Mengapa Genosida Belum Juga Berakhir Padahal Ada Dukungan Global untuk Gaza?
(last modified Sat, 24 May 2025 04:51:49 GMT )
May 24, 2025 11:51 Asia/Jakarta
  • Genosida di Gaza
    Genosida di Gaza

Pars Today - Delapan puluh negara mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Jalur Gaza menghadapi krisis kemanusiaan terburuk sejak 7 Oktober 2023, dan warga sipil berisiko mengalami kelaparan. Kejahatan dan genosida rezim Zionis di Gaza terus berlanjut."

Kelanjutan kejahatan ini terjadi ketika semua warga Gaza saat ini menghadapi krisis ketahanan pangan, dengan 92 persen anak-anak menderita kelaparan dan kekurangan makanan. Dapur yang menjadi andalan warga Gaza untuk menyiapkan makanan mereka telah ditutup, dan makanan tidak ditemukan di gudang-gudang organisasi bantuan, pusat distribusi, dan pasar.

Sementara itu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengumumkan dalam sebuah unggahan di jejaring sosial X, Sekitar 81 persen wilayah di Jalur Gaza berada di bawah kendali pasukan Israel atau telah diperintahkan untuk dievakuasi.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menekankan bahwa 160.000 warga Palestina telah mengungsi lagi dalam seminggu terakhir dan telah menjadi sasaran pemboman berat tanpa tempat berlindung atau fasilitas apa pun.

PBB juga telah memperingatkan tentang bencana kemanusiaan di Gaza.

80 negara juga mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Jalur Gaza berada dalam krisis kemanusiaan terburuk dan warga sipil menghadapi risiko kelaparan dan kematian.

Sekarang pertanyaannya adalah mengapa, meskipun ada dukungan global untuk Gaza, yang terlihat dari sikap negara-negara, genosida di Jalur Gaza tidak juga berakhir?

Beberapa alasan dapat diberikan untuk menanggapi pertanyaan ini.

Namun yang paling penting adalah kejahatan rezim Zionis dilakukan tanpa hukuman.

Dengan kata lain, impunitas otoritas Zionis adalah salah satu alasan terpenting untuk berlanjutnya genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap rakyat Gaza.

Opini publik dunia, berbagai lembaga hak asasi manusia internasional, pejabat dari puluhan negara, dan organisasi internasional semuanya mengakui genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap rakyat Gaza, tetapi sejauh ini belum ada tindakan yang diambil di tingkat global untuk menghukum otoritas Zionis.

Kekebalan hukum ini juga merupakan faktor utama dalam berlanjutnya genosida terhadap Gaza.

Dalam hal ini, Ismaeil Baghaei, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mencatat, Sudah waktunya bagi dunia untuk sadar dan menentang penindasan paling ekstrem dalam sejarah kontemporer, untuk mengakhiri impunitas para pelaku kejahatan keji terhadap anak-anak Palestina, dan untuk meminta pertanggungjawaban rezim genosida dan para pendukungnya atas kejahatan keji yang dilakukan di Gaza dan Tepi Barat.

Alasan penting lainnya bagi berlanjutnya genosida di Gaza adalah kurangnya kemauan politik yang kuat di tingkat global untuk mengakhiri kejahatan ini.

Banyak negara dan organisasi internasional, meskipun menyatakan keprihatinan dan kecaman, tidak mengambil tindakan efektif untuk menghentikan kekerasan.

Kurangnya kemauan politik ini dapat disebabkan oleh kepentingan ekonomi, politik, dan militer berbagai negara.

Meskipun puluhan negara telah menyatakan keprihatinan tentang genosida di Gaza, mereka belum mengambil tindakan serius untuk memberi sanksi kepada rezim Zionis dan menekannya.

Alasan penting ketiga adalah peran Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa serta penggunaan hak veto mereka secara instrumental.

Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, terutama Inggris dan Prancis, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan, sejauh ini telah menjadi hambatan serius di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengadopsi resolusi yang mengutuk rezim Zionis dan menghentikan genosida.

Pola perilaku mereka ini menjamin kelanjutan genosida tanpa hukuman apa pun bagi otoritas Zionis.

Pola perilaku ini terutama disebabkan oleh pandangan diskriminatif Barat tentang hak asasi manusia dan pembelaan mereka terhadap rezim Zionis, yang menurut Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam adalah kekuatan proksi Barat di kawasan Asia Barat.(sl)