Sikap Iran tentang Krisis Suriah
https://parstoday.ir/id/news/iran-i105822
Suriah dalam beberapa tahun terakhir harus berperang habis-habisan untuk menumpas kelompok-kelompok teroris dukungan Amerika Serikat, yang telah menduduki beberapa daerah di negara itu.
(last modified 2023-03-06T09:21:54+00:00 )
Sep 29, 2021 14:32 Asia/Jakarta
  • Presiden Bashar al-Assad dan para komandan militer Suriah.
    Presiden Bashar al-Assad dan para komandan militer Suriah.

Suriah dalam beberapa tahun terakhir harus berperang habis-habisan untuk menumpas kelompok-kelompok teroris dukungan Amerika Serikat, yang telah menduduki beberapa daerah di negara itu.

Dalam perang ini, ratusan ribu orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi di dalam dan di luar negeri. Rezim Zionis Israel memperburuk krisis ini dengan serangan terorganisir, melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Suriah, serta mengobarkan permusuhan.

Dewan Keamanan PBB bersikap pasif dan tidak menjalankan peran utamanya sehingga telah memperburuk krisis dan memperpanjang kekacauan di Suriah.

Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht-Ravanchi dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi di Suriah, Selasa (28/9/2021), menjelaskan posisi Republik Islam terkait perkembangan politik dan keamanan di negara Arab itu.

Dia mendesak Dewan untuk memaksa rezim Israel agar segera mengakhiri agresi terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Suriah.

Dubes Iran juga menekankan perlunya melanjutkan perang melawan semua kelompok teroris, mendukung upaya utusan khusus sekjen PBB untuk Suriah, memulihkan persatuan, dan mempertahankan integritas wilayah Suriah.

Kehadiran pasukan asing dan kegiatan teroris merupakan dua faktor penting yang mengancam keamanan dan keutuhan wilayah Suriah, serta perdamaian dan keamanan di kawasan.

Duta Besar Republik Islam Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Majid Takht-Ravanchi.

Seorang pengamat politik Iran, Abolfazl Hassan Beigi mengatakan, “Tindakan sepihak AS di Asia Barat menjerumuskan Suriah ke dalam krisis yang parah dan membuat negara itu menjadi salah satu basis kegiatan teroris yang berbahaya.”

AS mendukung proyek destabilisasi Suriah dengan mengirimkan senjata kepada teroris Daesh dan kelompok separatis serta membentuk koalisi ilegal di luar mandat PBB. Dukungan ini bertujuan untuk melemahkan poros perlawanan.

Rezim penjajah juga memperparah krisis dengan melancarkan serangan rutin ke Suriah dan menduduki wilayah negara itu. Salah satu tujuan strategis dalam memperpanjang perang ini adalah untuk mengubah kondisi politik, hukum, dan geografis Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki Israel.

Takht-Ravanchi menganggap tindakan agresi Israel sebagai kegiatan separatisme di Suriah dan menekankan perlunya untuk mengakhiri manuver tersebut.

Kebijakan strategis Iran dalam kasus ini adalah mendukung stabilitas, keamanan, integritas teritorial, dan kedaulatan Suriah. Negara ini sekarang sangat membutuhkan program rekonstruksi dan menyediakan kondisi untuk pemulangan pengungsi Suriah. Kedua langkah itu harus dilakukan secara paralel.

Setelah dilakukan upaya regional dan internasional serta penerapan kesepakatan damai Astana, Suriah sekarang telah melewati fase perang dan memasuki proses politik yang bertujuan untuk memulihkan stabilitas. Namun, proses ini membutuhkan dukungan serius dari PBB dan negara-negara yang menginginkan perdamaian dan keamanan di semua bidang. (RM)