ASI, Wujud Kasih Sayang Ibu
(last modified Tue, 01 Aug 2017 03:27:41 GMT )
Aug 01, 2017 10:27 Asia/Jakarta

Hari ini tanggal 1 Agustus diperingati sebagai Hari Air Susu Ibu sedunia. Berdasarkan sejumlah banyak penelitian yang dilakukan, terbukti tidak ada satupun yang bisa menggantikan air susu ibu untuk menjamin kesehatan bayi seutuhnya di masa menyusui.

Masa menyusui adalah masa yang sangat sensitif dan membutuhkan perawatan ekstra terhadap bayi. Berdasarkan sejumlah banyak penelitian yang dilakukan, di masa ini tidak ada yang bisa menggantikan peran air susu ibu untuk menjamin kesehatan dan keselamatan bayi. Namun susu bubuk dapat menjadi makanan tambahan dan pengganti ASI pada kondisi tertentu.

Para pakar meyakini bahwa minimal setelah enam bulan atau satu tahun menyusui, ketika seorang bayi sudah tidak lagi menunjukkan keinginannya mengkonsumsi susu ibu, saat itu susu bubuk bisa diberikan kepadanya. Memberikan susu bubuk kepada bayi untuk menggantikan air susu ibu sejak hari pertama bayi dilahirkan, adalah kesalahan besar.

Penurunan tingkat pemberian ASI dan penggunaan susu bubuk untuk menggantikannya kepada bayi di era pasca Perang Dunia Kedua, terutama di negara-negara berkembang, memunculkan banyak kekhawatiran di tengah masyarakat internasional. Penyebaran budaya memberikan ASI kepada bayi dan meningkatkan kesadaran publik terkait khasiat susu ibu untuk kesehatan bayi dan ibu, membutuhkan langkah besar dan mendasar.

Oleh karena itu, pada awal Agustus 1990, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO dengan kerja sama UNICEF, dalam sebuah pertemuan di kota Florence, Italia mengeluarkan pernyataan bersama yang menekankan pentingnya kontinuitas, penyebaran dan dukungan atas budaya memberikan ASI kepada bayi.

Dalam pernyataan itu ditekankan pentingnya memberikan ASI kepada bayi di enam bulan pertama kelahiran dan dampaknya bagi kesehatan fisik anak dan ibu. Sejak saat itu, setiap tahun dari tanggal 1 hingga 7 Agustus diperingati sebagai Pekan ASI dunia. Slogan Pekan ASI dunia tahun 2017 adalah "Dukungan Total atas Para Ibu untuk memberikan ASI; Cerdas dan Kuat dengan susu Ibu".

Air susu ibu adalah anugerah Ilahi yang dapat menjamin kesehatan dan pertumbuhan anak sejak lahir hingga akhir hayat. Air susu ibu yang sarat kandungan zat perlindungan dan proteksi bagi anak, sebagai makanan sempurna dan tak tergantikan selama enam bulan pertama kelahiran bayi.

ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dan gizi anak hingga ia berumur dua tahun. Pemberian ASI kepada bayi yang sangat dianjurkan baik dalam Al Quran maupun hadis, selalu ditekankan urgensinya oleh seluruh pakar kesehatan.Ilmu pengetahuan hari ini menunjukkan kepada kita bahwa perubahan komposisi air susu ibu sejak masa kelahiran hingga akhir masa menyusui, sesuai dengan kebutuhan khusus makanan dan imunogenik anak.

Di hari-hari pertama kelahiran, kolostrum dengan komposisi yang padat elemen-elemen perlindungan seperti sel darah putih, immunoglobulin A, antibodi yang disertai dengan elemen-elemen antitrypsin yang mencegah penguraiannya, disediakan oleh ASI, dan pada dasarnya ASI memberikan sebuah bentuk kekebalan di masa-masa paling sensitif dalam kehidupan anak.

