Hamas Menyerukan Gerakan Global Menentang Pemindahan Paksa
-
Hamas
Pars Today - Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menyerukan negara-negara Arab, Islam, dan negara-negara bebas di seluruh dunia untuk bangkit menolak dan mengutuk proyek pengusiran paksa rakyat Palestina dari tanah mereka.
Hamas mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan atas rencana Amerika-Zionis untuk mengusir rakyat Palestina dari tanah mereka.
Dalam pernyataannya disebutkan, Kami menyerukan kepada seluruh rakyat Palestina, bangsa Arab-Islam, dan seluruh masyarakat bebas di dunia untuk mengadakan unjuk rasa dan kegiatan solidaritas yang luas di seluruh kota dan negara di dunia guna menolak dan mengutuk rencana pengusiran warga Palestina dari tanah mereka, dan juga untuk mendukung hak-hak yang tidak terbantahkan dan sah dari rakyat Palestina untuk mempertahankan tanah mereka, khususnya hak atas kebebasan, kemerdekaan, penentuan nasib sendiri, dan pembebasan dari penjajah.
Hamas mendeklarasikan hari Jumat, Sabtu, dan Minggu sebagai hari Kebangkitan Global, agar negara-negara di dunia dapat bersatu dan menyuarakan penolakannya terhadap konspirasi pengusiran dan pemindahan paksa rakyat Palestina yang tengah dilakukan oleh rezim pendudukan dan para pendukungnya.
Seruan Hamas muncul setelah Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menyerukan evakuasi paksa rakyat Gaza dari tanah mereka dengan dalih menyelesaikan masalah di Gaza.

Trump telah mengumumkan bahwa Jalur Gaza harus dievakuasi dan warga Palestina yang tinggal di sana harus dimukimkan kembali di negara-negara Arab tetangga Palestina yang diduduki, termasuk Mesir dan Yordania, atau dipindahkan ke negara ketiga.
Meskipun ada banyak pertentangan regional dan global terhadap rencana ini, Presiden AS tetap bersikeras pada pelaksanaannya, dan dalam beberapa hari terakhir telah menekankan pelaksanaannya, bahkan melangkah lebih jauh dengan menyatakan dalam sebuah pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"AS harus menduduki, mengendalikan, mengembangkan, dan melestarikan Gaza yang dilanda perang dan memiliki "kepemilikan jangka panjang" di sana."
Sebuah isu yang telah menarik semakin banyak reaksi global daripada sebelumnya.
Klaim Trump muncul pada saat isu pengusiran warga Palestina menghadapi reaksi dan pertentangan luas di tingkat regional dan internasional.
Faktanya, penerapan kebijakan pemindahan paksa, sebuah proyek yang ditujukan untuk pembersihan etnis dan membantu rezim Zionis menduduki lebih banyak tanah Palestina, juga merupakan langkah lain dalam penerapan proyek Kesepakatan Abad yang diusulkan Trump selama masa jabatan pertamanya dan kini masih diupayakan untuk dilaksanakan.
Meskipun Trump bersikeras, rakyat Palestina, pejabat Hamas, dan negara-negara regional telah menekankan penolakan mereka terhadap kebijakan semacam itu.
Pejabat Hamas menggambarkan pernyataan Presiden AS sebagai rasis dan seruan untuk pembersihan etnis yang ditujukan untuk menghilangkan masalah Palestina dan mengabaikan hak-hak Palestina yang telah ditetapkan, dan telah menekankan bahwa rencana untuk mengusir orang-orang Palestina dari Gaza tidak akan berhasil dan akan dihadapi dengan sikap Palestina, Arab, dan Islam yang bersatu yang menolak semua rencana pemindahan paksa.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menganggap pemindahan paksa penduduk sama saja dengan pembersihan etnis.
Di Eropa, unjuk rasa juga telah diadakan di banyak negara untuk menentang kebijakan pemindahan paksa warga Palestina.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyatakan dalam hal ini, Pengusiran paksa warga sipil Palestina dari Gaza bukan hanya tidak dapat diterima, tapi juga melanggar hukum internasional.
Kini, Hamas secara resmi menyerukan peningkatan protes dan pengorganisasian mereka dalam sebuah pernyataan yang bertujuan menciptakan gerakan global menentang pemindahan paksa.
Sebenarnyak dengan seruan seperti itu, Hamas tengah berupaya membela hak-hak rakyat Palestina di kancah internasional.
Dalam konteks inilah, gerakan global menentang kebijakan semacam itu akan dibentuk secara terpusat.
Sebagaimana yang telah terjadi sebelumnya, gerakan boikot barang-barang Israel telah terbentuk dan telah dilaksanakan di berbagai negara di dunia sejak lama.
Gerakan ini sejauh ini telah menyebabkan kerugian ekonomi ratusan juta dolar bagi rezim Zionis.
Dalam situasi ini, Hamas berupaya meluncurkan gerakan semacam itu secara politis dan membela hak-hak Palestina di arena internasional dengan dukungan banyak negara di seluruh dunia.(sl)