Mahsa Amini Diberi Penghargaan HAM, Ini Tanggapan Jubir Kemlu Iran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Nasser Kanaani mengkritik tipu daya pemerintah negara-negara Eropa yang mengklaim diri mereka sebagai pembela Hak Asasi Manusia (HAM).
Dia menyebut Prancis dan Jerman sebagai pelanggar HAM atas kasus penyediaan dan pemberian senjata kimia kepada rezim Baath Irak selama perang delapan tahun yang dipaksakan terhadap Iran, yang menimbulkan banyak korban.
Kritikan tersebut dilontarkan Kanaani setelah Kedutaan Besar Prancis di Tehran mengumumkan bahwa pemerintah Prancis bersama Jerman memberikan penghargaan HAM kepada Mahsa Amini dan perempuan-perempuan Iran.
Jubir Kemlu Iran juga mengunggah foto-foto korban pengeboman kimia di Sardasht, provinsi Azerbaijan Barat pada 1987 oleh rezim Saddam Irak.
Ribuan warga Iran di Sardasht gugur syahid dan terluka dalam pengeboman kimia yang dilakukan oleh rezim Baath Irak itu.
Selama ini, Republik Islam Iran telah menuntut tanggung jawab Jerman, yang telah memberikan senjata kimia kepada rezim Saddam dalam perang yang dipaksakan terhadap Iran selama delapan tahun.
Nasser Kanaani dalam tweetnya pada Senin (12/12/2022) pagi, menyinggung pemberian penghargaan HAM oleh Prancis dan Jerman kepada perempuan Iran, sementara rezim di kedua negara ini adalah pelanggar hak-hak rakyat Iran.
Menurut IRNA, Nasser Kanaani juga menegaskan bahwa rakyat Iran tentunya pantas untuk mendapatkan penghargaan HAM, karena hak-hak kemanusiaan mereka telah dilanggar selama bertahun-tahun oleh para pelanggar HAM terkenal.
"Negara-negara ini (Prancis dan Jerman) adalah pengklaim pembela HAM yang memiliki sejarah kelam dan memalukan dalam pelanggaran HAM dan hak-hak bangsa Iran," tegasnya. (RA)