Dunia dalam beberapa puluh tahun terakhir, baru memperhatikan hak-hak anak dan masalah-masalah seperti konvensi perlindungan terhadap hak anak, sementara agama Islam sejak berabad-abad lalu sudah memperhatikan hak anak dan kewajiban khusus dalam hal ini bagi ayah dan ibu serta orang-orang di sekeliling anak.

Tuhan tela memberikan makanan paling baik dan sempurna bagi anak lewat ibunya dan berdasarkan hukum alam, seorang bayi setelah dilahirkan langsung bisa disusui dengan ASI. Terkait memberi ASI kepada bayi, Allah Swt dalam Surat Al Baqarah ayat 233 berfirman,

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan."

Sehubungan dengan pentingnya ASI sebagai makanan utama bayi, Rasulullah Saw bersabda,

لَیسَ لِلصَّبِیِّ لَبَنٌ خَیْرٌ مِنْ لَبَنِ اُمِّهِ

"Tidak ada susu yang lebih baik dari susu ibu bagi anak."

Pemberian susu ibu pada anak, memiliki banyak manfaat bagi bayi dan ibu. Ketika seorang ibu memberikan susu kepada anaknya, maka ia akan merasakan kenikmatan dan kepuasan dan memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang. Dari sinilah pertukaran rasa kasih sayang antara ibu dan anak terjadi.

ASI adalah makanan sempurna dan siap yang selalu ada dan di manapun saja dapat diberikan ibu kepada anaknya. ASI adalah asupan yang sangat tepat bagi pertumbuhan bayi, komposisinya juga dapat berubah. Air susu ibu tidak ada bandingannya dilihat dari kemudahannya dicerna, tidak terkontaminasi oleh kuman dan infeksi, tidak menimbulkan alergi dan terhindar dari berbagai jenis penyakit.

Dari segi komposisi, ASI mengandung protein, lemak, garam dan berbagai vitamin. Derajat  suhunya tepat untuk tubuh manusia dan mengobati sifat pemarah anak. Ketika janin berusia sembilan bulan, ia begitu akrab dengan gerak tubuh dan keberadaan ibunya, termasuk detak jantung, setiap saat ia menangis karena lapar, ia akan tenang ketika diberi susu ibunya dan berada dalam dekapannya sehingga mendengar detak jantung sang ibu.

Oleh karena itu detak jantung ibu adalah musik paling merdu bagi anak. Menurut para psikolog, jarak 30 cm adalah jarak ideal untuk ibu dan anak dalam proses pertukaran perasaan. Hal ini menimbulkan rasa tenang bagi bayi dan ibunya. Pemberian ASI kepada anak selain membantu pertumbuhan dan kesempurnaan fisik anak, juga memperkuat pertumbuhan otak dan jiwa anak, meningkatkan kecerdasan anak dan kemampuan belajarnya.

Lebih dari itu ASI bisa mencegah munculnya berbagai jenis penyakit pencernaan, pernafasan, alergi, beberapa jenis kanker di masa kanak-kanak, sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, penyakit-penyakit kronis di masa dewasa seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Di dalam Islam, mendapatkan asupan makanan yang tepat merupakan hak anak dan memenuhi kebutuhan jasmaninya.

Rasulullah Saw bersabda, hak anak atas ayahnya adalah mendapatkan makanan yang bersih dan baik. Pada tahun 1374 Hs (1995) Iran menerapkan undang-undang yang tidak hanya mengatur masuknya dan distribusi susu buatan dan makanan suplemen serta mekanisme pengawasan atasnya, juga mendukung para ibu di masa menyusui anak dengan memberikan hak cuti melahirkan dan menyusui, memberikan waktu menyusui di saat bekerja, menjaga keamanan pekerjaan dan memberikan fasilitas penitipan anak.

Cuti bagi ibu melahirkan ditambah dari empat bulan menjadi sembilan bulan dan para ibu bisa menggunakan libur kerja minimal 1,5 jam untuk menyusui anak selama 24 bulan. Seluruh instansi pemerintahan di Iran diwajibkan untuk membuat ruangan khusus untuk para ibu menyusui di tempat kerjanya.

Tags