Mar 06, 2021 10:16 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 6 Maret 2021

Sheikh Jakfar Kasyif Al-Ghita Wafat

194 tahun yang lalu, tanggal 22 Rajab 1228 HQ, Sheikh Jakfar Kasyif al-Ghita meninggal dunia di usia 74 tahun.

 

Sheikh Jakfar Kasyif al-Ghita lahir di kota Najaf pada 1154 Hq dan sejak kecil beliau telah mempelajari ilmu-ilmu agama.

 

Pada awalnya, beliau mempelajari ilmu-ilmu pengantar kepada ayahnya sendiri dan setelah itu belajar kepada guru-guru besar seperti Sheikh Muhammad Mahdi Qaunawi, Muhammad Baqir Wahid Bahbahani dan Sayid Mahdi Bahr al-Ulum.

 

Sheikh Jakfar Kasyif al-Ghita kemudian menyibukkan diri dengan menulis dan mengajar yang kemudian melahirkan banyak karya dan murid. Satu dari upaya beliau adalah menghadapi aliran Akhbari yang sangat mementingkan hadis dan berhasil memadamkan fitnah ini.

 

Th Pigeaud Wafat

 

33 tahun yang lalu, tanggal 6 Maret 1988, Theodoor Gautier Thomas Pigeaud, ahli sastra Jawa dari Belanda meninggal dunia.

 

Th. Pigeaud lahir di Leipzig, 20 Februari 1899.

 

Ia termasyhur berkat Kamus Jawa-Belanda-nya. Selain itu, Pigeaud dikenal karena studi monumentalnya mengenai Nagarakretagama dan katalog-katalog naskah manuskrip di perpustakaan Belanda, Denmark, dan Jerman.

Theo Pigeaud keturunan Prancis. Nenek moyangnya kaum Hugenot yang melarikan diri ke Belanda. Theo anak bungsu Dr JJ Pigeaud en Adolphine Bodde. Ayahnya dokter yang berpraktik di Mojokerto sejak 1887 sampai 1898.

Semasa kuliah ia mempelajari bahasa Arab, Sansekerta, Islam, dan ilmu bumi Kepulauan Hindia Timur. Pigeaud melanjutkan studinya dan mempelajari bahasa Melayu, Jawa, dan Persia. Ia menyelesaikan studi S-3 dengan disertasi suntingan teks kitab Tantu Panggelaran.

Pigeaud kemudian berangkat ke Pulau Jawa. Ia ditugasi pada Adviseur voor Inlandse Zaken (Penasihat Urusan Pribumi) di Batavia.

Pada 29 Desember 1925, ia merevisi dan menambah Kamus Jawa-Belanda Gericke-Roorda. Kamus tersebut terbit 10 tahun kemudian setelah Perang Dunia II.

 

Kemenlu Iran Putuskan Hubungan dengan Inggris

 

32 tahun yang lalu, tanggal 16 Isfand 1367 HS, Kementerian Luar Negeri Iran memutuskan hubungan diplomatik dengan Inggris.

 

Empat hari pasca dikeluarkannya hukum bersejarah Imam Khomeini ra soal murtadnya Salman Rushdi, penulis buku Ayat-Ayat Setan yang membuat marah umat Islam, akhirnya memaksa Salman Rushdi meminta maaf kepada seluruh umat Islam. Pada hakikatnya, pernyataan maaf Salman Rushdi dilakukan untuk meredak kemarahan Muslimin.

 

Oleh karenanya, Parlemen Iran pada tanggal 9 Isfand 1367 Hs dalam sebuah sidang istimewa mengeluarkan ultimatum sepekan kepada Inggris dan menyatakan setiap bentuk hubungan politik dengan London hanya dapat dilakukan dengan syarat para pejabat Inggris menyatakan permintaan maafnya dan meninjau kembali sikapnya Inggris terkait dunia Islam dan buku Ayat-Ayat Setan.

 

Menyusul kejadian ini, Menteri Luar Negeri Inggris menyatakan penyesalannya atas publikasi buku Salman Rushdi itu, tapi menilai pemerintah Inggris tidak bertanggung jawab soal publikasi buku itu. Tapi dikarenakan pernyataan ini tidak memuat permintaan maaf, pemerintah Republik Islam Iran pada 16 Isfand 1367 setelah lewat ultimatum sepekan yang dikeluarkan, akhirnya memutuskan hubungan politik dengan Ingris secara resmi.

Tags