Presiden Iran: Tinggalkan Perundingan, Barat Berharap pada Kerusuhan
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, negara-negara Barat meninggalkan meja perundingan, dan berusaha meraih keinginannya dengan mendukung para pelaku kerusuhan di Iran.
Sayid Ebrahim Raisi, Selasa (29/8/2023) dalam jumpa pers bertepatan dengan Pekan Pemerintah Iran menuturkan, meja perundingan sudah ditinggalkan oleh negara-negara Barat, mereka berharap para kerusuhan-kerusuhan, dan mengira dengan itu mereka bisa mencapai ambisinya.
Ia menambahkan, "Ketika kerusuhan-kerusuhan digagalkan berkat kehadiran dan bantuan rakyat Iran, Barat segera menyampaikan pesan ingin kembali ke meja perundingan, dan memulai kembali perundingan."
Pada saat yang sama, Raisi menjelaskan bahwa musuh sedang mengupayakan dua strategi, mengucilkan Iran Islami di arena internasional, dan membuat rakyat berputus asa di dalam negeri.
Ia mengatakan, "Masalah JCPOA bukan kasus pertama yang ditangani, bukan juga yang terakhir. Saat ini level hubungan politik, ekonomi dan perdagangan Iran, dengan negara-negara tetangga, dan sahabat sungguh jauh berbeda, hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga tumbuh 14 persen."
Menurut Raisi, sehubungan dengan hubungan dagang, pemerintah Iran periode ke-13 mencatat rekor, dan dengan kapasitas-kapasitas yang ada di dalam negeri, Iran mampu meningkatkan hubungan dengan Amerika Latin, Afrika dan banyak negara Asia.
"Keanggotaan Iran, di Uni Ekonomi Eurasia, Organisasi Kerja Sama Shanghai, SCO, dan yang terbaru keanggotaan di BRICS membuktikan bahwa Iran Islami, punya kapasitas dan posisi, dan musuh gagal mengucilkan Iran Islami," imbuhnya.
Presiden Iran melanjutkan, "Hubungan dengan negara-negara Muslim, yang sempat terhenti, kembali ditindaklanjuti, dan level hubungan politik, ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara tetangga serta sahabat juga sangat berbeda."
"Situasi politik, perdagangan dan ekonomi Iran menunjukkan bahwa musuh gagal mengucilkan Republik Islam Iran, dan musuh menghadapi kegagalan besar dalam upayanya membuat rakyat Iran, putus asa," pungkas Raisi. (HS)