AS Masih Terus Sabotase Perundingan Wina
Anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Jalil Rahimi Jahanabadi seraya mengisyaratkan perundingan pencabutan sanksi di Wina mengatakan, Amerika di perundingan Wina masih tetap melakukan sabotase.
Babak kedelapan perundingan pencabutan sanksi yang digelar mulai 27 Desember 2021, pada 11 Maret 2022 atas usulan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borell memasuki masa jeda dan tim juru runding kembali ke negara masing-masing untuk melakukan konsultasi politik.
Sejak saat itu hingga kini, kedua pihak berbicara mengenai kemajuan di perundingan dan berkurangnya friksi, tapi isu jaminan serta pencoretan individu dan instansi dari list merah serta kumpulan sanksi masih masih menjadi salah satu kasus di mana Amerika Serikat sebagai pelanggar JCPOA belum mengadopsi kebijakan yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
Jalil Rahimi Jahanabadi saat diwawancarai IRNA seraya menekankan bahwa Amerika di perundingan Wina masih tetap melakukan sabotase menambahkan, alasannya adalah dikte rezim Zionis Israel di mana mereka meyakini jika Iran lolos dari fase ini, maka mereka tidak dapat lagi menggelar perundingan baru dengan Iran dan mengajukan tuntutannya.
"Di perundingan Wina, berbagai negara seberang berusaha mencegah Republik Islam Iran meraih hak alami dan haknya sesuai dengan hukum internasional termasuk NPT," ungkap Jalil Rahimi Jahanabadi.
Ia menjelaskan, negara-negara berkembang berhak dan dalam koridor aktivitas damai, memanfaatkan energi nuklir, dan bahkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berkewajiban membantu transfer teknologi ini ke negara-negara berkembang dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan. (MF)