Feb 21, 2023 13:17 Asia/Jakarta
  • Hollywood
    Hollywood

Dalam beberapa tahun terakhir, para pembuat film Hollywood telah membahas isu-isu dalam narasi sinematik mereka yang menunjukkan upaya jurnalis untuk merencanakan dan menindaklanjuti skandal politik dan moral. Kali ini kita akan membahas empat film; All the President's Men, Spotlight, The Post dan She Said.

Dalam film-film Hollywood, cerita-cerita ini sebagian besar diadaptasi dari peristiwa dan perkembangan politik nyata, dan dari awal film hingga akhir, situasi skandal (politik atau moral) tergambar di layar sinema.

Sutradara terkenal Hollywood juga menangani peristiwa penting dan kontroversial para politisi dalam film mereka. Karya sinematik berdasarkan narasi politik dan moral di Hollywood menunjukkan bahwa para jurnalis Amerika di surat kabar dengan oplah tinggi secara mandiri mengikuti skandal pejabat atau tokoh terkenal dari awal hingga akhir, dalam kondisi yang bahkan tidak didukung oleh manajer yang bertanggung jawab dan tokoh kaya pemilik surat kabar dan mereka siap untuk bertindak hati-hati dan mempublikasikan laporan ini hanya ketika berbagai aspek skandal terungkap.

Membaca ulang narasi empat film Hollywood tentang pengungkapan jurnalis independen mengungkapkan sebagian dari realitas kejamnya struktur sistem politik terhadap insan media di Amerika.

Skandal Partai Republik dan Presiden dalam All the President's Men

Film All the President's Men yang disutradarai oleh Alan J. Pakula diproduksi pada tahun 1976 dan merupakan kisah salah satu skandal politik terbesar dalam sejarah Amerika.

All the President's Men

Kisah film ini didasarkan pada peristiwa nyata di mana terungkap bahwa FBI memata-matai Hotel Watergate di Washington. DC, sebelum pemilihan umum presiden tahun 1972, yang merupakan markas besar Partai Demokrat. Dua jurnalis muda Washington Post bernama Bob Woodward diperankan oleh Robert Redford dan Carl Bernstein diperankan oleh Dustin Hoffman dalam film All the President's Men meskipun ada keraguan dari staf editorial dan manajer yang bertanggung jawab dari surat kabar dan ancaman berturut-turut dari pejabat politik menindaklanjuti skandal ini. Narasi film tentang pertemuan Bernstein dan Woodward dengan orang-orang yang terlibat dalam skandal ini, yang bahkan tidak siap memberikan informasi sekecil apa pun kepada kedua jurnalis ini, menjadi salah satu poin menarik dari kisah film All the President's Men.

All the President's Men

Dalam pertemuan terbatas bahkan rahasia, orang-orang yang terlibat dalam kasus ini terang-terangan mengungkapkan keprihatinannya terhadap kedua jurnalis tersebut dan bahwa mereka tidak bisa mengungkapkan kebenaran karena takut nyawanya terancam. Terakhir, salah satu pejabat Gedung Putih, yang namanya disembunyikan selama bertahun-tahun dan dikenal di film dengan julukan Deep Throat, setelah beberapa kali pertemuan dengan Woodward, kabar keterlibatan pejabat Gedung Putih dan aparat keamanan dalam pencurian informasi dari Watergate dan mengkonfirmasi nama pengungkap Watergate adalah W. Mark Felt, yang akhirnya terungkap 30 tahun setelah kisah skandal Watergate. Setelah skandal Watergate, Richard Nixon mengundurkan diri dari kursi kepresidenan, dan menjadi satu-satunya presiden dalam sejarah Amerika yang dipaksa mengundurkan diri.

