Lagi, Netanyahu Jegal Kesepakatan Gencatan Senjata
Menteri perang rezim Zionis mengatakan bahwa penentangan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terhadap ketentuan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) membuat sulit mencapai kesepakatan gencata senjata di Gaza.
Tehran,Parstoday- Menteri Perang Israel Yoav Gallant hari Rabu (17/7/2024) mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menentang syarat-syarat perdamaian yang disampaikan Hamas untuk mempertahankan dua anggota koalisi kabinetnya yaitu: Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Dalam Negeri, dan Bezelel Smotrich, Menteri Keuangan rezim Zionis.
"Jika perjanjian gencatan senjata tidak tercapai dalam dua pekan ke depan, nasib para sandera Israel akan terancam," kata Gallant
Sejumlah pejabat rezim Zionis lainnya, termasuk David Barnea, Direktur Dinas Intelijen Israel, Mossad, Ronen Bar, Kepala Shabak, dan Herzi Halevi, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel juga mengungkapkan kondisi sulit untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata karena persyaratan baru yang ditetapkan oleh Netanyahu.
Menurut para pejabat Zionis, menarik diri dari poros Philadelphia dan mencegah kembalinya penduduk Gaza utara adalah alasan penolakan Netanyahu terhadap perjanjian perdamaian tersebut.
Sejak 7 Oktober 2023, rezim genosida Israel, dengan dukungan penuh Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya, melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas,
Sikap pasif komunitas internasional dan lembaga hak asasi manusia mengenai kejahatan rezim pendudukan Israel telah menyebabkan berlanjutnya pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina oleh mesin perang rezim Zionis.
Berdasarkan data statistik Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, akibat serangan rezim Zionis sejak Oktober, 38.794 warga Palestina gugur, dan 89.000 orang meninggal.364 orang terluka.(PH)