Menelisik Pemakzulan Trump; Konteks, Alasan dan Prospeknya
(last modified Sun, 29 Sep 2019 08:14:49 GMT )
Sep 29, 2019 15:14 Asia/Jakarta
  • Donald Trump dan Nancy Pelosi
    Donald Trump dan Nancy Pelosi

Perilaku dan kinerja Presiden Amerika Serikat Donald Trump baik dalam kampanye presiden dan setelah ia memasuki Gedung Putih selalu mendapat banyak kecaman dan bahkan terkait kompetensinya untuk menduduki posisi sebagai presiden telah dipertanyakan secara serius.

Trump selalu menghadapi oposisi yang serius dan hingga kini telah berulang kali mengajukan pertanyaan tentang pemakzulannya, tetapi tidak berhasil. Sebelumnya, Kubu Demokrat mengutip peran Rusia dalam pemilihan Trump terkait pemilu presiden AS tahun 2016 sebagai alasan pemakzulannya. Masalah ini telah sebagian mereda setelah rilis laporan Robert Muller, inspektur khusus kasus kemungkinan campur tangan Rusia dalam kampanye pemilu presiden dan menafikan terjadi kerja sama. Dengan demikian, masalah ini untuk sementara waktu berhasil diredam.

Volodymyr Zelensky dan Donald Trump

Tentu saja para penentang Trump sejak itu mengutip ketidakmampuannya dan berbagai masalah etika dan keuangan lainnya sebagai alasan pemakzulan, seperti pada Agustus 2018 setelah pengacara Trump Michael Cohen mengungkapkan pembayaran uang tutup mulut kepada dua wanita, Stormy Daniels dan Karen McDougal selama pemilihan presiden AS 2016, mengintensifkan permintaan Demokrat mereka untuk memakzulkan Trump.

Masalah ini memicu reaksi keras dari Trump dan dia menekankan dalam sebuah wawancara, "Membayar wanita untuk menutup mulut yang disebut punya hubungan dengan saya bukan merupakan pelanggaran kampanye pemilihan dan saya telah menarik uang dari rekening saya sendiri." Faktanya, Trump selalu berusaha melarikan diri ke depan dalam masalah pemakzulannya dan telah menargetkan pendukung pemakzulannya dengan propaganda dan serangan verbal.

Sekarang masalah percakapan telepon Trump kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mencari tahu tentang kegiatan Hunter Biden, putra Joe Biden, calon Demokrat untuk pemilihan umum presiden AS 2020 dan penyalahgunaannya dalam kampanye pemilu presiden dengan tujuan menyerang Joe Biden sehingga ketua DPR AS menyetujui proses resmi pemakzulan Trump.

Wall Street Journal dan media-media pemberitaan AS lainnya melaporkan pada hari Jumat, 20 September, bahwa Trump telah meminta presiden Ukraina untuk menyelidiki tuduhan terhadap Biden dan putranya. Menurut media-media berita AS, Biden telah mengancam akan memotong bantuan AS ke Ukraina semasa menjabat sebagai Wakil Presiden AS kecuali jika pejabat Kiev membatalkan penyelidikan yudisial terhadap perusahaan gas, dimana putra Biden menjabat sebagai anggota dewan direksinya.

Sekarang Trump mencoba untuk mengeksploitasi masalah ini sebagai dalih untuk menyerang Biden dan benar-benar membongkar tentang dirinya. Presiden Trump dikatakan telah mengancam akan memotong bantuan militer AS ke Ukraina jika dia tidak bekerja sama. Mengingat kebaruan masalah ini, serta bukti yang tak terbantahkan tentang hal ini, terutama percakapan telepon Trump dengan presiden Ukraina pada 25 Juli, kali ini tidak seperti dalam kasus-kasus sebelumnya, Trump tidak dapat menyangkal keseluruhan kejadian, itulah sebabnya pemakzulannya ini begitu serius.

Gedung Putih merilis transkrip panggilan telepon Trump-Zelensky pada 25 Juli, dimana ia menekan Kiev untuk menyelidiki kandidat Demokrat dalam pemilu presiden 2020, Joe Biden dan putranya, pada hari Rabu, 28 September. Masalah ini kemudian menjadi bom berita dan fokus media-media Amerika Serikat dan internasional. Teks yang diterbitkan menunjukkan bahwa Donald Trump telah berulang kali menekan Ukraina untuk melakukan penyelidikan terhadap Biden dan putranya.

Donald Trump dan Joe Biden

Pada satu bagian dari percakapan telepoin yang keseluruhan berlangsung 30 menit, Trump mengatakan kepada presiden Ukraina, "Biden (Wakil Presiden Barack Obama) memberi tahu semua orang bahwa dia telah menghentikan penuntutan. Saya pikir itu adalah bencana. Jika Anda Dapat Memeriksanya."