Pengungkapan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam Spotlight, kisah korupsi moral di Gereja Katolik

Spotlight adalah kisah sekelompok jurnalis Boston Globe yang mengikuti salah satu kasus terpenting korupsi moral Gereja Katolik di Amerika. Film ini disutradarai oleh Thomas McCarthy dan merupakan film Hollywood tahun 2015. Robbie Robinson diperankan oleh Michael Keaton dan Michael Rezendes diperankan oleh Mark Ruffalo memimpin tim jurnalis bernama Spotlight di surat kabar Boston Globe untuk menyelidiki skandal etika beberapa pendeta di Gereja Katolik Massachusetts.

Spotlight

Hasil penelitian awal kerja kelompok ini tidak terbayangkan dan anggota kelompok menyadari bahwa persoalannya tidak terbatas pada beberapa kasus saja, tetapi ada ratusan kasus pelecehan seksual terhadap anak dan berbagai pelanggaran moral yang dilakukan oleh pendeta Gereja Katolik, yang meskipun rencana pengaduan sembilan kasus telah diajukan ke pengadilan dan dalam banyak kasus polisi menolak untuk mencatat kesaksian para pengadu.

Wartawan Boston Globe berjuang untuk menerbitkan berita mereka, sementara ribuan halaman dokumen telah diterbitkan yang mengungkap praktik amoral para pemimpin Gereja Katolik. Mencegah publikasi materi ini adalah karena kekhawatiran otoritas surat kabar tentang reaksi para pemimpin gereja, yang sama sekali tidak menerima tuduhan tersebut.

Spotlight

Keterlambatan mencetak laporan menyebabkan frustasi anggota kelompok. Kasus ini akhirnya dimuat di surat kabar Boston Globe setelah beberapa tahun dengan konfirmasi salah satu pengakuan gereja atas tindakan asusila para pendeta. Para anggota kelompok ini memenangkan Penghargaan Pulitzer atas pengungkapannya pada tahun 2003, sementara setelah beberapa tahun mereka berhasil menerbitkan laporannya.

Pentagon Papers adalah Gudang yang hilang sehingga rahasia sejarah tidak dilupakan

The Post disutradarai oleh pembuat film terkenal Hollywood Steven Spielberg dan dibuat pada tahun 2017. Meski cerita film ini terfokus pada kehidupan Katharine Graham yang diperankan oleh Meryl Streep, sebagai manajer wanita pertama dari grup penerbitan Washington Post, bagian penting dari skenario film ini adalah tentang salah satu pengungkapan paling penting dalam sejarah pers Amerika.

The Post

Benjamin Bradlee, seorang jurnalis Amerika yang diperankan oleh Tom Hanks, yang juga bekerja di dewan redaksi Washington Post, menemukan bahwa sumber yang tidak diketahui memiliki banyak dokumen tentang Perang Vietnam. Melalui tindak lanjut pribadi, Bradlee menemukan orang ini, yang merupakan anggota Departemen Pertahanan AS Pentagon dengan nama Daniel Ellsberg. Dokumen setebal ribuan halaman, adalah kisah mengerikan tentang kebohongan pejabat Gedung Putih dan beberapa presiden Amerika, termasuk John F. Kennedy, Lyndon Johnson dan Richard Nixon, presiden AS tahun 1960-an dan 1970-an, yang tidak mengatakan realitas sebenarnya kepada opini publik soal perang Vietnam dan intervensi militer AS.

Dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa pejabat Amerika telah mengakui dalam pertemuan rahasia tentang kesia-siaan perang dan kejahatan militer Amerika selama tahun-tahun Perang Vietnam. Hal yang menarik dari kisah film The Post adalah Kathryn Graham dan Ben Bradlee juga menghadapi krisis karena menerbitkan laporan tentang dokumen Ellsberg atau Pentagon Papers, dan pejabat Gedung Putih berusaha menutupinya. Dokumen-dokumen ini akhirnya diterbitkan setelah bertahun-tahun ketika Kathryn Graham, sebagai direktur pelaksana Washington Post, bertanggung jawab untuk menerima publikasi dokumen tersebut. Narasi film Post, seperti kisah-kisah sebelumnya, adalah kisah penyangkalan dan ketidaktanggungjawaban otoritas Amerika terhadap tragedi kemanusiaan Perang Vietnam dan konsekuensinya bagi Amerika.

