Tujuan dan Motivasi Skenario Berulang Ketidakamanan Teluk Persia dan Laut Oman
Dalam beberapa hari terakhir, beberapa sumber berita telah melaporkan kecelakaan beberapa kapal di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA).
Associated Press melaporkan Selasa (03/08/2021) bahwa kemudi setidaknya empat kapal di lepas pantai UEA telah lepas kendali.
Sebelumnya, beberapa sumber melaporkan kecelakaan kapal di dekat pelabuhan al-Fujairah di UEA.
Bersamaan dengan berita ini, media-media Barat dan Zionis menyebarkan desas-desus tentang masuknya pasukan Angkatan Bersenjata Iran ke kapal-kapal di Teluk Persia dan Laut Oman.
Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran menolak desas-desus masuknya angkatan bersenjata Iran ke kapal-kapal di Teluk Persia dan Laut Oman. Ia memperingatkan terhadap liputan berita palsu Media Barat dan Zionis. Menurutnya, berita-berita yang tersebar terkait insiden keamanan berturut-turut untuk kapal di Teluk Persia dan Laut Oman benar-benar mencurigakan.
Pertanyaannya adalah, siapa yang diuntungkan dari insiden mencurigakan terhadap kapal tanker di Laut Oman dan Teluk Persia serta ketidakamanan pelayaran di kawasan?
Ada dua kemungkinan dalam hal ini.
Kemungkinan pertama, ancaman keamanan terhadap kapal dagang dan kapal tanker minyak di kawasan hanya dibuat-buat. Dalam hal ini harus dikatakan bahwa perancang skenario ini mencari petualangan dengan tujuan tertentu di Teluk Persia dan Laut Oman. Dalam skenario ini, dikaji soal peran Amerika Serikat, Inggris, Israel dan Arab Saudi dan beberapa negara lain di kawasan ini.
Pernyataan Jenderal Joseph Dunford, Ketua Kepala Staf Gabungan AS sangat penting. Dia baru-baru ini mengatakan kepada wartawan tentang rencana AS untuk membentuk koalisi demi memastikan apa yang disebut kebebasan pengiriman di perairan Selat Hormuz dan Bab al-Mandab.
Ketua Kepala Staf Gabungan AS juga mengatakan, "Kemungkinan dalam beberapa minggu mendatang akan jelas negara mana yang secara politis bertekad untuk mendukung inisiatif ini."
Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran menolak desas-desus masuknya angkatan bersenjata Iran ke kapal-kapal di Teluk Persia dan Laut Oman. Ia memperingatkan terhadap liputan berita palsu Media Barat dan Zionis. Menurutnya, berita-berita yang tersebar terkait insiden keamanan berturut-turut untuk kapal di Teluk Persia dan Laut Oman benar-benar mencurigakan.
Kemungkinan kedua dalam skenario ini adalah intensifikasi tekanan keamanan maksimum bagi Iran demi mencapai tujuan lain.
Ada dua masalah dalam hal ini. Yang pertama adalah nasib negosiasi JCPOA yang ditangguhkan dan yang kedua adalah masalah upaya melemahkan Perlawanan dan kehadiran militer strategis Iran di kawasan.
Dengan demikian, tidak terlalu mengada-ada bahwa Zionis Israel harus berusaha mencapai tujuannya dengan melibatkan Iran dalam tantangan keamanan yang direkayasa dengan membuat Teluk Persia dan Laut Oman tidak aman.
Serangan pesawat tak berawak di kapal Zionis Israel di Laut Oman Jumat ((30/8) lalu meningkatkan kemungkinan itu.
Pejabat Zionis segera menuntut tanggapan tegas dari Iran, tanpa memberikan bukti apapun, dan menuduh Iran terlibat dalam serangan itu.
Abdel Bari Atwan, analis politik bahasa Arab terkemuka, menulis dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar trans-regional Rai al-Youm dalam analisis peristiwa ini dan tujuan di balik skenario AS-Israel, "Serangan itu bertepatan dengan penangguhan pembicaraan Iran tentang menghidupkan kembali JCPOA dan menjelang hari pengukuhan dan pengambilan sumpah presiden baru Iran, Sayid Ebrahim Raisi."
Namun, ada spekulasi tentang intensifikasi level petualangan ini dalam beberapa hari dan minggu mendatang.
Abdel Bari Atwan Maret lalu, di tengah persaingan pemilu parlemen Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dalam catatan serupa menulis kemungkinan perang tanker di Laut Oman dan Teluk Persia. Karena unit angkatan laut Israel telah menargetkan 12 kapal tanker Iran dalam dua tahun terakhir.
Bagaimanapun, bukti menunjukkan bahwa skenario ini mencurigakan. Dalam permainan politik ini, jika pejabat rezim Zionis ingin mengintensifkan perang ini, mereka telah melakukan kesalahan terbesar. Karena itu adalah semacam petualangan yang mungkin tidak menguntungkan Zionis dan bahkan Amerika Serikat sebagai sekutunya.
Dalam petualangan ini, negara-negara lain di kawasan Teluk Persia pasti akan terlibat dampaknya, yang akan menimbulkan biaya besar bagi kawasan dan keamanan pantai di Teluk Persia dan Laut Oman.