Iran Aktualita, 6 November 2021
https://parstoday.ir/id/news/iran-i108402-iran_aktualita_6_november_2021
Perkembangan di Republik Islam Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti keberhasilan pasukan AL IRGC gagalkan upaya AS curi minyak Iran serta komentar pejabat Tehran.
(last modified 2025-12-01T14:46:07+00:00 )
Nov 06, 2021 16:23 Asia/Jakarta
  • Pasukan IRGC Gagalkan Perampokan Minyak Iran oleh AS
    Pasukan IRGC Gagalkan Perampokan Minyak Iran oleh AS

Perkembangan di Republik Islam Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti keberhasilan pasukan AL IRGC gagalkan upaya AS curi minyak Iran serta komentar pejabat Tehran.

Selain itu masih ada isu lainnya seperti Khorramshad: AS Tak Bisa Abaikan Kekuatan Regional Iran, Khatibzadeh: Israel Sepenuhnya Menyadari Kekuatan Iran, AS tidak Punya Kemampuan Lawan Kekuatan Drone Iran, Khatibzadeh Jelaskan Perkembangan Dialog Iran-Saudi, Serangan Siber ke Iran Meningkat dalam Dua Tahun Terakhir, Iran: Eropa dan Taliban Minta Ikut Hadiri Pertemuan Tetangga Afghanistan, Khatib Jumat Tehran: Kami Tolak Perundingan Tanpa Hasil !

Pasukan AL IRGC Menggagalkan Upaya AS Mencuri Minyak Iran

Pusat Penerangan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam sebuah siaran pers menjelaskan operasi yang dilakukan untuk menggagalkan aksi pasukan Amerika Serikat.

“Dengan tindakan tepat dan tegas yang diambil oleh pasukan Angkatan Laut IRGC, operasi pasukan angkatan laut teroris AS untuk mencuri minyak Republik Islam Iran berhasil digagalkan,” kata pernyataan IRGC seperti dilaporkan laman Sepah News, Rabu (3/11/2021) malam.

Image Caption

IRGC menerangkan bahwa AS mencuri sebuah tanker yang mengangkut minyak Iran di perairan Laut Oman dan memindahkan muatan minyak ke sebuah tanker lain, yang selanjutnya diarahkan ke sebuah tujuan yang tidak diketahui.

“Para pejuang pasukan Angkatan Laut IRGC menyita kapal yang mengangkut minyak curian lewat sebuah operasi heliborne di atas geladak kapal dan kemudian memandunya ke dalam perairan Iran,” tambahnya.

IRGC menekankan bahwa pasukan teroris AS terus mengejar kapal tanker tersebut menggunakan beberapa helikopter dan kapal perang, tetapi dengan tindakan tegas pasukan Angkatan Laut IRGC, upaya itu berhasil digagalkan.

“Pasukan AS kembali mengulangi upaya yang gagal dengan menambah kekuatan dan mengirim beberapa kapal perang tambahan untuk memblokir rute kapal tanker,” ungkap Pusat Penerangan IRGC.

Setelah melihat kesiapan dan ketegasan para pejuang pasukan Angkatan Laut IRGC untuk terlibat konfrontasi dengan setiap ancaman terhadap kepentingan bangsa Iran, pasukan AS menghentikan aksinya dan meninggalkan lokasi.

“Foto-foto yang jelas dan tak terbantahkan yang terkait dengan insiden ini akan diserahkan ke media,” kata pernyataan IRGC.

Mendagri Iran: Perlawanan AL IRGC atas AS, Buat Rakyat Gembira

Ahmad Vahidi, Kamis (4/11/2021) menuturkan, perlawanan Angkatan Laut IRGC dalam menghadapi operasi kriminal pasukan teroris AS, telah membuat masyarakat Iran gembira.

