Pemerkosaan Sistematis: Mengungkap Sudut-Sudut Tergelap Masyarakat Zionis
(last modified Mon, 14 Jul 2025 11:00:17 GMT )
Jul 14, 2025 18:00 Asia/Jakarta
  • Orang-orang ultra-Ortodoks Yahudi
    Orang-orang ultra-Ortodoks Yahudi

Pars Today - Terungkapnya rincian baru tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak selama ritual massal Talmud di Wilayah Pendudukan telah menggoncang serius masyarakat Zionis.

Situs berita Al-Araby Al-Jadeed baru-baru ini menulis dalam sebuah artikel, Sistem peradilan Israel saat ini sedang menyelidiki dua kasus amoral yang telah ditutup-tutupi oleh perkembangan perang Gaza dan dominasinya atas media Israel.

Menurut laporan Pars Today mengutip Mehr, pada Selasa pekan lalu, polisi militer Israel menangkap tujuh tentara yang bekerja di Sistem Radar Heights atas keterlibatan mereka dalam serangan seksual dan psikologis terhadap rekan-rekan mereka di unit itu.

Surat kabar Israel Yedioth Aharonot melaporkan di situsnya bahwa tindakan-tindakan ini merupakan bagian dari perilaku normal tentara veteran terhadap rekrutan baru dan termasuk penghinaan serta serangan seksual dan psikologis terhadap mereka.

Laporan tersebut menambahkan bahwa puluhan tentara Israel telah menjadi korban tindakan-tindakan ini dan penyelidikan atas serangan seksual tersebut masih berlangsung. Sumber-sumber ini menunjukkan bahwa beberapa dari tindakan ini terjadi selama agresi rezim Zionis terhadap Iran dan operasi balasan Janji Setia 3, yang seharusnya merupakan saat paling sibuk bagi pasukan pertahanan udara rezim Zionis dalam menjalankan misi mereka!

Anak-anak Korban Ritual Talmud

Kasus kedua menyangkut berbagai pengaduan terhadap ultra-Ortodoks Talmud di komunitas Haredi di kota Bnei Brak, pusat Wilayah Pendudukan, yang mengindikasikan meluasnya pelecehan seksual terhadap anak-anak selama dua dekade terakhir. Dikatakan bahwa banyak korban dalam kasus ini diancam oleh para pelaku kejahatan tersebut agar tidak mengajukan pengaduan.

Yedioth Ahronoth menambahkan bahwa Chaim Rotter, Chaim Rotter, pemimpin patroli Shomrim, organisasi keamanan swasta yang beroperasi di Bnei Brak dalam koordinasi dengan para rabi dan penegak hukum di kota mayoritas Haredi, kemungkinan berperan dalam pelecehan seksual terhadap remaja selama beberapa tahun, dengan menggunakan kekerasan.

Rottier ditangkap di Bandara Ben Gurion pekan lalu dan sedang diperiksa. Seorang tokoh agama Haredi lainnya sedang diselidiki dalam kasus ini, yang telah memperkosa remaja dan anak-anak selama 25 tahun.

Korban pemerkosaan ini adalah anak-anak berusia 12 tahun ke atas, yang telah dihukum karena pemerkosaan, penyerangan seksual, dan penyalahgunaan kekuasaan di pengadilan.

Yoel Yosef, rekan dekat Rotter, baru-baru ini ditangkap. Ia telah memainkan peran penting dalam membungkam para korban kejahatan ini selama bertahun-tahun. Saat ini, lebih dari 10 korban telah resmi menyampaikan pengaduan mereka. Para korban telah menyerukan agar kebungkaman diakhiri dalam menghadapi kejahatan ini dan mendesak orang lain untuk tidak diam dan mengajukan pengaduan jika mereka menjadi korban tindakan ini.

Pengakuan yang Sulit dan Menyakitkan

Yael Ariel, salah satu perempuan yang berpartisipasi dalam ritual Talmud pemerkosaan massal anak-anak, yang berbicara di sidang Knesset Zionis, membuat pengakuan yang keras tentang pelecehan seksual berbahaya terhadap anak-anak di komunitas Haredi yang terjadi dalam ritual Talmud.

Ia juga diwawancarai oleh Channel 13 Israel dan mengatakan bahwa ia memasuki lingkaran ini sejak kecil dan dipaksa melakukan kejahatan dan kekerasan ini hingga ia berusia 20 tahun. Dalam wawancara ini, ia mengakui bahwa ia mengetahui bahwa pejabat senior rezim Israel, termasuk anggota Knesset saat ini dan mantan anggotanya, terlibat dalam pemerkosaan ini.

Perempuan Zionis ini melaporkan tekanan dan ancaman yang diberikan untuk menutup kasus ini dan mengatakan bahwa ia dipaksa melakukan banyak pemerkosaan terhadap anak-anak dalam ritual ini, tetapi tindakan tersebut bukan atas kemauannya sendiri dan ia merasa bertanggung jawab saat ini dalam berbicara tentang pemerkosaan ini.

Dalam investigasi yang dilakukan oleh surat kabar Zionis Yedioth Ahronoth, sejumlah perempuan lain diwawancarai dan mengakui bahwa ritual Talmud digunakan untuk memperkosa dan melakukan kekerasan seksual terhadap remaja putri dan putra. Pemerkosaan ini seringkali dilakukan oleh tokoh-tokoh berpengaruh dengan dalih ritual Talmud. Menurut para korban dalam kasus ini, beberapa di antaranya adalah dokter, guru, polisi, atau anggota Knesset Zionis, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun.

Tas Meir adalah korban lain yang menceritakan kehadirannya dalam ritual-ritual ini ketika ia berusia 6 tahun dan menekankan bahwa ia menyaksikan berbagai pemerkosaan. Ia mengatakan bahwa dalam salah satu pemerkosaan tersebut, nyawanya bahkan terancam dan ia kehilangan kemampuan bernapas.

Korban lain dalam kasus ini melaporkan upaya yang dilakukan untuk menutup kasus tersebut dan mengatakan bahwa ia telah membuka kembali kasus tersebut dengan mengajukan banding dan pergi ke pengadilan untuk bersaksi saat ia sedang hamil.

Korban lainnya, Yael Shatrit, mengatakan ia diperkosa sejak usia 3 tahun. Ia mengaku tidak tahu-menahu tentang pemerkosaan yang dilakukan terhadapnya saat itu.

Nameh Goldberg, Direktur Eksekutif Asosiasi Dukungan Perempuan Melawan Serangan Seksual mengatakan bahwa bukti ini bukanlah hal baru dan telah ada selama bertahun-tahun, tetapi polisi tidak menangani kasus-kasus ini dengan benar. Ia mengatakan dirinya telah mendengar banyak tentang pemerkosaan sadis terhadap anak-anak selama bertahun-tahun.(sl)