Feb 26, 2021 15:27 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 26 Februari 2021

Perang Pertama Muslimin dengan Musyrikin Mekah

1440 tahun yang lalu, tanggal 14 Rajab 2 HQ, kontak senjata pertama umat Islam setelah tinggal di Madinah dengan kaum Muslimin dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy al-Asadi.

 

Dalam perang tersebut, kaum Musyrikin dipimpin oleh Umar bin al-Hadhrami tewas dalam pertempuran ini.

 

Perang ini dalam sejarah Islam disebut Sariyah Abdullah bin Jahsy.

 

Tengku Amir Hamzah, Pahlawan Nasional Lahir

 

110 tahun yang lalu, tanggal 26 Februari 1911, Tengku Amir Hamzah dilahirkan di Binjai Sumatera Utara.

 

Waktu masih di kelas tertinggi AMS, Amir Hamzah menjadi Ketua Indonesia Muda Cabang Solo yang pertama. Di dalam Indonesia Muda (IM) menunjukan perhatiannya pada bidang seni drama. Dalam konggres bahasa Indonesia yang ke I di Solo pada tahun 1938 dengan gigih menganjurkan agar Bahasa Indonesia digunakan dalam percakapan sehari-hari di kalangan kaum terpelajar.

 

Pada jaman kemerdekaan oleh Pemerintah RI. Amir Hamzah diangkat menjadi Asisten Residen untuk daerah Langkat, sejak proklamasi beliau memang giat mempertahankan kemerdekaan. Pada masa pergolakan revolusi di Sumatera Timur, Amir Hamzah seorang republiken yang besar jasanya dalam kesusastraan dan kebudayaan bangsa Indonesia menjadi korban apa yang disebut “Revolusi Sosial” di Sumatera Timur.

 

Pada tanggal 20 Maret 1946 di Kuala Begumit, beliau gugur terbunuh pada saat sedang berjuang ikut menyelenggarakan hasil perjuangan di daerahnya. Tahun 1946 kerangka jenazah Amir Hamzah dipindahkan ke makam Samping Masjid Azizi di Tanjungpura, Sumatera Utara . Ia kemudian diangrahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1975.

 

Meninggalnya Ayatullah Sayid Ali Kouh Kamareh-i

 

80 tahun yang lalu, tanggal 8 Isfand 1319 HS, Ayatullah Sayid Ali bin Sayid Ali Naqi Kouh Kamareh-i meninggal dunia dan dikuburkan di komplek pekuburan suci Fathimah Maksumah as di kota Qom.

 

Ayatullah Kouh Kamareh-i lahir di kota Tabriz dan menyelesaikan tingkat dasar dan menengah pendidikan agama di kota kelahirannya dan setelah itu, untuk melanjutkan studinya, Ayatullah Sayid Ali Khouh Kamareh-i pergi ke hauzah ilmiah Najaf, Irak.

 

Di Najaf beliau belajar kepada guru-guru besar seperti Mirza Habibollah Rashti, Mulla Muhammad Fadhil Irawani dan Mulla Muhammad Fadhil Sharabyani. Setelah belajar bertahun-tahun di Najaf beliau mencapai derajat keilmuan yang tinggi.

 

Ayatullah Sayid Ali Kouh Kamareh-i kemudian kembali ke kota kelahirannya dan melaksanakan kewajiban agamanya. Ayatullah Sayid Ali Kouh Kamareh-i adalah ayah dari marji besar Syiah Ayatullah al-Udzma Sayid Muhammad Hojjat Kouh Kamareh-i.