Des 28, 2022 20:22 Asia/Jakarta
  • Menlu RII Hossein Amir Abdollahian (kiri) di Oman, Rabu (28/12/2022) .
    Menlu RII Hossein Amir Abdollahian (kiri) di Oman, Rabu (28/12/2022) .

Di antara negara-negara Arab pesisir Teluk Persia, Oman merupakan salah satu negara yang selalu menjaga hubungan yang stabil dan bersahabat dengan Republik Islam Iran dan selalu berusaha berperan sebagai mediator terkait berbagai krisis regional.

Hubungan antara Republik Islam Iran dan Kesultanan Oman sangat penting dalam hal bertetangga dan pengawasan atas Selat Hormuz yang strategis, kesamaan budaya dan agama serta latar belakang sejarah.

Hubungan diplomatik resmi kedua negara dimulai pada 4 Shahrivar 1350 HS (26/8/1971) dengan dikeluarkannya pernyataan bersama. Baik pada periode sebelum Revolusi Islam maupun pada berbagai tahapan setelah revolusi, kedua negara menyambut baik perluasan hubungan dan tidak ada masalah khusus yang dapat menyebabkan krisis dalam hubungan bilateral.

Pada tahun 1351 HS (1971), pengiriman pasukan Iran ke Oman untuk mendukung pemerintahan Sultan Qaboos dalam perang Dhofar dan untuk memerangi separatis yang condong ke negara-negara komunis, membantu menjaga keutuhan Oman.

Pemberontakan Dhofar dilancarkan di provinsi Dhofar melawan Oman dari tahun 1962 hingga 1975. Perang ini berakhir dengan kekalahan pemberontak, tetapi negara Oman terpaksa direformasi dan dimodernisasi agar mampu mengatasi pemberontak.

Operasi militer Iran dalam perang Dhofar memainkan peran penting dalam mengubah situasi yang menguntungkan Kerajaan Oman dan menekan oposisi, suatu hal yang membuat Sultan Qaboos merasa berhutang kelangsungan tahta dan pemerintahannya kepada Iran.

Meskipun tindakan Iran ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan Inggris dan menimbulkan korban jiwa dan kerugian finansial bagi Iran, namun bantuan itu meninggalkan citra positif pasukan Iran di benak pemerintah dan rakyat Oman.

Sejak saat itu, Oman yang menyadari betapa penting tetangga besarnya, bersikeras pada strategi yang konsisten dalam hubungan dengan negara-negara tetangganya, terutama Iran. Oleh karena itu, setelah berakhirnya perang Iran-Irak, Oman mengadopsi kebijakan yang lebih damai terkait dengan Tehran. Pada Agustus 2010, Oman dan Iran juga menandatangani perjanjian keamanan.

Peran mediasi Oman

Selama bertahun-tahun, Kesultanan Oman dikenal sebagai mediator di kawasan dengan diplomasi berbasis perdamaian dan cenderung netral. Meski berada di wilayah geografis yang sensitif dan tegang, Oman mampu menjauh dari konflik dan krisis selama puluhan tahun bahkan berkali-kali berperan sebagai mediator bagi negara-negara tetangganya.

Pada dekade 1380-an HS, Oman menjadi pelindung kepentingan Iran di Inggris dan kemudian Kanada. Sejak1386 HS (2006-2007), Muscat tidak hanya berperan dalam negosiasi terkait tahanan non-Iran seperti 12 pelaut Inggris dan tiga pendaki gunung Amerika, tetapi juga dalam beberapa kasus, telah menyebabkan pembebasan tahanan Iran di negara-negara lain.

Dalam beberapa tahun terakhir, Oman selalu disebut-sebut sebagai salah satu mediator utama antara Barat dan Republik Islam Iran, terutama dalam negosiasi nuklir. Pada tahun 2011, Menteri Luar Negeri AS saat itu John Kerry memulai upaya untuk bernegosiasi langsung dengan pihak Iran dan meminta pemerintah Oman untuk menengahi negosiasi tersebut.

Upaya tersebut berujung pada pertemuan di Muscat pada tahun 2012, dan akhirnya pada tahun 2014, pertemuan pertama pejabat Iran dan Amerika secara resmi diadakan di Oman.

Hubungan Ekonomi

Meskipun hubungan perdagangan antara Iran dan Oman belum mencapai target yang semestinya, dan dalam hal volume perdagangan, Oman menempati urutan keenam di antara negara-negara tetangga Iran dan kedua di antara negara-negara Teluk Persia, tetapi bagaimanapun hubungan ini belum berkembang sesuai dengan hubungan politik yang diharapkan.

Data dan statistik menunjukkan bahwa semua kapasitas belum digunakan untuk pengembangan hubungan ekonomi antara kedua belah pihak. Pada tahun 1392 HS (2013), volume perdagangan antara Iran dan Oman adalah 221 juta dolar, pada tahun 1397 HS (2018) menjadi 1,167 miliar dolar, pada tahun 1398 HS (2019) setara dengan 694 juta dolar dan pada tahun 1399 HS (2020) setara dengan 872 juta dolar.

Wakil Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Iran Mehdi Safari, menyatakan bahwa nilai hubungan ekonomi antara Iran dan Oman mencapai 1,350 miliar dolar pada tahun 1400 HS (2021).

Dia mengatakan, untuk meningkatkan angka ini menjadi dua hingga dua setengah miliar dolar, kami telah membuat perencanaannya, dan pencapaian dua miliar dolar pada tahun ini adalah hal yang pasti.

Perspektif Hubungan

Hubungan antara Iran dan Oman tidak hanya terbatas pada bertetangga saja, tetapi minat dan kesamaan agama dan kepercayaan yang mendalam dari kedua negara ini telah mengaitkan satu sama lain selama berabad-abad.

Hubungan stabil dan bersahabat antara kedua negara hingga sebelum Revolusi Islam dimulai sejak pengiriman tentara Iran untuk menekan pemberontak Dhofar. Sementara setelah Revolusi Islam, ada banyak hal, termasuk pengakuan Oman atas Republik Islam Iran, kurangnya kerja sama Oman dengan beberapa negara Arab lainnya terkait perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran selama delapantahun, penyesuaian posisi di Dewan Kerja Sama Teluk Persia terkait Iran, dukungan program nuklir damai Iran, dan mediasi antara Iran dan Barat. Semuanya ini d menunjukkan keinginan otoritas kedua negara untuk melanjutkan hubungan persahabatan mereka.

Atas dasar itu pula, konsultasi politik kedua negara berlanjut dengan berbagai kunjungan para pejabat, terutama para menteri luar negeri. Baru-baru ini Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amir Abdollahian tiba di Muscat pada hari Selasa (27/12/2022) untuk bertemu dan berbicara dengan para pejabat tinggi Oman.

Setibanya di Muscat, Amir Abdollahian menjelaskan tujuan lawatannya ke Oman dengan mengatakan, Iran dan Oman selalu mengadakan konsultasi bilateral, regional dan internasional terkait isu-isu yang menarik kedua negara.

Dia menambahkan, Oman telah menjadi pusat dialog regional sehubungan dengan berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan Iran maupun yang berhubungan dengan krisis regional, dan otoritas negara ini selalu memainkan peran yang baik dalam hubungan tersebut. (RA)

Tags