Ia menambahkan, perlawanan gigih dan cerdas pasukan Angkatan Laut IRGC dalam menghadapi operasi kriminal pasukan teroris AS, terlebih terjadi menjelang peringatan 13 Aban (pendudukan Kedubes AS di Tehran oleh mahasiswa dan pelajar pendukung Revolusi Islam), telah membuat masyarakat Iran gembira, dan menciptakan perasaan bangga bagi seluruh kaum tertindas dunia.

Menurut Mendagri Iran, kekuatan para prajurit Iran dalam hal ini, selain melindungi kepentingan dan aset nasional di Laut Oman, sekali lagi menegaskan keteguhan Republik Islam Iran, dan menunjukkan kemenangan telak hak atas batil.

Di sisi lain, Wakil Presiden Iran urusan parlemen, Sayid Mohammad Hosseini juga mengatakan bahwa tindakan tegas terhadap para pencuri minyak adalah bukti kekuatan pencegahan Iran.

Meshkini: Iran akan Repons Tegas Setiap Agresi AS

Juru bicara Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran mengatakan, Iran dengan kemampuan pertahanannya akan menanggapi dengan tegas setiap agresi oleh Amerika Serikat.

Mahmoud Abbaszadeh Meshkini

Mahmoud Abbaszadeh Meshkini kepada kantor berita Tasnim, Kamis (4/11/2021) menuturkan tindakan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) adalah bukti dari kekuatan bangsa Iran dalam melawan arogansi global.

Menurutnya, saat ini IRGC dan militer Iran telah menjadi salah satu pasukan yang kuat di dunia dalam membela perbatasan maritim dan darat Republik Islam.

"Jarang sekali terjadi bahwa sebuah negara merespons dengan tegas kejahatan AS. Serangan rudal ke pangkalan Ain al-Assad setelah pembunuhan komandan Pasukan Quds IRGC dan aksi melawan perompakan laut oleh AS, semuanya mengindikasikan kekuatan pasukan IRGC dalam situasi saat ini," kata Meshkini.

Sebelumnya, pasukan Angkatan Laut IRGC dengan tindakan tepat dan tegas, telah menggagalkan operasi pasukan AS untuk mencuri minyak Iran dari sebuah kapal tanker di Laut Oman.

Khorramshad: AS Tak Bisa Abaikan Kekuatan Regional Iran

Deputi Politik Menteri Dalam Negeri Iran mengatakan, Amerika Serikat harus mengakui kekuatan regional Iran, dan mematuhi komitmennya.

Mohammad Bagher Khorramshad, Selasa (2/11/2021) menuturkan, Amerika Serikat harus takut dengan badai anti-AS dari bangsa-bangsa dunia akibat pelecehan dan sanksi yang dijatuhkannya.

Ia menambahkan, kemunculan Cina, perpecahan mendalam di AS atau krisis politik seperti pemilu terbaru di negara itu atau keluarnya pasukan AS dari Irak dan Afghanistan, serta kegagalan AS di Afrika, telah mendorong lahirnya era pasca-AS.

"Sebagian besar penduduk dunia mendukung era pasca-AS, karena penindasan yang dilakukan AS dalam beberapa dekade terakhir sangat parah dan tidak bisa ditolerir, maka balasan dunia atas penindasan ini mendapat sambutan," imbuhnya.

Menurut Khorramshad, selain perundingan, AS terus memberikan pukulan dan menerapkan sanksi lebih besar terhadap Iran.

Khatibzadeh: Israel Sepenuhnya Menyadari Kekuatan Iran

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengomentari anggaran 1,5 miliar dolar rezim Zionis Israel untuk melancarkan aksi militer terhadap fasilitas nuklir Iran.

Saeed Khatibzadeh

Saeed Khatibzadeh, Senin (1/11/2021) mengatakan, rezim Zionis menyadari dengan baik totalitas kekuatan Iran, dan tidak akan menolerir atau bercanda soal kekuatan nasionalnya.

