Jun 20, 2021 07:49 Asia/Jakarta
  • 20 Juni 2021
    20 Juni 2021

Hari ini Ahad, 20 Juni 2021 bertepatan dengan 9 Zulkaidah 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 30 Khordad 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Nasir Khusraw Qubadiani Lahir

1048 tahun yang lalu, tanggal 9 Dzulqadah 394 HQ, Nasir Khusraw Qubadiani, seorang penyair dan penulis termasyhur Iran, terlahir ke dunia di kota Balkh, yang kini termasuk wilayah Afganistan.

Nasir Khusraw Qubadiani, seorang penyair dan penulis termasyhur Iran

Sejak kecil, Nasir Khusraw telah mempelajari berbagai ilmu yang berkembang di zamannya dan telah menghapal al-Quran. Selain mahir di bidang sastra Persia, Nasir Khusraw juga menguasai  ilmu hitung, teknik sipil, astronomi, kedokteran, farmasi, dan teologi.

Kehidupan Nasir Khusraw penuh dengan lika-liku. Awalnya, ia bekerja sebagai sekretaris dalam pemerintahan Mahmoud dan Masoud Ghaznavi. Namun, setelah terjadi perubahan pemikiran dalam dirinya, Nasir Khusraw meninggalkan dunia politik dan melakukan  penelitian di bidang agama.

Ia juga melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Hasil perjalanannya itu dicatatnya dalam buku "Safar Nameh". Dia juga banyak meninggalkan karya penulisan lain, di antaranya berjudul "Wajhud-Din" dan "Raushan-naiy Nameh".

Letjend TNI Anumerta R. Suprapto Lahir

101 tahun yang lalu, tanggal 20 Juni 1920, Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah.

Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia merupakan salah satu korban dalam Gerakan 30 September. Pendidikan formalnya setelah tamat MULO (setingkat SLTP) adalah AMS (setingkat SMU) Bagian B di Yogyakarta yang diselesaikannya pada tahun 1941.

Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta berjuang dan berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia kemudian masuk menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto. Itulah awal dirinya secara resmi masuk sebagai tentara, sebab sebelumnya walaupun ia ikut dalam perjuangan melawan tentara Jepang seperti di Cilacap, namun perjuangan itu hanyalah sebagai perjuangan rakyat yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada umumnya.

Selama di Tentara Keamanan Rakyat, ia mencatatkan sejarah dengan ikut menjadi salah satu yang turut dalam pertempuran di Ambarawa melawan tentara Inggris. Ketika itu, pasukannya dipimpin langsung oleh Panglima Besar Sudirman. Ia juga salah satu yang pernah menjadi ajudan dari Panglima Besar tersebut. Beliau wafat di Lubangbuaya, Jakarta, 1 Oktober 1965.

Kelompok Munafik Ledakan Makam Imam Ridha as

28 tahun yang lalu, pada sore hari 30 Khordad 1372 HS yang bertepatan dengan Asyura 1415 HQ terjadi ledakan dari dalam komplek makam suci Imam Ridha as, Mashad.

Makam Imam Ridha as

Saat itu puncak dari acara peringatan Asyura di sana dan ledakan itu terjadi tepat di dekat kuburan beliau. Akibat ledakan itu, puluhan peziarah dan pecinta Imam Ridha as syahid dan cidera.

Pasca aksi anti kemanusiaan ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pesannya mengatakan, "Kelompok munafikin yang hatinya telah buta menunjukkan bahwa mereka tidak pernah menghormati kemuliaan dan kesuciaan Ahlul Bait. Para musuh munafik yang hatinya sudah keras dengan kejahatan yang mereka lakukan ini menunjukkan bahwa mereka tidak pernah komitmen dengan nilai-nilai kemanusiaan. Permusuhan mereka dengan rakyat mukmin Iran tidak mengenal batasan dan teritorial."