AS dan Pengembangan Senjata Biologis (2 Habis)
(last modified Sun, 29 Mar 2020 09:44:45 GMT )
Mar 29, 2020 16:44 Asia/Jakarta
  • senjata biologis AS
    senjata biologis AS

Rekam jejak Amerika Serikat yang sangat buruk di bidang pengembangan dan penggunaan senjata biologis, membuat negara ini menjadi tertuduh pertama pemicu penyebaran Virus Corona yang pertama kali merebak di Wuhan, Cina pada Desember 2019, dan menyebar ke negara dunia lain beberapa bulan kemudian.

Tuduhan ini diperkuat oleh pengakuan sebagian pejabat Amerika bahwa wabah Covid-19 yang melanda Cina memberikan dampak positif pada perekonomian Amerika. Menteri Perdagangan Amerika, Wilbur Ross pada 31 Januari 2020 mengatakan, penyebaran virus Corona yang mematikan di Cina, dapat menjadi hal baik bagi perekonomian Amerika.
 
Dalam sebuah wawancara televisi Ross menutukan, saya pikir hal ini akan membantu memulihkan dengan cepat dunia kerja di Amerika Utara. Kubu oposisi pemerintah Amerika memprotes statemen Ross terutama karena penyebaran cepat Covid-19 akan menciptakan ketakutan dan kekhawatiran atas dampaknya pada perekonomian Cina dan dunia.
 
Juru bicara Departemen Perdagangan Amerika mengkonfirmasi statemen Wilbur Ross itu dan mengatakan, penting untuk memikirkan dampak berbisnis dengan sebuah negara yang memiliki pengalaman banyak dalam menyembunyikan bahaya nyata untuk masyarakatnya sendiri, dan dunia.
 
Pernyataan Menteri Perdagangan Amerika menuai protes keras dari berbagai kalangan di antaranya anggota Kongres, Dan Baer memprotes manfaat ekonomi dari penyebaran Virus Corona. Sejumlah ekonom juga mengkritik pernyataan Wilbur Ross tersebut, seperti Simon Baptist, Direktur The Economist Intelligence Unit, EIU menyebut statemen Ross mengejutkan dan aneh, dan berdampak buruk pada ekonomi Amerika.
 
Baptist mengatakan, pada kenyataannya, Amerika akan menjadi pecundang asli, karena di tengah berbagai permasalahan, Cina sampai hari ini tetap menjadi pasar besar bagi Amerika, maka dari itu jika pertumbuhan ekonomi Cina menurun drastis, maka hal ini dapat mempengaruhi Amerika.
 
Realitasnya, Virus Corona telah menyebabkan korporasi internasional termasuk raksasa teknologi, produsen otomotif dan retailer, akan menghentikan sementara aktivitasnya di Cina. Sikap oportunis Washington yang memicu protes karena ingin memanfaatkan kesulitan Cina dalam menghadapi krisis Corona untuk menciptakan peluang pemindahan investasi sehingga membuka lapangan kerja baru di Amerika, bertolak belakang dengan upaya untuk membantu negara-negara yang terpapar Covid-19. 
 
Sejumlah bukti lain memperkuat keterlibatan Amerika dalam menciptakan Virus Corona. Pada tahun 2011 Hollywood merilis sebuah film berjudul Contagion yang bercerita tentang pandemi virus di dekade tahun 2000, seperti penyebaran SARS di tahun 2002, dan flu babi pada tahun 2009. Dalam film ini, sejenis virus menyebar di Cina dan menewaskan jutaan warga negara itu.
 
Pertanyaannya, apakah film ini dibuat hanya berdasarkan ilusi, atau Amerika sejak saat itu sudah berpikir tentang senjata yang bisa digunakan untuk menyerang negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa. Banyak orang percaya ide semacam itu memang ada di benak pemerintah Amerika, oleh karena itu film Contagion dibuat, dan muncul dugaan Covid-19 juga sengaja diciptakan negara ini.
 
Terlebih lagi karena saat ini Amerika dipimpin oleh seorang presiden seperti Donald Trump yang terkenal bisa melakukan apapun meski melanggar hukum dan anti-kemanusiaan demi mencapai ambisinya termasuk melemahkan total Cina sebagai saingan terbesar Amerika. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa Virus Corona secara khusus dibuat di laboratorium adalah waktu kemunculannya.
 
