Armada AL Militer Iran Mengarungi Samudra Atlantik
Seorang komandan tinggi militer Republik Islam Iran mengatakan bahwa Armada Angkatan Laut (AL) negara ini telah memasuki Samudra Atlantik dan berdasarkan hukum internasional, AL Iran berhak hadir AL di perairan internasional.
Dalam pernyataannya pada hari Kamis (10/6/2021), Wakil Koordinator Militer Iran Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan, dua kapal, termasuk kapal "Pelabuhan Bergerak" (Forward Base Ship) Makran dan kapal perusak Sahand buatan dalam negeri, telah berhasil mencapai Samudra Atlantik tanpa bersandar di pelabuhan negara lain, dan ini adalah untuk pertama kalinya AL Iran sampai sejauh ini ke Samudra Atlantik.
"Kami menganggap kehadiran kami di perairan internasional sebagai hak strategis yang tidak dapat dicabut dari Angkatan Laut Republik Islam Iran dan kami akan melanjutkan jalan ini dengan kekuatan," kata Sayyari.
Dia menambahkan, armada AL Iran berangkat dari kota pelabuhan Iran Bandar Abbas di Teluk Persia pada 10 Mei 2021 dan sejauh ini telah berlayar sekitar 6.000 mil laut, sekitar 12.000 kilometer selama 30 hari perjalanan.
Sayyari menuturkan, kapal-kapal tersebut sekarang berada di Samudra Atlantik dan melanjutkan perjalanan mereka untuk melakukan misi maritim terpanjang menuju Samudra Atlantik Utara.
Pernyataan Wakil Koordinator Militer Iran muncul sehari setelah situs web berita Amerika Politico melaporkan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden memperingatkan Venezuela dan Kuba untuk menolak dua kapal Iran.
Menurut laporan yang mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu, kapal-kapal Iran mungkin membawa senjata untuk dipindahkan ke Caracas.
Perjalanan kapal-kapal Iran melintasi Samudra Atlantik dianggap sebagai "langkah signifikan" bagi AL Iran dan langkah ini menunjukkan kemampuan AL negara tersebut dan peningkatan akses AL Iran ke Belahan Barat.
"Kehadiran yang kuat ini menunjukkan kemampuan dan kekuatan Angkatan Laut Republik Islam Iran. Ketika kami menyatakan niat kami untuk memasuki Samudra Atlantik, beberapa negara, termasuk arogansi global, menyatakan bahwa AL Republik Islam Iran tidak mampu melakukan itu, tetapi dalam praktiknya mereka melihat bahwa kami melakukannya dengan kekuatan," pungkas Sayyari.
Awal bulan ini, Politico melaporkan bahwa komunitas keamanan nasional AS telah memantau selama dua minggu terakhir dua kapal Iran yang tujuan akhirnya mungkin adalah Venezuela. Menurut Politico, kapal-kapal itu sedang menuju selatan di sepanjang pantai timur Afrika.
Sebagai tanggapan, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa Iran selalu hadir di perairan internasional dan berhak atas hak-hak tersebut di bawah hukum internasional.
"Tidak ada negara yang bisa melanggar hak ini," kata Khatibzadeh kepada wartawan. Dia memperingatkan AS agar tidak mengganggu kapal-kapal Iran. (RA)