Presiden Iran Sambut Kunjungan Mitranya dari Venezuela (1)
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi menyambut kunjungan mitranya dari Venezuela, Nicolas Maduro di Tehran pada hari Sabtu, 11 Juni 2022.
Maduro yang memimpin delegasi tingkat tinggi politik dan ekonomi tiba di ibu kota Republik Islam Iran pada hari Jumat, dan lawatan ini atas undangan resmi Raisi.
Mereka diterima secara resmi di Kompleks Saadabad. Hubungan Iran dengan Venezuela memiliki sejarah lebih dari seratus tahun. Tapi mengalami perkembangan pada 1960-an dengan kerja sama minyak.
Setelah kemenangan Revolusi Islam Iran pada 1979, Venezuela termasuk salah satu negara pertama yang mengakui pemerintahan baru di Iran.
Kedua negara saat ini berada di bawah sanksi sepihak Amerika Serikat, dan memiliki kesamaan visi dalam berbagai isu seperti pembelaan terhadap multilateralisme, kebutuhan untuk melawan tindakan ilegal dan sepihak AS, hak pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai, dan pengakuan atas hak rakyat Palestina.
Maduro dalam wawancara dengan Hispan TV mengatakan bahwa tujuan bersama Iran dan Venezuela adalah untuk memerangi kolonialisme dan imperialisme di seluruh dunia.
"Venezuela dan Iran berada di garis depan perjuangan melawan kolonialisme dan Imperialisme global. Venezuela dan Iran harus bekerja sama di semua bidang dan berbagi pengetahuan untuk menciptakan tatanan dunia baru," ujar Maduro.
Dia menegaskan, langkah berani Iran untuk mengirim tanker bahan bakar ke negaranya merupakan bantuan besar bagi rakyat Venezuela.
"Meskipun menghadapi sanksi dan ancaman AS, Iran tetap mengirimkan bahan bakar ini ke Venezuela, yang merupakan langkah berharga," tuturnya.
Di bagian lain wawancaranya dnegan Hispan TV, Maduro mengungkapkan bahwa Venezuela dan Iran telah memiliki hubungan persaudaraan selama beberapa dekade, dan menekankan tekad negara itu untuk memperluas dan mendekatkan hubungan dengan Tehran.
"Caracas dan Tehran telah mengembangkan strategi ekonomi yang tangguh untuk melawan sanksi dan tekanan. Partisipasi rakyat dalam upaya kedua pemerintah menjadi salah satu strategi utama untuk melawan sanksi," pungkasnya. (RA)