Menelisik Capaian Lawatan Menlu Iran ke Afsel
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran melakukan perjalanan ke Pretoria untuk berpartisipasi dalam pertemuan ke-15 Komisi Bersama Kerja Sama Ekonomi antara Iran dan Afrika Selatan, dan bertemu dengan para pejabat negara ini.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dalam pertemuan dengan sejawatnya dari Afrika Selatan, Naledi Pandor hari Kamis membahas hubungan kedua negara, terutama peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan.
Menghadiri pertemuan komisi kerja sama ekonomi bersama antara Republik Islam Iran dan Afrika Selatan setelah tiga tahun vakum akibat pandemi Covid-19, menindaklanjuti isu bilateral dan beberapa isu internasional, serta pertemuan dengan presiden Afrika Selatan, menjadi agenda utama lawatan Amirabdollahian ke negara Afrika ini.
Pertemuan ke-15 Komisi Bersama Iran-Afrika Selatan telah dimulai pada Selasa, 17 Agustus. Salah satu program komisi ini adalah menyelesaikan dokumen dan memorandum yang dipertukarkan antara kedua pihak untuk penandatanganan kunjungan bilateral dan resmi Presiden Republik Islam Iran ke Afrika Selatan yang akan datang, yang akan berlangsung musim gugur ini.
Hubungan antara Iran dan Afrika Selatan berada pada tingkat tinggi dan terjalin baik. Kedua negara selalu menjadi pendukung aktif satu sama lain di lembaga-lembaga internasional penting seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Iran dan Afrika Selatan menentang sanksi sepihak yang tidak adil, dan memiliki posisi yang hampir sama dalam isu-isu di kawasan Asia Barat.

Pemerintah ke-13 Iran memprioritaskan kawasan Afrika dalam kebijakan luar negerinya, selain tetangga dan kawasan. Kunjungan Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi baru-baru ini ke tiga negara Afrika yaitu: Kenya, Uganda dan Zimbabwe, serta penandatanganan nota kesepahaman ekonomi dan komersial dengan negara-negara ini menunjukkan keseriusan pemerintah ke-13 terhadap benua Afrika. Afrika Selatan adalah salah satu negara terkemuka di antara 55 negara Afrika, dan mengisi lebih dari 20% volume perdagangan luar negeri benua Afrika.
Itikad kuat otoritas Iran dan Afrika Selatan untuk memperluas hubungan, terutama hubungan perdagangan kedua negara meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Selama dua tahun terakhir, Afrika Selatan menjadi tujuan pertama ekspor barang-barang Iran di kawasan Afrika.
Menurut Sayid Ruhollah Latifi, Wakil Direktur Kelompok Pengusaha Iran-Afrika, dalam empat bulan pertama tahun ini (1402 HS), Iran telah mengekspor sekitar 432 ribu ton barang senilai kurang lebih 152 juta dolar ke benua Afrika. Dari jumlah tersebut, 101 ribu ton barang senilai 29 juta dolar dengan tujuan ke Afrika Selatan.
Kapasitas ekonomi, terutama di bidang minyak dan mineral, serta hubungan politik yang baik dan kesamaan pandangan kedua negara tentang banyak masalah global, termasuk masalah Palestina, perlunya meninjau ulang struktur PBB, terutama Dewan Keamanan, penumpasan terorisme, penggunaan energi nuklir sipil, dan kerja sama Selatan-Selatan serta kerja sama dalam organisasi regional dan internasional seperti BRICS, telah memberikan kondisi yang sesuai untuk perluasan hubungan antara Iran dan Afrika Selatan, terutama di bidang komersial dan ekonomi.
Sejak tahun 1995, sebanyak 25 perjanjian telah ditandatangani antara Iran dan Afrika Selatan, dan sekarang beberapa di antaranya menjadi agenda para ahli kedua negara untuk diselesaikan. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan pertemuan ke-15 komisi bersama kerja sama ekonomi kedua negara akan mempercepat implementasi kesepakatan tersebut serta kesepakatan baru untuk meningkatkan hubungan kedua negara.(PH)