Ia menambahkan, "Kami tidak pernah sekali pun mengabaikan ancaman Israel terhadap stabilitas dan keamanan kawasan, atau menganggapnya hilang. Pada dasarnya substansi rezim Zionis adalah pencipta krisis, dan akarnya tumbuh di dalam ketidakamanan serta instabilitas."

Menurut Khatibzadeh, Israel menyadari sepenuhnya totalitas kekuatan Iran, dan kemampuan terbatas dirinya, di sisi lain Israel juga menyadari tekad Iran untuk tidak menolerir ancaman terhadap keamanan nasionalnya dengan siapa pun, dan tidak bercanda dengan siapa pun. Maka dari itu masalah ini sudah terjawab, dan jika perlu akan dijawab.

AS tidak Punya Kemampuan Lawan Kekuatan Drone Iran

Seorang anggota parlemen Iran mengatakan kemampuan drone Republik Islam telah memperluas front perlawanan dan tidak dapat dikenai sanksi.

Hal itu disampaikan Mohammad Reza Mirtajodini dalam menanggapi sanksi Departemen Keuangan AS untuk mencegah pengembangan teknologi drone Iran.

"Hal seperti itu bertentangan dengan hukum internasional dan ketentuan Piagam PBB, dan merupakan intervensi terang-terangan dalam urusan internal Republik Islam," ujarnya kepada media parlemen Iran, Icana.ir, Minggu (31/10/2021).

Mirtajodini menjelaskan setiap negara dapat menggunakan kemampuan militer yang sah untuk membela wilayahnya berdasarkan aturan internasional. Oleh karena itu, AS tidak dapat mengabaikan hak ini secara sepihak.

Legislator Iran ini menegaskan AS tidak punya kemampuan untuk melawan kekuatan drone Republik Islam dan hal ini terbukti di seluruh front perlawanan.

Jumat lalu, empat individu dan dua perusahaan Iran dimasukkan dalam daftar sanksi AS. Mereka dituduh mendukung program drone Iran dan menjadi ancaman terhadap kepentingan AS.

Khatibzadeh Jelaskan Perkembangan Dialog Iran-Saudi

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan kesepakatan awal telah dicapai dalam pembicaraan Iran dan Arab Saudi.

"Empat putaran pembicaraan sudah dilakukan dan kontak di antara kedua negara terus dilanjutkan," kata Saeed Khatibzadeh kepada wartawan di Tehran, Minggu (31/10/2021).

Soal pembukaan kembali kedutaan Iran dan Saudi, Khatibzadeh menuturkan bahwa masih ada jarak sampai kedutaan di Tehran dan Riyadh dibuka kembali.

Image Caption

Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan di sela-sela KTT G20 di Roma bahwa pembicaraan dengan Iran bersahabat, tetapi tidak ada kemajuan berarti.

"Kami terus berharap bahwa pembicaraan akan menghasilkan kemajuan yang nyata, tetapi kami sejauh ini belum membuat kemajuan yang cukup untuk optimis," ucapnya.

Pada 3 Januari 2016, Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran dengan alasan serangan beberapa individu ke kedutaan dan konsulatnya di kota Tehran dan Mashad.

Serangan Siber ke Iran Meningkat dalam Dua Tahun Terakhir

Sekretaris Dewan Tinggi Dunia Maya Iran mengatakan, dalam dua tahun terakhir serangan siber ke Iran mengalami peningkatan, dan level serta kerumitan serangan ini jauh lebih besar dari negara lain.

Sayid Abolhassan Firoozabadi, Minggu (31/10/2021) menuturkan, bidang siber, karena tingkat kerumitannya yang tinggi, maka proses pemulihan sistem menjadi sangat penting, dan dalam beberapa serangan terbaru seperti serangan ke sistem rel kereta api, pelabuhan, dan pom bensin di Iran, masalah ini sudah dilakukan dengan baik.

Sekretaris Dewan Tinggi Dunia Maya Iran menekankan, serangan-serangan ini berhasil dipulihkan dalam waktu yang relatif singkat.