Setelah itu, Trump dalam percakapan telepon ini menjelaskan, "Ada banyak pembicaraan tentang putra Biden, bahwa Biden menghentikan penuntutan dan banyak orang ingin mengetahuinya sehingga apa pun yang dapat Anda lakukan dengan Jaksa Agung akan bagus." Trump dikatakan berharap untuk menantang saingan potensial dalam pemilihan presiden tahun depan dengan mencari tahu tentang pelanggaran keuangan dan bisnis putra Biden.

Ada juga bukti bahwa Trump telah menghentikan pemberian pinjaman kepada pemerintah Ukraina seminggu sebelum melakukan percakapan telepon dengan Zelensky demi menekan Kiev untuk bekerja sama. Dalam konteks ini, Trump telah memberi tahu stafnya beberapa hari sebelum panggilan telepon kepada presiden Ukraina untuk menghentikan dana sekitar 400 juta dolar dalam bentuk bantuan AS untuk negara tersebut. Demokrat sekarang sedang menyelidiki perintah Trump untuk berhenti membantu Ukraina sebelum menghubungi presidennya.

Percakapan telepon ini sekarang menjadi pusat perselisihan antara Kongres dan Gedung Putih karena pengaduan seorang perwira. Seorang perwira intelijen AS yang beberapa waktu lalu mengetahui isi percakapan ini menyampaikan pengaduan terhadap Trump kepada kepala interogator komunitas intelijen AS dan mengungkapkan kekhawatiran tentang permintaan Trump yang tidak pantas untuk Zlensky. Selama pertemuan tertutup dengan Komite Intelijen DPR AS pekan lalu, kepala interogator komunitas intelijen AS menolak untuk memberikan informasi tentang percakapan dan keluhan karyawan yang mengunkap masalah ini.

Akhirnya, di bawah tekanan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Komite Intelijen Dewan, pemerintah Trump dipaksa untuk menyerahkan kepada Kongres teks percakapan telepon dan dokumen pengaduan yang dikenal sebagai "Keluhan Pengungkapan". Nancy Pelosi mengatakan bahwa investigasi terhadap pemakzulan telah dimulai secara resmi dengan menuduh Trump menyalahgunakan kekuasaan dan mencoba memaksa negara asing untuk ikut campur dalam pemilu presiden AS. Pada dasarnya Nancy Pelosi, setelah berpuluh-puluh tahun beraktivitas dalam politik domestik Amerika, tanpa memperhatikan semua aspek tidak akan memulai pemakzulan Trump. Sejatinya, setelah sadar akan isi pembicaraan Trump dengan Zelensky, ia kini telah menemukan kesempatan untuk memulai proses formal pemakzulan Trump.

Dapat dikatakan bahwa Trump telah menghadapi kondisi terberat sejak masa jabatannya di tahun terakhir menjabat, dan ada prospek buram akan masa depan politiknya. Salah satu alasan untuk ini adalah bahwa Ketua DPR AS Nancy Pelosi sejauh ini menghindari proses pemakzulan Trump dan telah mengabaikan tuntutan sejumlah perwakilan Demokrat, tetapi dia sekarang telah melangkah maju dan mengumumkan telah memerintahkan enam komite DPR untuk melakukan investigasi terhadap kemungkinan pelanggaran presiden AS. Pelosi secara resmi mengumumkan dimulainya penyelidikan terhadap pemakzulan Trump pada Selasa, 24 September, setelah pertemuan tertutup dengan perwakilan Demokrat.

Donald Trump dan Nancy Pelosi

Pelosi menekankan, "Tindakan Trump melanggar keamanan nasional dan melanggar UUD AS. Presiden harus bertanggung jawab. Tidak ada yang di atas hukum. Tindakan Trump mewakili kenyataan tentang perilakunya yang berbahaya, pengkhianatan terhadap keamanan nasional dan pengkhianatan terhadap proses pemilihan kita." Dengan demikian, anggota DPR AS berencana untuk meluncurkan penyelidikan formal terhadap pemakzulan Trump karena meminta bantuan dari presiden Ukraina untuk menodai reputasi calon penantang Demokratnya, Joe Biden.