Wanita narator tentang kebenaran pahit dari Hollywood

Film She Said adalah produk 2022 dari perusahaan Amerika Universal, yang bercerita tentang film yang mengungkap korupsi moral di kalangan pejabat Amerika dan Hollywood. Sutradara film tersebut adalah Maria Schrader, dan cerita film tersebut tentang kerusakan moral oleh Harvey Weinstein, seorang produser Hollywood terkenal dan kepala perusahaan Miramax. Kisah film ini menunjukkan bagaimana produser Hollywood yang memulai karirnya di tahun 90-an bersama saudaranya Bob, melakukan pelecehan seksual terhadap aktor wanita terkenal dan bahkan orang-orang di sekitarnya selama bertahun-tahun.

The Post

Dua jurnalis wanita, Jodi Kantor, diperankan oleh Zoe Kazan, dan jurnalis wanita lainnya, Megan Twohey, diperankan oleh Carey Mulligan dalam laporan New York Times menindaklanjuti kebrobokan moral Harvey Weinstein. Kedua jurnalis ini dalam penelitian ekstensif di beberapa kota berbeda di Eropa, bahkan Hong Kong, mendatangi para korban pelecehan seksual, yang mengungkapkan ketakutan dan kekhawatiran akan perilaku Weinstein.

She Said

Orang-orang di sekitar CEO Miramax juga termasuk orang yang hampir tidak mau mengungkap kebobrokan moral Weinstein. Akhirnya, salah satu korban mengatakan yang sebenarnya dengan menulis surat kepada dua jurnalis wanita ini, dan pada saat yang sama, Ashley Judd, aktris terkenal Hollywood, dan beberapa aktor lainnya menceritakan kisah mereka tentang perilaku asusila Weinstein.

Dua adegan yang mengejutkan dari film tersebut adalah ketika salah satu rekan Weinstein menunjukkan bahwa "kita berada di pihak sistem di mana pelecehan seksual diatur dan tidak dapat disangkal". Di awal film, panggilan telepon Donald Trump, yang saat itu mulai berkampanye, dengan Megan Twohey, salah satu dari dua reporter whistleblower, sangat spektakuler, di mana Trump menyerangnya dengan kata-kata kasar dan menuduhnya melakukan pelanggaran moral dan keluhan beberapa wanita terhadapnya, tidak dapat diterima olehnya. Tak lama setelah panggilan telepon ini, telepon Megan Twohey berdering dan dia menerima ancaman pembunuhan. Namun film tersebut juga menunjukkan bahwa isu kebobrokan moral Weinstein tidak unik baginya dan tokoh Hollywood terkenal lainnya memiliki kasus serupa.

Akhir buruk bagi pelapor

Nasib jurnalis independen dan pengungkapannya dalam film-film Hollywood tidak dapat dicermati tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Untuk mengatakan yang sebenarnya, pelapor menghadapi ketakutan dan kecemasan para saksi mereka, yang tidak mau mengatakan yang sebenarnya. Di sisi lain, untuk menerbitkan materi semacam itu, media harus melewati lingkaran setan dari pemerintah dan terkadang organisasi keamanan, sehingga mereka dapat menerbitkan sebagian dari laporannya, tentu saja, setelah konflik dan tarik menarik dengan pihak berwenang. Pembuatan film-film ini juga menunjukkan bahwa pelapor selalu menakutkan untuk menghadapi orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kekayaan di masyarakat Amerika. Pejabat pemerintah tidak begitu saja menerima tuduhan.

Wartawan juga harus melalui proses yang panjang dan melelahkan dengan otoritas publikasi atau saluran televisi untuk mempublikasikan laporan mereka, meskipun itu benar. Karena kekhawatiran tuntutan hukum dan pengadilan serta keunggulan pejabat pemerintah dan orang kaya, yang punya pengacara profesional punya sendiri, sementara ada juga yang mengurusi tuntutan hukum dan pengadilan.(sl)

Tags