"Amerika Serikat menggunakan sebuah sistem yang jika terjadi serangan siber secara mandiri, dapat menjadi pengambil keputusan untuk menugaskan kelompok dan negara tertentu, bahkan berdasarkan keputusan Washington, level perlawanan bisa ditentukan," imbuhnya.

Menurut Sekretaris Dewan Tinggi Dunia Maya Iran, perlu dilakukan revolusi digital di dalam negeri Iran.

Iran: Eropa dan Taliban Minta Ikut Hadiri Pertemuan Tetangga Afghanistan

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan permintaan Uni Eropa dan Taliban untuk menghadiri pertemuan tetangga Afghanistan di Tehran berikutnya sedang dipertimbangkan.

Saeed Khatibzadeh hari Sabtu (30/10/2021) mengatakan,"Taliban dan kelompok Afghanistan lainnya telah menyatakan minatnya untuk menghadiri pertemuan kedua para menteri luar negeri tetangga negara itu,".

"Selain itu, kami telah menerima permintaan lain untuk menghadiri pertemuan Tehran, seperti Uni Eropa, yang tertarik menghadiri KTT sebagai pengamat," ujar Khatibzadeh.

"Semua masalah ini dipresentasikan pada pertemuan Tehran, karena format negara-negara tetangga Afghanistan didasarkan pada konsensus, dan semua negara harus mencapai satu keputusan tentang suatu masalah," tegasnya.

Menurut Khatibzadeh, Iran tidak hanya berhubungan dengan Taliban, tetapi juga dengan semua kelompok yang berbeda di dalam Afghanistan.

"Tentu saja, organisasi internasional dan negara-negara yang bertanggung jawab atas situasi saat ini di Afghanistan, terutama harus memenuhi tugas mereka dalam memfasilitasi kehidupan rakyat Afghanistan," papar Jubir Kemenlu Iran.

Khatib Jumat Tehran: Kami Tolak Perundingan Tanpa Hasil !

Khatib Shalat Jumat Tehran, Ayatullah Sayid Ahmad Khatami mengatakan, "Kami akan hadir dalam negosiasi yang membuahkan hasil pencabutan semua sanksi, dan Iran Islami tidak akan menerima negosiasi destruktif."

Ayatullah Sayid Ahmad Khatami

Ayatullah Sayid Ahmad Khatami dalam khutbah Shalat Jumat di Universitas Tehran mengatakan, "Matilah Amerika adalah slogan penting bangsa Iran, karena AS memiliki rekam jejak hitam dalam pandangan bangsa Iran. Tangan Amerika Serikat memicu serangan Saddam ke Iran. Tiga hari sebelum serangan dilakukan, Brzezinski bertemu dengan Saddam,".

"Kelanjutan dari kejahatan dan permusuhan ini adalah pencurian minyak Iran oleh Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir. Itulah sebabnya, orang-orang meneriakan kematian untuk Amerika Serikat, " ujar Khatib Shalat Jumat Tehran.

Mengenai masalah negosiasi nuklir Wina, Sayid Ahmad Khatami menjelaskan, "Kami sedang dalam negosiasi saat ini yang akan menghasilkan pencabutan semua sanksi. Iran Islam tidak menerima negosiasi yang destruktif, dan kami memiliki kejelasan dalam negosiasi,".

Ayatullah Khatami juga menyinggung konspirasi AS melawan Iran, dengan mengatakan, "Amerika Serikat memusuhi rakyat Iran sejak Agustus 1332 Hs. Plot perang dan dukungan terus-menerus terhadap rezim Zionis di bawah semua presiden AS menjadi kebijakan utama mereka," tegasnya.

Menyinggung langkah sigap angkatan laut IRGC terhadap pasukan AS yang menjarah minyak Iran di Laut Oman, Sayid KHatami mengatakan, "Langkah ini ditujukan untuk mempermalukan AS, sekaligus menunjukkan bahwa AS dan tentaranya duduk di jaring laba-laba [yang rapuh]".