Kalam Hikmah (5): Dampak "Penantian"
Pada bagian kelima Kalam Hikmah ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menjelaskan tentang maksud dari penantian kemunculan Imam Mahdi af dan dampak dari penantian ini.
"Kami telah menyampaikan poin lain bahwa yang dimaksud dengan menanti 'kemunculan' adalah kemunculan terakhir yang merupakan kedatangan Imam (Mahdi af), dan juga kemunculan setelah kesulitan. Artinya, kemunculan setelah kejadian-kejadian sulit dan peristiwa-peristiwa yang menyebar luas, seperti kejadian yang ada di dunia saat ini yang membuat banyak orang putus asa, dan mendorong banyak orang untuk bunuh diri. Namun ketika ada penantian atas kemunculan (Imam Mahdi af), maka manusia akan tahu bahwa peristiwa ini niscaya akan berakhir," kata Rahbar.
Ayatullah Khamenei menambahkan, ada poin lain dalam hal ini. Ketenangan pikiran dan jiwa yang berasal dari penantian kemunculan, kepercayaan diri yang dimiliki manusia, di mana jiwa dan hatinya tidak bergejolak, masih bisa ditingkatkan dengan doa, istigasah dan munajat kepada Allah SWT. Karena "Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram".
Rahbar menuturkan, doa-doa yang telah diriwayatkan –sekarang kita di bulan suci Sya'ban dan kemudian di bulan suci Ramadhan– ada banyak doa, ada berbagai munajat dan berbicara dengan Allah SWT tanpa perantara sangat penting. Atau berbicara dengan para Imam as yang merupakan satu alam wujud yang paling dekat dengan Allah SWT memberi manusia kemungkinan kepercayaan diri, kedamaian dan ketenteraman.
"Mengingat Allah SWT akan memberikan keterbukaan (jalan) kepada manusia, memberikan kebahagiaan kepada manusia dan menarik rahmat ilahi kepadanya," pungkasnya. (RA)