Investor Asing Masih Mengincar Indonesia
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan saat ini realisasi investasi kebutuhan infrastruktur di 2021 begitu bergeliat dibanding tahun sebelumnya. Terutama pada investasi internasional.
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kemeninves/BKPM Yuliot Tanjung mengatakan pada kuartal I-III/2021, realisasi investasi asing-domestik mencapai Rp 659,4 triliun. Lebih tinggi daripada realisasi investasi periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 611,6 triliun.
Pihaknya pun optimistis keadaan ini bisa terus berlanjut di 2022. Hal ini sejalan dengan proyeksi kenaikan total investasi tahun depan yang berada di kisaran 22-30% (yoy).
"Karena target investasi meningkat, Kemeninves/BKPM juga akan optimistis," ucapnya dalam keterangan pers, Jumat (5/11/2021).
Menurutnya, realisasi investasi ketenagalistrikan sendiri begitu menonjol sepanjang tahun berjalan ini. Investasi di sektor ini, bahkan masuk dalam realisasi modal terbesar di lima sektor.
Rinciannya, invetasi di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran (Rp 88,8 triliun), industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan (Rp 82,7 triliun), transportasi, gudang dan telekomunikasi (Rp 80 triliun), listrik, gas dan air (Rp 59,4 triliun), serta pertambangan (Rp 53,3 triliun).
"Jadi, karena secara umum target investasi 2022 naik, investasi di banyak sektor juga akan naik semua," ujarnya.
Investasi Gasifikasi Batubara
Sementara itu, Air Products and Chemicals Inc (APCI) akan berinvestasi senilai 15 miliar dolar AS atau setara Rp210 triliun untuk pembangunan industri gasifikasi batubara dan turunannya di Indonesia.
Komitmen investasi perusahaan asal AS tersebut ditegaskan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan disaksikan langsung Presiden Jokowi dalam lawatan ke Uni Emirat Arab, Kamis (4/11) lalu.
"Ini adalah sebagai bentuk penerjemahan visi besar Presiden RI, termasuk dalam transformasi ekonomi dan hilirisasi industri. Total nilai investasi yang disepakati tadi mencapai 15 miliar dolar AS," kata Menteri Bahlil Lahadalia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Kesepakatan investasi tersebut berupa pendirian fasilitas gasifikasi untuk konservasi batu bara bernilai rendah menjadi produk kimia bernilai tambah tinggi seperti metanol, DME (Dimethyl Ether), dan bahan kimia lainnya.
Kerja sama itu ditujukan untuk mendorong hilirisasi sumber daya alam dan meningkatkan substitusi impor.
Bahlil menjelaskan dalam kesepakatan tersebut APCI akan bekerja sama dengan BUMN dan pengusaha nasional di beberapa lokasi seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Hal itu juga merupakan komitmen pemerintah dalam menerapkan model investasi yang kolaboratif dan inklusif.
"Dalam konteks ini, kita langsung menindaklanjuti dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Realisasinya akan mulai berjalan awal tahun 2022 nanti. Jadi saya pikir ini angka yang baik, tinggal bagaimana kita mengawal pada tindakan teknisnya," kata Bahlil Lahadalia. (Detik/Antaranews)