Ketika Militer Zionis Mendapat Balasan yang Mengejutkan di Tepi Barat
Saat militer Zionis fokus berperang di Jalur Gaza, kelompok-kelompok perlawanan di Tepi Barat berhasil membangun kembali kemampuan pertahanan mereka dan melancarkan serangan mendadak terhadap tentara rezim ini.
Sumber-sumber media melaporkan pada hari Minggu ((2/9) bahwa 3 tentara Zionis tewas dalam operasi penembakan terhadap sebuah bus di kota Al-Khalil atau Hebron di Tepi Barat.
Menurut laporan ini, penembakan dilakukan dari dalam mobil yang lewat yang kemudian ditinggalkan di daerah tersebut.
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengumumkan dalam sebuah pernyataan, Operasi heroik baru-baru ini di Tepi Barat, yang terbaru adalah operasi penembakan di Al-Khalil yang mengakibatkan tewasnya tiga tentara Israel merupakan respons alami terhadap kejahatan brutal dan genosida tentara rezim Zionis di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Quds yang diduduki.
Hamas meminta warga Palestina di seluruh kota, desa dan kamp untuk melepaskan tembakan terhadap tentara pendudukan dan pemukim Zionis dan menghadapi mereka dengan cara apapun.
Dalam operasi gabungan pada hari Jumat (30/8) di wilayah pendudukan Gush Etzion, 3 tentara Zionis, termasuk seorang perwira tinggi rezim Zionis, terluka.
Brigade Qassam dari sayap militer gerakan Hamas ini mengaku bertanggung jawab atas dua operasi syahid baru-baru ini di pemukiman Gush Etzion dan Karmei Tzur dekat Al-Khalil di selatan Tepi Barat.
Brigade Qassam mengumumkan bahwa dalam operasi pertama, Syahid Mohammad Maraqah meledakkan sebuah bom mobil di pompa bensin kota Gush Etzion untuk menarik pasukan pendudukan ke sana, dan setelah pasukan tiba, dia menembak mereka , dan Gal Rich, komandan Brigade Etzion militer Zionis, juga hadir di antara mereka.
Pada operasi kedua, Syahid Zahdi Abu Afifah, setelah menabrak penjaga pemukiman Karmei Tzur, menyerbu ke dalamnya dan menembak sekelompok Zionis, kemudian meledakkan mobil di dalam pemukiman tersebut.
Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam di Tepi Barat, juga mengeluarkan pernyataan tentang serangkaian operasi anti-pendudukan sejak awal serangan besar-besaran tentara Israel ke kota-kota dan kamp-kamp di Tepi Barat.
Berdasarkan pernyataan tersebut, Brigade Tulkarm selama pertempuran sengit dari kamp-kamp melawan musuh Zionis, melakukan 6 operasi dengan bahan peledak, yang mengakibatkan satu orang tewas dan satu luka-luka di antara pasukan musuh, dan menyergap sekelompok infanteri tentara Zionis serta menembak tewas seorang tentara Zionis.
Pasukan Brigade Al-Quds di Brigade Jenin juga melakukan lebih dari 15 operasi dengan bahan peledak, yang menyebabkan banyak korban jiwa baik kendaraan militer dan pasukan pendudukan dan mengakibatkan sejumlah dari mereka terluka dan tewas.
Selain itu, tentara musuh terjebak dalam 3 operasi penyergapan yang telah disiapkan oleh pasukan perlawanan Palestina.
Menurut tentara Israel, sejak dimulainya operasi yang disebut “kamp musim panas” pada Rabu lalu, berbagai sayap militer kelompok Palestina telah meledakkan beberapa bom di kendaraan rezim Zionis dan menimbulkan korban militer.
Dibukanya “Front Timur” bukan berarti perlawanan rakyat dengan batu atau tongkat, tapi saat ini inti perlawanan menemukan kemampuan untuk menghadapi pasukan bersenjata Zionis dengan berbagai senjata canggih seperti senjata otomatis, penembak jitu, roket panggul, dan granat tangan.
76 tahun setelah insiden Nakba dan 56 tahun setelah pendudukan Tepi Barat, kelompok-kelompok Palestina telah mencapai tingkat pengalaman dalam memasok senjata tanpa mengungkapkan sumbernya.
Meskipun Tepi Barat terbagi menjadi tiga wilayah, "A", "B" dan "C", pasukan keamanan rezim tidak dapat mempertahankan seluruh permukiman dan mengidentifikasi elemen perlawanan dengan mudah.
Operasi Tel Aviv, Gush Etzion, Karmei Tzur dan Al-Khalil menyampaikan pesan ini kepada Tel Aviv bahwa perlawanan belum berhenti dan bentuk konfrontasi dengan penjajah telah berubah menurut “waktu”, “tempat” dan “kemungkinan”.
Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa masa depan yang sulit menanti militer Zionis dan pemukim bersenjata yang tinggal di Tepi Barat, dan meskipun Netanyahu ingin mengalihkan pikiran dalam dan luar negeri dari tantangan yang disebabkan oleh perang Gaza dengan memulai front baru di Tepi Barat, dan pada saat yang sama menciptakan batas aman bagi dirinya sendiri, tapi rezim ini dan tentara telah menghadapi tantangan baru, dan dengan cara ini, rezim ini juga memberikan landasan untuk mengintensifkan dan melanjutkan protes internal terhadap dirinya sendiri.(sl)