May 07, 2021 13:33 Asia/Jakarta
  • Lintas Warta 7 Mei 2021
    Lintas Warta 7 Mei 2021

Hari ini, Jumat, 7 Mei 2021 bertepatan dengan 24 Ramadan 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 17 Ordibehest 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Quthbuddin Shirazi Wafat

732 tahun yang lalu, tanggal 24 Ramadan 710 HQ, Quthbuddin Shirazi, dokter, ahli matematika, fisikawan, astronom, dan filsuf besar Iran, meninggal dunia di kota Tabriz.

Quthbuddin Shirazi adalah salah satu murid Nashiruddin Thusi, ulama terkemuka pada zaman itu. Quthbuddin adalah orang pertama yang meneliti fenomena pembentukan pelangi dan berhasil menemukan penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut.

Quthbuddin Shirazi juga aktif sebagai dokter dan bertahun-tahun bekerja di rumah sakit Shiraz, Iran selatan. Dia banyak menulis buku di bidang kedokteran, hikmah, matematika, dan astronomi . Di antara karya-karyanya adalah buku berjudul Penjelasan Atas Buku "Qaanun" Ibnu Sina  dan Observasi Akhir dalam Astronomi.

Image Caption

Mehrdad Avesta, Penyair Iran Wafat

30 tahun yang  lalu, tanggal 17 Ordibehesht 1370 HS, Mehrdad Avesta meninggal dunia di usia 63 tahun.

Mohammad Reza Rahmani yang lebih dikenal dengan nama Mehrdad Avesta, anak Mohammad Sadegh, penyair komtemporer Iran, lahir pada 1306 Hs di kota Boroujerdi. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di kota kelahirannya. Setelah menyelesaikan S1 di bidang filsafat, ia diangkat sebagai pengajar.

Mehrdad Avesta melakukan perjuangan politiknya bertahun-tahun sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran. Pada kumpulan syairnya dan juga di buku "Tirana", ia menggunakan nada keras saat mengritik rezim Shah. Avesta membaca puisi indah tentang Revolusi Islam dan juga ketika memuji Imam Khomeini ra.

Avesta banyak melakukan penelitian terhadap puisi para penyair besar seperti Hafez, Khaqani dan sastra legenda dunia. Ia punya kelebihan luar biasa dalam membaca pelbagai bentuk puisi, khususnya kasidah. Ia pasca Revolusi Islam Iran menjabat sebagai penasihat budaya presiden Iran. Di tahun-tahun terakhir dari usianya, Avesta diangkat sebagai Kepala Dewan Puisi Kementerian Budaya dan Bimbingan Islam.

Penyair besar Iran ini meninggalkan karya-karya besar di bidang puisi dan roman seperti Imam, Hamaseh Digar dan Karavan Rafteh.

Image Caption

Penandatanganan Perjanjian Roem-Roijen

72 tahun yang lalu, tanggal 7 Mei 1949, pihak Indonesia dan Belanda menandatangani perjanjian Roem-Roijen.

Perjanjian Roem-Roijen (Perjanjian Roem-Van Roijen) adalah sebuah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen.

Maksud pertemuan ini adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama. Perjanjian ini sangat alot sehingga memerlukan kehadiran Bung Hatta dari pengasingan di Bangka, juga Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta untuk mempertegas sikap Sri Sultan HB IX terhadap Pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta, dimana Sultan Hamengku Buwono IX mengatakan “Jogjakarta is de Republiek Indonesie” (Yogyakarta adalah Republik Indonesia).