Sep 23, 2023 20:29 Asia/Jakarta
  • Menlu Iran dan Rusia
    Menlu Iran dan Rusia

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian di sela-sela sidang ke-78 Majelis Umum PBB memanfaatkan pertemuan dengan pejabat berbagai negara sebagai peluang untuk memajukan diplomasi publik negara ini.

Sesi Majelis Umum PBB ke-78 diadakan di New York. Hossein Amirabdollahian, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran yang masih berada di New York, aktif bertemu dengan pejabat berbagai negara dan institusi. Hal ini merupakan salah satu ciri sidang Majelis Umum yang memberikan kesempatan terjadinya pertemuan diplomatik. Faktanya, terlepas dari kekurangan struktural PBB, pertemuan Majelis Umum merupakan sebuah platform sehingga presiden, menteri luar negeri, dan pejabat dari berbagai negara dapat dengan bebas mengekspresikan pendekatan negara mereka terhadap isu-isu internasional.

Republik Islam Iran adalah salah satu negara yang, khususnya Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, secara aktif bertindak untuk menampilkan citra yang tidak pantas mengenai Tehran, hal yang juga diungkapkan oleh Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi. Presiden Raisi dan Amirabdollahian mencoba memanfaatkan pertemuan diplomatik di New York untuk menetralisir kebijakan ini dan mengalahkan proses isolasi Iran.

Image Caption

Selain itu, presiden dan menlu Iran memanfaatkan berbagai pertemuan diplomatik di New York sebagai peluang dan platform guna mendukung perdamaian dan dialog di dunia. Pertemuan Menlu Abdollahian dengan sejawatnya dari Mesir, Sameh Shoukry yang digelar dalam suasana penuh persahabatan, juga dapat dianalisa dalam koridor ini.

Tak hanya itu, pertemuan dengan berbagai media dan institusi ilmiah di New York juga menjadi peluang untuk menunjukkan citra sejati Iran. Para analis, cendikiawan dan dosen dapat mengenal secara langsung pandangan pemerintah dan para pemimpin.

Sayid Ebrahim Raisi mengadakan beberapa pertemuan media dan ilmiah selama perjalanannya ke New York dan menjelaskan kebijakan luar negeri pemerintahan ke-13. Fokus utama dari komentar presiden dan menteri luar negeri tersebut adalah bahwa Iran menyambut baik dialog dan negosiasi, Iran menginginkan perdamaian dunia, Iran membela hak-hak perempuan, Iran ingin mengamankan hak dan kepentingan negara-negara yang lebih lemah, dan menekankan perlawanan serius terhadap terorisme dan kekerasan. Di saat yang sama, Iran juga menyambut baik perkembangan hubungan dengan negara tetangga.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Republik Islam Iran berbeda dengan sejumlah negara yang memanfaatkan sidang Majelis Umum PBB untuk menebar kebencian dan mengancam pihak lain. Karena Iran senantiasa menekankan poros perdamaian dan dukungan terhadap kaum tertindas dunia.

Meski PBB berada di bawah pengaruh Barat dan codong terhadap kebijakan Amerika, tapi sidang Majelis Umum PBB dan serba serinya dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memajukan diplomasi publik Iran. Seperti yang dilakukan presiden Iran saat jumpa pers dengan media Amerika menjelaskan banyak isu dan sikap Republik Islam Iran secara transparan. (MF)

 

Tags