksi dan mengekspor barang dengan biaya yang lebih rendah dan harga yang lebih murah daripada kompetitornya. Di benua Asia; Cina, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Singapura termasuk deretan negara yang menggenjot ekspornya lebih banyak daripada negara lain di kawasan ini. Negara-negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Di negara-negara ini, ada hubungan yang erat antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi nasionalnya.

Studi menunjukkan bahwa serangkaian kebijakan ekonomi, bersama dengan kebijakan pengembangan ekspor menyebabkan ekspor dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia timur dan tenggara.

Negara-negara di kawasan ini menempatkan stabilitas lingkungan makroekonomi dalam agendanya yang diikuti oleh kebijakan untuk mendorong peningkatan ekspor. Salah satu bidang perdagangan luar negeri yang berpengaruh adalah penguatan ekspor nonmigas.

Ekspor nonmigas merupakan salah satu sektor yang dapat membantu diversifikasi dan peningkatan PDB. Ekspor nonmigas juga dapat menjadi dasar yang baik untuk perencanaan perekonomian jangka pendek dan jangka panjang dibandingkan dengan ekspor minyak.

Iran memiliki tiga keunggulan komparatif dan kompetitif di bidang perdagangan dan aktivitas transit, di antaranya sebagai sumber energi yang beragam, jalur transit strategis dengan kapasitas menghubungkan enam koridor internasional dan lima koridor regional dan juga keunggulansebagai destinasi pariwisata dunia dengan kekayaan budaya dan peradaban juga alamnya yang indah. Koridor internasional Iran termasuk rute utama seperti koridor Utara-Selatan, Jalur Sutra" di persimpangan Barat-Timur, dan rute Traceca.

Koridor regional lain termasuk poros timur, Ashgabat Quartet Agreement yang meliputi Uzbekistan, Turkmenistan, Iran, dan Oman; ECO Transport Corridors; ITI Corridor antara Istanbul, Tehran, Islamabad; dan KTAI Corridor  yang terdiri dari Kyrgyzstan, Tajikistan, Afghanistan dan Iran.

Di antara jalur komunikasi tersebut, koridor internasional terpenting yang akan memperkuat peran dan faktor pertumbuhan ekonomi Iran adalah koridor Utara-Selatan.

 

 

Di koridor Utara-Selatan, Rusia memiliki volume perdagangan sekitar $ 68 miliar dengan setidaknya sembilan negara, yang merupakan faktor lain pentingnya jalur strategis ini bagi Iran. Iran adalah perantara antara Rusia dan sembilan negara lainnya melalui koridor Utara-Selatan.

Koridor ini memberikan keuntungan penting untuk kegiatan ekonomi, investasi dan produksi untuk ekspor. Faktanya, Iran, dengan 15 negara tetangga dan posisi strategis dan geopolitiknya, juga geoekonominya, dapat memakmurkan lingkungan bisnis domestiknya berdasarkan berbagai koridor transportasi, termasuk kereta api, jalan raya, dan udara, yang sesuai dengan target pasar di negara-negara tetangga.

Melihat ke belakang, selama empat dekade terakhir, ekspor minyak dan produk minyak bumi telah memainkan peran penting dalam PDB Iran. Kini, ekspor minyak telah menurun secara signifikan karena berbagai alasan, termasuk sanksi dan fluktuasi harga minyak. Mengganti ekspor nonmigas telah menjadi peluang emas untuk menjauhkan diri dari ekonomi yang bergantung pada minyak.

Ekspor nonmigas merupakan salah satu sektor yang dapat berkontribusi terhadap diversifikasi perdagangan dan perekonomian Iran yang memiliki banyak potensi untuk mengekspor produk nonmigasnya, dan meningkatkannya ke level yang signifikan.

Perluasan ekspor nonmigas membutuhkan peningkatan daya saing produk karena adanya pesaing yang aktif di bidang ini. Dalam hal ini diperlukan inovasi, penggunaan teknologi yang lebih baru dan peningkatan kualitas serta pengurangan biaya ekspor barang. Oleh karena itu, dalam rangka memperkuat ekspor nonmigas, perlu dukungan terhadap industri yang memiliki keunggulan komparatif, terutama produk berbasis pengetahuan.

Dalam proses ini, penamaan tahun 1399 Hs sebagai tahun lompatan produksi memberikan peluang yang berharga untuk meningkatkan porsi sektor-sektor perekonomian nonmigas melebihi sebelumnya, meskipun ada masalah yang disebabkan oleh wabah dan sanksi. Fokus pada peningkatan produksi dalam negeri dan penciptaan nilai tambah barang dan jasa, merupakan langkah menuju pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong ekspor dan memperkuat perekonomian nasional menghadapi tekanan eksternal.(PH)

Tags