Rakornas Perpustakaan Nasional 2018
https://parstoday.ir/id/news/indonesia-i53958-rakornas_perpustakaan_nasional_2018
Perpustakaan nasional (perpusnas) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (rakornas) Perpustakaan pada 26 hingga 28 Maret 2018 di Jakarta. Wakil Presiden Jusuf Kalla akan membuka rakornas sekaligus meresmikan secara simbolis perpustakaan digital wakil presiden.
(last modified 2025-10-07T09:39:18+00:00 )
Mar 26, 2018 16:01 Asia/Jakarta
  • Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
    Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Perpustakaan nasional (perpusnas) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (rakornas) Perpustakaan pada 26 hingga 28 Maret 2018 di Jakarta. Wakil Presiden Jusuf Kalla akan membuka rakornas sekaligus meresmikan secara simbolis perpustakaan digital wakil presiden.

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando menuturkan, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam Rakornas Perpustakaan, di antaranya mengidentifikasikan permasalahan dan isu-isu strategis terkait dengan pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca.

Selain itu, rakornas ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa perhatian Pemerintah untuk mengembangkan perpustakaan demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) jelas-jelas sudah dilaksanakan konsisten tahun ini.

”Namun tak kalah penting adalah bagaimana Perpustakaan Nasional memastikan program ini berjalan dengan baik, sehingga perlu dilakukan koordinasi kepada seluruh pemangku kepentingan terhadap program besar kita,” ujar Syarif.

Dia menekankan, pengembangan perpustakaan dan literasi terkait erat dengan peningkatan sumber daya manusia. ”Maka untuk mewujudkan ini nantinya perpustakaan juga harus berfungsi memberi pelatihan kepada masyarakat di berbagai wilayah,” kata dia.

Rakornas Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional RI (Perpunas) diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelitian Perpusnas pada 2017, tingkat kegemaran membaca orang Indonesia sangat rendah.

Wapres Jusuf Kalla.

”Frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata 3-4 kaIi per minggu, lama waktu membaca per hari rata-rata hanya 30-59 menit dan jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata hanya 5-9 buku,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani di pembukaan Rakornas Perpustakaan di Gedung Perpusnas, Jakarta, Senin (26/3/2018).

Menurut Puan, berdasarkan penelitian itu diperoleh rata-rata tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia adalah 36,48 atau rendah. Rakornas diharapkan dapat meningkatkan lagi minat baca masyarakat kita.

”Artinya minat membaca di Indonesia harus ditingkatkan. Kita harus memperjuangkan bagaimana minat membaca itu ditingkatkan melalui satu hal yang membuat mereka tertarik membaca. Jadi, tidak bisa kita hanya paksakan membaca, membaca, membaca, tapi kita tidak berikan fasilitasnya,” papar Puan.

Wapres Buka Rakornas Bidang Perpustakaan

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengatakan, di era digital ini, perpustakaan tak bisa lagi mengandalkan kunjungan orang semata tanpa berusaha mendatanginya.

Perpustakaan sudah harus memikirkan sistem yang memungkinkan orang yang ingin membaca atau meminjam buku tanpa perlu datang ke perpustakaan. Misalnya, dengan cara digital atau layanan antar jemput peminjaman buku untuk memudahkan masyarakat.

"Bisa juga perpustakaan kerjasama dengan gojek. Saya mau pinjam buku ini tolong diantar ke rumah. Jadi semua bisa," kata Kalla di gedung Perpustakaan Nasional, Senin (26/3/2018).

Ia juga mencontohkan bagaimana para pedagang kaki lima dengan cepat mendapatkan pembeli. Menurut Kalla, itu dilakukan di tempat yang ramai. Artinya, perpustakaan harus begitu mendekati di mana lalu lintas orang itu banyak.

Oleh karena itu, Kalla ingin, saat ini perpustakaan aktif mendatangi masyarakat, menawarkan buku dengan mobil keliling.

"Kalau dulu perpustakaan menunggu orang untuk meminjam buku, sekarang sudah (harus) mendekati masyarakat untuk membaca buku. Perpustakaan lah yang bergerak, bukan masyarakat yang bergerak. Itulah cara dewasa ini. Jadi bukan hanya menunggu tapi bagaimana menawarkan buku tersebut," tutur Kalla.

Di bagian lain, Kalla meyakini peningkatan minat baca di masyarakat dapat meminimalisir konflik yang terjadi serta memperbesar peluang penemuan solusi bagi konflik yang masih terjadi di daerah.

"Artinya, apabila kita memberikan gambaran tentang perpustakaan, kita bicara tentang pengetahuan, pikiran yang luas, bicara perbandingan dan sumber-sumber kekayaan; maka semua itu akan memberikan kita solusi," ujar Wapres.

Data Central Connecticut State University mengenai The World's Most Literate Nation pada 2016 menyatakan, peringkat literasi Indonesia di posisi 60 dari 61 negara. Sedangkan riset Perpusnas pada 2017 menunjukkan frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata 3-4 kali per minggu.

Lama waktu membaca per hari rata-rata hanya 30-59 menit. Jumlah buku yang dibaca per tahun rata-rata sekitar 5-9 buku sehingga diperoleh rata-rata tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia adalah 36,48 atau rendah. (Antara/Kompas/inews.id)