Ketika Iran Memeringatkan Troika Eropa Soal Penyalahgunaan Mekanisme Snapback
-
Amir Saeed Iravani, Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Islam Iran untuk PBB
Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Islam Iran untuk PBB memeringatkan Troika Eropa bahwa penyalahgunaan mekanisme Snapback atau Pemicu akan mendapat tanggapan tegas dan proporsional dari Iran.
Pertemuan berkala dan biasa Dewan Keamanan PBB tentang Resolusi Dewan 2231 mengenai Iran dan peninjauan laporan ke-18 Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengenai implementasi resolusi ini dan perjanjian nuklir Iran yang dikenal dengan JCPOA digelar pada Selasa (17/12).
Tiga negara Eropa, Inggris, Prancis dan Jerman, dalam pernyataan bersama sebelum pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai program nuklir Iran, sekali lagi mengulangi tuduhan palsu mereka terhadap Iran.
Mereka mengklaim, Cadangan uranium Iran yang diperkaya dengan kemurnian tinggi, tanpa pembenaran non-militer yang dapat dipercaya, sekali lagi mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Hal ini akan memberi Iran kemampuan untuk dengan cepat menghasilkan bahan fisil yang cukup untuk berbagai senjata nuklir,” jelas pernyataan itu.
Menanggapi klaim troika Eropa, Amir Saeed Iravani, Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Islam Iran untuk PBB menyatakan bahwa Tehran menekankan komitmennya terhadap diplomasi dan dialog, serta memperingatkan ketiga negara tersebut bahwa penyalahgunaan mekanisme Snapback atau Pemicu akan menghadapi tanggapan Iran yang tegas dan proporsional.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan mengenai Resolusi 2231 dan implementasi JCPOA, Iravani mengatakan, Iran dengan tegas menolak segala ancaman terkait penggunaan mekanisme Snapback Troika Eropa.
Iravani menjelaskan, Apa yang disebut sebagai mekanisme Snapback bukanlah alat yang dapat Anda salah gunakan untuk mengancam Iran. Iran dengan jelas menyatakan bahwa tindakan provokatif seperti itu akan ditanggapi dengan tanggapan yang tegas dan proporsional. Mengaktifkan apa yang disebut mekanisme Snapback untuk “menerapkan kembali ketentuan resolusi yang dibatalkan” akan menciptakan krisis besar yang tidak akan menguntungkan pihak mana pun.

Menurut perjanjian JCPOA antara Iran dan 5+1 dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, sanksi terhadap Iran harus dicabut.
Sesuai ketentuan Resolusi 2231, sanksi dan pembatasan berakhir pada 18 Oktober 2023, 8 tahun setelah JCPOA.
Amerika dan Troika Eropa belum memenuhi kewajibannya, di mana itu bertentangan dengan ketentuan resolusi ini.
Para pejabat Amerika juga membuat klaim anti-Iran dalam konteks penarikan sepihak Presiden AS Donald Trump dari JCPOA pada tahun 2018.
Dengan diterapkannya mekanisme Snapback itu, sanksi PBB terhadap program nuklir Iran akan aktif secara otomatis.
Klaim Troika Eropa dan Amerika yang anti-Iran dan tidak berdasar dimunculkan dalam situasi di mana Republik Islam Iran selalu berpegang teguh pada komitmennya untuk bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Tren gerakan anti-Iran di Troika Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa negara-negara tersebut tidak mencari interaksi konstruktif dalam negosiasi nuklir dengan Iran dengan melemahkan diplomasi, upaya politik, dan berpegangan pada kebohongan.
Republik Islam Iran, bertentangan dengan pendekatan Barat yang menimbulkan ketegangan, selalu menunjukkan kepatuhannya terhadap perjanjian dan komitmen internasional dan terus bekerja sama dengan PBB dan komunitas internasional melalui diplomasi konstruktif.
Intimidasi dan ancaman telah menjadi alat yang biasa digunakan negara-negara Barat untuk mencapai tujuan mereka, tapi Republik Islam Iran akan memiliki kemampuan dan fasilitas yang memadai untuk menghadapi gangguan.(sl)