Penyebaran Corona terjadi tepat di tahun baru Cina, sebuah momen berlibur dan berwisata bagi jutaan orang Cina di dalam dan luar negeri, dengan demikian penyebaran virus ini berlangsung sangat cepat. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengumumkan, penyebaran Covid-19 di dunia sudah masuk kategori pandemik.
 
Sejak penyebaran Virus Corona di Wuhan, dan sejumlah kota lain di Cina, kemudian di negara-negara lain, beberapa media dunia memusatkan perhatiannya pada kemungkinan keterlibatan Amerika dalam penyebaran Virus Corona di Cina, dengan alasan untuk menghentikan pertumbuhan cepat perekonomian negara itu, di samping metode lain seperti perang dagang yang diterapkan Washington dalam beberapa tahun terakhir.
 
Sekarang dengan menggunakan serangan biologis ke Cina, Amerika berusaha menciptakan hambatan serius bagi pertumbuhan ekonomi negara ini. Dugaan ini menguat pasca Menteri Perdagangan Amerika menyampaikan statemen mengejutkannya. 
 
Pemerintah Cina sendiri secara resmi menuduh Amerika menggunakan senjata biologis terhadap negaranya. Pada 12 Maret 2020, Beijing meminta Washington transparan soal infeksi Covid-19 yang menginfeksi personel militer Amerika dan kemungkinan penularannya oleh militer Amerika ke Cina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian di akun Twitternya menulis, titik awal penyebaran virus Corona di Amerika kapan terjadinya? Berapa orang yang tertular ? apa nama rumah sakit yang menanganinya ?
 
senjata biologis

Ia menambahkan, mungkin pasukan Amerika yang membawa pandemi ini ke Wuhan. Transparanlah, buka data kalian, Amerika berhutang penjelasan kepada kami. Terkait kemungkinan Virus Corona dibawa oleh militer Amerika ke Wuhan, yang kemudian dianggap sebagai titik awal penyebaran Covid-19, Lijian tidak berkomentar, tapi beberapa hari berikutnya sejumlah pejabat Cina meragukan jika Wuhan benar-benar merupakan episentrum penyebaran Covid-19.

 
Pada saat yang sama, beberapa pejabat Amerika secara tidak langsung membenarkan hal ini. Dalam sidang DPR Amerika yang membahas metode Washington dalam menghadapi penyebaran Virus Corona, Direktur Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika, CDC, Robert Redfield ditanya apakah kematian akibat influenza juga bisa diakibatkan oleh Covid-19.
 
Salah seorang anggota DPR Amerika, Harley Rouda bertanya, sepertinya ada sejumlah warga Amerika meninggal dunia karena influenza, tapi apakah mungkin penyebab kematian mereka adalah Virus Corona ? Robert Redfield menjawab, pada kenyataannya, CDC menemukan beberapa kasus Covid-19 di antara orang yang tertular influenza itu.
 
Jawaban Redfield ini kemudian membangkitkan keraguan terkait keterlibatan Amerika dalam menciptakan Virus Corona baru ini. Jawaban Direktur CDC sebenarnya adalah sebuah pengakuan bahwa ada sejumlah kasus kematian akibat influenza sebelum wabah Corona di antara warga Amerika yang ternyata akibat Covid-19, hal ini memperkuat dugaan bahwa episentrum virus ini sebenarnya adalah Amerika.
 
Secara praktis Amerika membantah tuduhan tersebut, dan berusaha menyudutkan Cina serta menuduh negara itu bertanggung jawab atas penyebaran Covid-19. Penasihat keamanan nasional Amerika, Robert O’Brien pada 11 Maret 2020 mengklaim Cina tidak melakukan langkah terbaik dalam penanganan Virus Corona di Wuhan, tapi malah menutupinya.
 
Padahal salah seorang pakar kesehatan WHO, Bruce Aylward setelah mengunjungi Cina di tengah meawabahnya Corona, memuji penanganan epidemi ini oleh pemerintah Beijing, dan meminta negara dunia lain untuk mencontoh metode Cina dalam mengontrol penyebaran virus ini.
 
Di sisi lain, Beijing menyebut pernyataan pejabat Amerika termasuk Penasihat Keamanan Nasional negara ini yang menuduh Cina bertanggung jawab atas penyebaran Covid-19, tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab. Sebelumnya Kemenlu Cina memprotes Menlu Amerika, Mike Pompeo karena menyebut Covid-19 sebagai Virus Wuhan, menurutnya statemen Pompeo bertentangan dengan sikap WHO.
 
