Presiden Iran: AS Belum Tampakkan Keseriusan Kembali ke JCPOA
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, "Langkah-langkah praktis dan serius belum terlihat dari pemerintah Amerika yang akan menjadi tanda kompensasi atas perilaku masa lalu dan mencabut sanksi kejam negara ini."
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan Presiden Swiss, Guy Parmelin, di sela-sela sesi ke-77 Majelis Umum PBB di New York, hari Rabu (21/9/2022) mengatakan, "Masalah nuklir disebabkan langkah Amerika yang menarik diri dari JCPOA, bukan Iran. Meskipun Iran memenuhi kewajibannya, tapi pihak barat menolak untuk memenuhi kewajiban mereka,".
"Mengingat sejarah Amerika Serikat, permintaan Republik Islam untuk menerima jaminan perjanjian sepenuhnya masuk akal," ujar Raisi.
"Meskipun 40 tahun menghadapi tekanan dan sanksi, Iran bukan hanya tidak berhenti, tetapi telah berkembang, sehingga taktik sanksi telah kehilangan efektivitasnya," tegasnya.
Di bagian lain statemennya, Presiden Republik Islam Iran menyinggung hubungan bilateral antara Iran dan Swiss yang bersahabat dan baik, dan menekankan perluasan kerja sama komersial dan ekonomi, terutama hubungan moneter dan perbankan antara kedua negara.
Sementara itu, Parmelin dalam pertemuan ini mengatakan, "Sejak 2016, peta jalan telah dibuat untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara, dan hambatan politik dan geopolitik harus dihilangkan dengan kerja sama kedua negara,"
Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Islam Iran melakukan perjalanan ke New York untuk berpartisipasi dalam sesi ke-77 KTT Majelis Umum PBB.(PH)