Lintasan Sejarah 22 Februari 2021
Hari ini, Senin 22 Februari 2021 bertepatan dengan 10 Rajab 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 4 Isfand 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Imam Muhammad Taqi as Lahir
1247 tahun yang lalu, tanggal 10 Rajab 195 HQ, Imam Muhammad Taqi as, keturunan Rasulullah generasi ke-8 terlahir ke dunia di kota Madinah.
Setelah ayah beliau, yaitu Imam Ridha as wafat, beliau mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin kaum muslimin dan menjadi Imam ke-9. Beliau sangat dicintai oleh kaum muslimin dan terkenal karena kedermawanannya, sampai-sampai beliau dijuluki "Jawad" yang bermakna dermawan. Rumah Imam Jawad adalah tempat tujuan orang-orang yang sengsara dan butuh pertolongan.
Dalam periode keimamahan Imam Jawad, lslam menyebar ke berbagai kawasan secara luas. Kondisi ini telah menyebabkan terbukanya peluang perpindahan pemikiran dari luar ke dalam kalangan umat Islam. Pada zaman itu juga terjadi berkali-kali dialog antara pemikir Islam dan non-Islam.
Imam Jawad memainkan peranan yang sangat penting pada saat itu. Ia berhasil membimbing umat sekaligus mencegah terjadinya infiltrasi pemikiran-pemikiran luar yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Salah satu hadis dari beliau adalah, "Berpegang teguh kepada Tuhan adalah sebuah tangga untuk menuju derajat yang tinggi. Siapapun yang berpegang teguh kepada Tuhan, Tuhan pasti akan membebaskannya dari segala keburukan sekaligus menjaganya dari ancaman-ancaman musuh."
Ayatullah Sayid Mahdi Dorcheh-i Wafat
76 tahun yang lalu, tanggal 4 Isfand 1323 HS, Ayatullah Sayid Mahdi bin Sayid Morteza Dorcheh-i meninggal dunia dalam usia 91 tahun di kota Isfahan.
Ayatullah Sayid Mahdi Dorcheh-i lahir di kota Isfahand pada 1232 Hs. Beliau dimakamkan di pekuburan umum Takht-e Foulad, Isfahan di samping saudaranya.
Beliau adalah adik dari Sayid Mohammad Bagher Dorcheh-i, ulama besar Isfahan. Sayid Mahdi menyelesaikan pendidikan dasar keagamaannya di kota kelahirannya dan setelah itu pergi ke kota Najaf al-Asyraf untuk menuntut ilmu. Setelah menyelesaikan pendidikannya di kota ini, beliau kembali ke tanah kelahirannya, Isfahan. Beliau termasuk ulama besar terutama dalam ilmu ushul fiqih.
Di masanya, Ayatullah Sayid Mahdi Dorcheh-i sangat dipercaya oleh seluruh warga dan menjadi rujukan masyarakat dalam masalah keagamaan. Ruang kuliahnya senantiasa dipenuhi ulama dan beliau mengajar di sana selama bertahun-tahun. Di akhir hidupnya beliau menjadi mujtahid paling alim dan memenuhi segala syarat di kota Isfahan. Sekalipun demikian, beliau lebih memilih hidup sederhana.
Ledakan di makam Imam Hadi dan Imam Hasan Askari as
15 tahun yang lalu, tanggal 22 Februari 2006 terjadi ledakan beberapa unit bom yang diletakkan para teroris di kompleks makam Imam hadi as dan Imam Hassan Askari as di kota Samarra, utara Baghdad.
Ledakan bom itu telah menyebabkan kerusakan besar terhadap kedua tempat suci Islam ini.
Imam Hadi dan Imam Hasan Askari as adalah dua Imam besar keturunan Nabi Muhammad Saw. Tak heran bila kerusakan besar terhadap tempat suci ini telah menimbulkan kemarahan umat Islam, terutama mereka yang bermazhab Syiah.
Keamanan kota Samarra saat terjadinya peledakan bom itu berada di bawah tanggung jawab tentara Amerika. Oleh karena itu, banyak yang menyakini bahwa pelaku peledakan tempat suci ini bekerjasama dengan tentara Amerika dan tujuan dari aksi teror ini adalah untuk mewujudkan perang internal antarmazhab antara Syiah dan Sunni. Namun, kewaspadaan dan kesadaran rakyat Irak, khususnya berkat bimbingan ulama, konspirasi ini menemui kegagalan.