Deplu Amerika kemudian memanggil duta besar Cina di Washington untuk meminta penjelasan tentang pernyataan pejabat Cina bahwa Covid-19 dibawa oleh tentara Amerika ke Wuhan. Menlu Amerika pada 16 Maret 2020 dalam pembicaraan telepon dengan sejawatnya dari Cina memprotes tuduhan Beijing terhadap Washington, dan memintanya untuk menghindari publikasi rumor asing terkait Corona.
 
Tapi Pompeo tidak memberikan jawaban atas pertanyaan pejabat Cina seputar Corona. Jubir Deplu Amerika, Morgan Ortagus menuturkan, Pompeo telah menyampaikan protes keras Amerika atas upaya Cina untuk mengubah arah tuduhan terkait Covid-19, kepada Amerika.
 
Presiden Donald Trump pada 16 Maret 2020 di akun Twitternya menulis, Amerika akan membantu industri-industri seperti industri penerbangan dan industri lain yang terdampak Covid-19, bahkan akan lebih serius. Sepertinya Trump sengaja menggunakan kata Virus Cina untuk menyebut Covid-19 agar Cina dianggap sebagai negara yang menyebabkan perekonomian Amerika melemah. Tapi Kemenlu Cina langsung bereaksi dan memprotes statemen tersebut.
 
Amerika di masa Trump menerapkan kebijakan keras terhadap Cina di berbagai bidang terutama ekonomi, tapi sekarang, bukan hanya oleh Cina, bahkan oleh para pakar dunia, Amerika dituduh berada di balik penyebaran Covid-19. Jika benar Amerika mampu menyebarkan Covid-19 di Wuhan, maka hal ini bisa dianggap sebagai awal perang biologis terhadap Cina yang dapat membawa dampak sangat mengerikan bagi dunia. Seorang ilmuwan Rusia percaya jika hal ini terjadi maka ia dapat membawa dampak yang sangat tidak bisa diprediksi. 
 
Pakar biologi Rusia dan mantan anggota Komisi Senjata Biologis PBB, Igor Nikulin mengatakan, kemungkinan besar Virus Corona adalah produk laboratorium. Karakteristik Virus Corona semakin memperkuat hipotesa ini, dan kemungkinan besar militer Amerika membawa virus itu ke kota Wuhan, Cina yang dianggap sebagai episentrum pertama Covid-19. Namun demikian, Nikulin menegaskan bahwa penentuan lokasi di mana virus ini dibuat, adalah perkara sulit, tapi bahwa virus ini adalah buatan manusia, itu jelas.
 
Ia menambahkan, Virus Corona baru adalah kombinasi dari Virus Corona ular, kelelawar, kombinasi HIV dan glikoprotein, sementara kombinasi semacam ini tidak mungkin produk alamiah. Yuri Vavilov, anggota Dewan Hubungan Luar Negeri Rusia mengatakan, jenis baru Virus Corona secara sengaja dibuat orang Amerika di Wuhan, Cina. Bahkan pejabat Israel meragukan substansi virus ini. Salah satu anggota Knesset menuturkan, Virus Corona bukanlah penyakit yang menular dari binatang ke manusia, tapi sebuah senjata biologis yang dibuat di laboratorium.
 
Tuduhan bahwa Amerika berada di balik penyebaran Virus Corona bukan tanpa alasan, pasalnya negara ini sampai sekarang masih aktif secara serius menggeluti senjata biologis. Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev menjelaskan, Pentagon saat ini terus membangun laboratorium-laboratorium biologis di seluruh penjuru dunia. Kementerian Pertahanan Rusia, 6 Maret 2020 mengumumkan, Pentagon membangun laboratorium senjata biologis di Georgia, dan di sekitar perbatasan Rusia, hal ini adalah ancaman bagi Moskow dan Beijing.
 
Hasil penelaahan yang dilakukan sebuah tim senjata biologis di Kemenhan Rusia menunjukkan bahwa laboratorium-laboratorium milik Amerika digunakan untuk menciptakan virus pembunuh manusia, dan menyebarkan penyakit. Hal ini membuktikan bahwa Washington bukan hanya tidak pernah menghentikan aktivitasnya memproduksi senjata biologis, bahkan terlibat dalam penyebaran virus serta penyakit baru termasuk Covid-19 di dunia.
 
Maka dari itu, tidak diragukan bahwa Amerika bertanggung jawab melakukan transparansi seputar waktu kemunculan Virus Corona baru dan titik episentrumnya berdasarkan prinsip ilmu pengetahuan. Hal ini sangat diperlukan untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19 dan keselamatan jiwa penduduk dunia. (HS)

Tags