May 04, 2021 14:20 Asia/Jakarta
  • Tanggal 4 Mei 2021.
    Tanggal 4 Mei 2021.

Ali bin Abi Thalib as Gugur Syahid

1402 tahun yang lalu, tanggal 21 Ramadan 40 HQ, Ali bin Abi Thalib as gugur syahid.

Imam Ali as adalah salah satu Ahlul Bait dan khalifah penerus risalah Rasulullah Saw. Dua hari sebelum gugurnya beliau, di saat sedang menunaikan shalat Subuh di Masjid Kufah, seorang khawarij bernama Ibnu Muljam mengayunkan pedangnya dan melukai kepala suci Imam Ali as. Selama dua hari, Imam Ali terbaring sakit akibat lukanya yang amat parah dan pada tanggal 21 Ramadhan, beliau berpulang ke rahmatullah.

Gugurnya Imam Ali as memberikan pukulan besar bagi Islam dan kaum Muslimin. Beliau adalah seorang khalifah yang sangat mulia, memimpin pemerintahan Islam dengan penuh keadilan, dan menjadi orang terdepan dalam melawan kezaliman. Kemuliaan Imam Ali bisa dilihat dalam catatan khutbah-khutbah beliau yang terkumpul dalam Nahjul Balaghah. Ucapan-ucapan Imam Ali selalu penuh hikmah, panduan akhlak, dan makrifat irfani.

Di antara isi Nahjul Balaghah adalah wasiat Imam Ali as kepada putra-putranya, sebagai berikut. "Kalian dan keluargaku, serta siapa saja yang mendengar pesanku ini, aku mewasiatkan agar selalu bertakwa dan disiplin dalam setiap pekerjaan kalian. Peliharalah anak-anak yatim, berbuat baiklah kepada tetangga, sebagaimana yang dulu juga dipesankan oleh Rasulullah sampai-sampai beliau mengira para tetangga akan saling mewarisi. Janganlah menjauh dari al-Quran dan jangan biarkan orang lain mendahului kalian dalam mengamalkan al-Quran. Dirikanlah shalat dengan sebaik-baiknya karena shalat adalah tiang agama."

Perang Saudara di Lebanon

63 tahun yang lalu, tanggal 4 Mei 1958, dimulailah protes meluas dan perang saudara di Lebanon terhadap pemerintahan Kumail Shamoun, Presiden negara ini.

Shamoun yang menjabat sebagai Presiden Lebanon sejak tahun 1952 itu, banyak mengambil kebijakan untuk menjauhi Arab dan lebih condong terhadap kecenderungan-kecenderungan Barat.

Politik ini direaksi negatif oleh umat Islam Lebanon dan ketika Shamoun berniat menjadikan seluruh wilayah Lebanon di bawah kekuasaan dan pengaruh etnis Maronit, terjadilah perang saudara di negara ini. Shamoun meminta bantuan dari AS dan Washington langsung mengirimkan pasukan marinirnya ke Lebanon.

Meski tak lama kemudian perang saudara itu berakhir, namun Kumail Shamoun terpaksa mengundurkan diri. Setelah tentara AS ditarik mundur dari Lebanon, Fuad Shahab dilantik sebagai Presiden Lebanon.

 

Ayatullah Sayid Amir Qazvini Wafat

27 tahun yang lalu, tanggal 14 Ordibehesht 1373 HS, Ayatullah Sayid Amir Qazvini wafat  di usia 77 tahun dan dimakamkan di komplek suci makam Sayidah Fathimah Maksumah, Qom.

Ayatullah Sayid Amir Mohammad Kazemi Qazvini lahir di Kuwait dari keluarga agamis dan ilmuwan tahun 1296 HS. Sejak usia 8 tahun beliau mengikuti ayahnya ke Basran dan di sana beliau mulai belajar ilmu bahasa Arab dan fiqih. Pada usia 18 tahun beliau menuju Najaf untuk menuntut ilmu-ilmu agama lebih dalam. Setelah menyelesaikan tingkat menengah ilmu-ilmu agama, beliau mulai mempelajari fiqih dan ushul fiqih untuk persiapan berijtihad.

Ayatullah Qazvini belajar kepada Ayatullah Sayid Abolhossein Isfahani, Syeikh Muhammad Ridha Al Yasiin dan lain-lain. Setelah bertahun-tahun belajar, akhirnya Ayatullah Sayid Muhsin al-Hakim, Sayid Abdulhadi Shirazi, Sayid Mahmoud Shahroudi dan Syeikh Husein Kasyif al-Ghita memberikannya ijazah ijtihad.

Setelah ayah beliau meninggal dunia, Ayatullah Qazvini kembali ke Basrah dan mulai mengajar, menulis dan menuntun umat Islam. Ayatullah Qazvini dikenal tidak kenal takut saat menyampaikan risalah agama Islam dan untuk itu beliau menanggung segala kesulitan dan rongrongan mereka yang tidak menyukai beliau. Langkah yang ditempuh beliau ini tidak dapat diterima oleh musuh dan penentangnya di partai Baath, Irak. Mereka membakar rumahnya dan beliau terpaksa kembali ke Kuwait tahun 1350 HS.

Beliau meninggalkan sekitar 40 karya ilmiah dan kebanyakan di bidang fiqih, ushul fiqih, teologi dan sejarah.