Perbatasan Shalamcheh Siap Layani Peziarah Arbain (1)
(last modified Sat, 19 Aug 2023 09:46:53 GMT )
Aug 19, 2023 16:46 Asia/Jakarta
  • Persediaan air minum di perbatasan Shalamcheh, Khuzestan, Iran.
    Persediaan air minum di perbatasan Shalamcheh, Khuzestan, Iran.

Pihak berwenang di perbatasan Shalamcheh telah menyiapkan pelayanan untuk peziarah Arbain yang akan keluar masuk melalui perbatasan ini, termasuk penyiapan infrastruktur yang diperlukan dalam pelayanan tersebut.

Di antara pelayanan yang disiapkan adalah penyediaan air minum untuk peziarah. Penyediaan air minum ini merupakan bagian dari Proyek Ghadir dengan biaya 50 miliar rial. Proyek ini telah teralisasi pada hari Kamis (17/8/2023).

Pergerakan peziarah Arbain secara bertahap dimulai sejak awal bulan Safar. Mereka bergerak menuju ke arah perbatasan Chazabeh dan Shalamcheh, dan jumlah mereka akan meningkat pada hari-hari mendekati Arbain.  

Chazabeh dan Shalamcheh adalah dua perbatasan di Republik Islam Iran, yang terletak di provinsi Khuzestan di barat daya negara ini, dan merupakan perbatasan bersama dengan Irak.

Dua perbatasan ini ramai oleh peziarah Arbain yang ingin pergi ke Karbala untuk menghadiri Arbain.   

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 6 September 2023 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.

Jutaan peziarah dari berbagai daerah di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari Republik Islam Iran mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya gugur syahid pada 10 Muharam 61 Hijriah di Karbala atau yang dikenal dengan Tragedi Asyura.

Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)

 

Tags