Masalah lain yang telah meningkatkan kemungkinan pemakzulan Trump adalah permintaan dari beberapa anggota Partai Republik. Joe Walsh dan William Weld, dua dari tiga kandidat dari Partai Republik untuk pemilihan presiden AS tahun 2020, mendukung upaya pemakzulan Trump dalam debat Selasa, 24 September. Weld yang mantan Gubernur Massachusetts mengatakan, "Langkah presiden ini adalah kombinasi dari pengkhianatan, penyuapan dan pelanggaran besar lainnya." Ia menambahkan, "Yang jelas ini adalah alasan pemecatannya." Sementara Walsh mantan anggota Kongres dari Illinois juga mengatakan, "Donald Trump tidak layak. Presiden Amerika Serikat harus segera dimakzulkan."

Pada hari Sabtu, 29 September, diumumkan bahwa jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS yang menyerukan Trump untuk memulai proses pemakzulan telah mencapai 219 anggota Demokrat dan satu anggota independen. Angka tersebut menunjukkan bahwa dukungan pemakzulan Trump dari 435 anggota legislatif AS sekarang telah melebihi setengah dari total. Langkah ini oleh Demokrat di DPR AS dapat menciptakan persaingan besar di Kongres dan di kampanye pemilihan 2020.

Trump telah bereaksi terhadap dimulainya proses pemakzulan di DPR. Dia pada hari Selasa mengutuk keputusan Ketua DPR Nancy Pelosi untuk secara resmi meluncurkan penyelidikan atas pemakzulannya dan mengklaim itu akan positif baginya secara politik. Trump dalam tweetnya menyebut investigasi bagi pemakzulannya sebagai hal konyol. Dia menolak pernyataan pesaingnya dan menggambarkannya sebagai "lelucon" dan "bahan tertawaan". Trump mengklaim, "Kinerja negara berada pada tingkat terbaik dan dan saya telah mendengar bahwa dia (Pelosi) ingin memakzulkan saya. Ini adalah kelanjutan dari ilusi sebelumnya. Jika Pelosi melakukannya, mereka semua akan mengatakan itu adalah hal yang positif bagi saya dalam pemilihan."

Sebelum mengungkapkan teks percakapan teleponnya dengan Zelensky, Trump telah mempertanyakan bagaimana Pelosi dapat melakukan proses pemakzulannya sebelum presiden AS menerbitkan salinan percakapan teleponnya dengan presiden Ukraina. Dia mengklaim itu adalah percakapan yang hebat. Terlepas dari klaim Trump, ia tampaknya mengambil sikap yang kredibel kali ini dalam apa yang ia sebut langkah yang tidak menentu, mengklaim bahwa pembicaraan teleponnya dengan presiden Ukraina adalah pembicaraan yang baik.

Namun, Trump selalu terbiasa untuk membesar-besarkan dan menyoroti tindakan dan komentarnya sebagai penting, sementara dengan terungkapnya transkrip percakapan Trump dengan Zelensky, menjelaskan bahwa ia benar-benar ingin menyelidiki pengaruh Joe Biden atas kegiatan putranya di Ukraina. Tujuan Trump adalah untuk secara terbuka mempertanyakan Biden dan menghancurkan citra politiknya dengan tujuan memenangkan pemilu presiden 2020.

Donald Trump

Pemakzulan berarti mengajukan dakwaan di Kongres AS yang bisa menjadi awal persidangan presiden. Menurut UUD, presiden, wakil presiden dan pejabat negara AS dapat diberhentikan dari jabatannya setelah didakwa melakukan pengkhianatan, penyuapan, dan pelanggaran lainnya yang terkait dengan posisi kunci pemerintah dan hukuman untuk pelanggaran ini. Proses pemakzulan harus dimulai di Dewan Perwakilan Rakyat dan mengharuskannya untuk disahkan oleh mayoritas absolut (setengah ditambah satu). Jika suara dimenangkan, persidangan akan diadakan di Senat. Pada tahap ini, dua pertiga dari 67 suara Senat dibutuhkan untuk menggulingkan presiden.

Pemakzulan terakhir terkait dengan Presiden Demokrat Bill Clinton, yang akhirnya gagal memenangkan suara di Senat. Dengan memperhatikan mayoritas Republik di Senat, ini berarti bahwa sejumlah senator Republik juga harus mendukung rencana tersebut. Demokrat saat ini memegang 45 kursi, Partai Republik 53 kursi, dan dua kursi Senat dari independen. Demokrat di Senat akan membutuhkan setidaknya 22 Senator Republik selain suara mereka untuk memilih berhasil memakzulkan Trump dan menggulingkannya selain suara mereka.

Itu berarti sejumlah besar senator Republik harus mendukung rencana itu. Namun, para pemimpin Republik di Kongres enggan memakzulkan Trump untuk kepentingan politik mereka sendiri. Karena ini akan menjadi pukulan besar bagi Partai Republik menjelang pemilihan presiden AS tahun 2020, sementara sangat merusak citra Partai Republik di masyarakat Amerika.