Raisi Kembali ke Iran, Ini Kata Pakar Mengenai Kunjungannya ke Suriah?
Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi melakukan perjalanan ke Suriah selama dua hari untuk memenuhi undangan resmi Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Sayid Raisi bersama delegasi tingkat tinggi politik dan ekonomi Iran tiba di Tehran pada Jumat (5/5/2023) dini hari di Bandara Internasional Mehrabad.
Wakil Presiden Mohammad Mokhber menyambut kedatangan Presiden Raisi. Selama kunjungan ke Suriah, pemerintah Tehran dan Damaskus telah menandatangani 14 dokumen kerja sama di berbagai bidang.
Profesor sejarah Universitas California menilai kunjungan presiden Iran ke Suriah menunjukkan kemenangan poros perlawanan dalam perang di negara ini, dan kegaglan Amerika Serikat (AS) meraih ambisinya menciptakan disintegrasi di Suriah.
David N. Yaghoubian, profesor sejarah di California State University hari Jumat (5/5/2023) menanggapi kunjungan presiden Iran dan reaksi Gedung Putih terhadap lawatan tersebut.
"Amerika tidak mendukung normalisasi hubungan Suriah dengan negara lain. Sebab normalisasi ini merupakan kegagalan akhir dari perang kotor Amerika di Suriah," ujar Yaghobian.
Dia menegaskan, miliaran dolar dihabiskan untuk mendukung kelompok-kelompok teroris takfiri dalam rangka menggulingkan pemerintah Suriah.
" AS menghabiskan uang untuk memperkenalkan rezim boneka di Damaskus yang mendukung rezim apartheid Israel dan penjajah dataran tinggi Golan," tambahnya.
Menurut Yagoubian, pendudukan militer ilegal AS di wilayah Suriah dan pencurian sumber daya alamnya dengan dalih memerangi kelompok teroris, serta mempertahankan serangkaian sanksi sekunder ilegal, adalah satu-satunya alat yang dapat digunakan oleh AS untuk menjaga dirinya tetap eksis.
"Tentu saja, Amerika adalah aktor perusak di Suriah dan kebijakan ini adalah contoh lain dari keputusasaan Amerika," pungkasnya. (RA)