Jun 01, 2021 07:29 Asia/Jakarta
  • 1 Juni 2021
    1 Juni 2021

Hari ini Selasa, 1 Juni 2021 bertepatan dengan 120 Syawal 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 11 Khordad 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Harun Ar-Rasyid Perintah Tangkap Imam Kazhim as

1263 tahun yang lalu, tanggal 20 Syawal 179 HQ, Imam Kazhim as ditangkap atas perintah Harun ar-Rasyid.

Harun ar-Rasyid, Khalifah Abbasi yang zalim senantiasa merasa khawatir dengan keberadaan Imam Musa al-Kazhim. Popularitas Imam Kazhim dan pengaruhnya membuat Harun takut hal itu dapat menggerogoti kekuasaannya. Oleh karenanya, Harun ar-Rasyid mengirim utusannya ke Madinah untuk memata-matai gerak-gerik Imam Kazhim as.

Imam Musa bin Jakfar al-Kazhim

Khalifah Harun ar-Rasyid patut mengkhawatirkan pengaruh maknawi Imam Musa al-Kazhim. Karena Ali bin Yaqthin, Perdana Menteri Bani Abbasiah waktu itu merupakan sahabat Imam Musa Kazhim as dan melakukan perintah beliau.

Berita tentang Imam Kazhim as yang disampaikan oleh orang-orang dekatnya membuat kebencian Harun ar-Rasyid semakin memuncak. Pada tahun 179 Hq, Khalifah Harun ar-Rasyid menunaikan ibadah haji dan di sana ia baru memahami betapa masyarakat Muslim begitu menghormati dan mencintai Imam Musa Kazhim as. Menyaksikan kenyataan itu, Harun ar-Rasyid begitu khawatir akan kekuasaannya.

Ketika pergi ke kota Madinah dan menziarahi kuburan Rasulullah Saw, Harun ar-Rasyid memutuskan untuk menangkap dan memenjarakan Imam Kazhim as. Ketika tiba hari penangkapan beliau pada 20 Syawal 179 Hq, Harun ar-Rasyid memerintah agar proses penangkapan Imam Kazhim as dilakukan dengan tidak teratur dan diserahkan dari satu kelompok ke kelompok yang lain agar masyarakat tidak tahu kemana Imam Kazhim di bawa dan oleh siapa yang membawanya. Dengan demikian, perlahan-lahan masyarakat tidak kaget dengan ketiadaan Imam Kazhim di tengah-tengah mereka dan terbiasa dengan kondisi yang ada. Proses ini menunjukkan betapa khawatirnya Bani Abbasiah akan pengaruh Imam Kazhim as

Harun ar-Rasyid berhasil mengasingkan Imam Kazhim as dari Madinah dengan sangat berhati-hati dan selama bertahun-tahun beliau dipindahkan dari satu penjara ke penjara lainnya. Anehnya, Harun ar-Rasyid yang memahami tingginya kepribadian Imam Kazhim as, pasca syahadah beliau memaksa masyarakat Muslim waktu itu agar menerima bahwa Imam Kazhim as meninggal secara alami, bukan karena diracuni.

Pembubaran Partai Jomhouri-e Eslami

34 tahun yang lalu, tanggal 11 Khordad 1366 HS, Partai Jomhouri-e Eslami dibubarkan.

Sejarah

Partai Jomhoiri-e Eslami sepekan pasca kemenangan Revolusi Islam Iran dibentuk oleh Ayatullah Sayid Mohammad Hosseini Beheshti, Sayid Ali Khamenei, Sayid Ali Abdolkareem Mousavi Ardebili, Akbar Hashemi Rafsanjani dan Doktor Mohammad Javad Bahanar dengan tujuan menciptakan sebuah organisasi yang kokoh dan mengkoordinasi sumber daya manusia aktif serta menciptakan keserasian dan disiplin. Partai ini selama berdirinya, selain berpartisipasi aktif di setiap peristiwa politik dan sosial Iran, juga memiliki peran menentukan dalam penentuan kebijakan negara lewat para pemimpinnya yang berada di jabatan-jabatan strategis pemerintah.

Aktivitas partai Jomhouri-e Eslami berlangsung hingga tahun 1363 Hs, tapi sejak saat itu secara perlahan-lahan cakupan kegiatannya mulai menurun dan pada 11 Khordad 1366 Hs, berdasarkan usulan Ayatullah Khamenei dan Hashemi Rafsanjani kepada Imam Khomeini ra tentang pembubaran partai ini. Imam Khomeini ra sendiri menyetujui pembubaran itu.

Dalam surat yang ditulis oleh para pemimpin partai ini disinggung mengenai pembubaran partai sebagai berikut, "Dirasakan bahwa keberadaan partai sudah tidak lagi bermanfaat seperti pada awal terbentuknya. Bahkan sebaliknya pembentukan partai politik di saat ini justru dapat menjadi alasan untuk terciptanya perselisihan dan keretakan yang merugikan persatuan nasional. Oleh karenanya, Dewan Pusat Partai dengan suara bulat sampai pada kesimpulan bahwa maslahat Revolusi Islam saat ini menuntut pembubaran secara menyeluruh Partai Jomhouri-e Eslami."

Tragedi pada Keluarga Raja Nepal

20 tahun yang lalu, tanggal 1 Juni tahun 2001, Pangeran Dipendra melakukan aksi pembunuhan terhadap keluarga kerajaan Nepal.

Ayahnya, Raja Birenra, ibunya, serta tujuh anggota keluarganya dibunuh oleh Dipendra. Ia sendiri akhirnya melakukan aksi bunuh diri. Tragedi yang melanda keluarga kerajaan Nepal ini disebabkan perbedaan pendapat tajam di antara mereka terkait pernikahan Dipendra. Setelah tragedi itu berlangsung, Gyanendra, saudara Birenra, naik takhta.

Nepal adalah sebuah kerajaan yang terletak kawasan pegunungan India utara. Negara ini memiliki luas wilayah 140 ribu kilometer persegi dan berbatasan dengan Cina dan India.