Iran Aktualita, 21 Oktober 2023
(last modified Sat, 21 Oct 2023 12:31:35 GMT )
Okt 21, 2023 19:31 Asia/Jakarta
  • Rahbar, Ayatullah Khamenei
    Rahbar, Ayatullah Khamenei

Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Rahbar: Kejahatan di Gaza Tak Dihentikan, Maka Tak Seorang pun Bisa Halangi Perlawanan.

Selain itu, masih ada isu lain seperti;

  • Presiden Iran dan Rusia Bicarakan Perkembangan Gaza
  • Abdollahian: Iran dan Saudi Jalin Koordinasi Hentikan Serangan ke Gaza
  • Presiden Iran: Pembantaian Rakyat Gaza Berlanjut, Perang akan Meluas
  • Menlu Iran: Rezim Zionis Harus Segera Hentikan Aksi Teroris terhadap Palestina
  • Bulan Sabit Merah Iran akan Bangun RS Darurat di Dekat Gaza
  • Komandan IRGC: Tufan Al Quds, Tahap Awal Keruntuhan Rezim Zionis
  • Kanaani: Perlawanan Anti-Israel Tak Terbatas pada Satu Front
  • Menlu Iran: Terbukanya Front-Front Baru Anti-Israel Tak Bisa Dihindari

Rahbar: Kejahatan di Gaza Tak Dihentikan, Maka Tak Seorang pun Bisa Halangi Perlawanan

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, bangsa-bangsa Muslim, bahkan non-Muslim dunia sangat marah atas kejahatan Rezim Zionis di Gaza.

Image Caption

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (17/10/2023) dalam pertemuan dengan para cendekiawan, dan akademisi unggul Iran, menyinggung kejahatan-kejahatan Rezim Zionis, dalam melakukan pembunuhan massal rakyat Palestina, di Jalur Gaza, dan menekankan penghentian pemboman Gaza.

Rahbar menilai peristiwa yang sedang terjadi di Palestina, sebagai kejahatan terang-terangan Rezim Zionis, dan genosida terbuka di hadapan mata dunia, dan jika kebiadaban ini tidak dihentikan, maka umat Islam dunia, dan pasukan perlawanan tidak bisa menahan diri lagi, dan tidak akan ada yang bisa menghalangi mereka.

Menurut Ayatullah Khamenei, dalam pengambilan kebijakan-kebijakan jahat Rezim Zionis tersebut, keterlibatan Amerika Serikat, sungguh sangat kentara.

"Protes para pejabat dari sejumlah negara dunia dalam pembicaraan dengan pejabat Iran, adalah mengapa orang-orang Palestina, membunuh warga sipil ? Pernyataan ini tidak benar, para pemukim di distrik-distrik Zionis bukan sipil karena mereka dipersenjatai, sekalipun ada sipil, berapa yang meninggal ? Rezim Zionis membunuh 100 kali lebih banyak anak-anak, perempuan, orang tua, dan pemuda Palestina. Rezim Zionis memilih tempat-tempat padat penduduk lalu membombardinya," imbuh Rahbar.

Lebih lanjut Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Rezim Zionis membunuh sekian ribu perempuan, anak-anak, orang tua, dan pemuda Palestina, dalam beberapa hari terakhir. Zionis melakukan kejahatan-kejahatannya di hadapan mata dunia. Maka dari itu Rezim Zionis benar-benar harus diadili."

Ia menambahkan, "Berdasarkan banyak informasi, para pengambil dan penyusun kebijakan Rezim Zionis, saat ini adalah orang-orang Amerika, dan Washington, bertanggung jawab dalam genosida rakyat Gaza, dan harus mengetahui tanggung jawabnya."

Pada saat yang sama, Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa pemboman Jalur Gaza oleh Rezim Zionis, harus segera dihentikan.

Menurut Rahbar, unjuk rasa bangsa-bangsa Muslim, bahkan non-Muslim, di negara-negara Muslim, dan di negara-negara non-Muslim, di AS, dan Eropa, membuktikan kemarahan serius bangsa-bangsa dunia atas kejahatan Rezim Zionis.

"Jika kejahatan-kejahatan Rezim Zionis terus dilanjutkan, maka ketahuilah umat Islam, dan pasukan perlawanan tidak bisa menahan diri lagi, dan tidak akan ada seorang pun yang bisa mencegah mereka, kenyataannya seperti ini. Tapi apa pun yang dilakukan Rezim Zionis, tidak akan pernah bisa menutupi kekalahan memalukannya dalam peristiwa Gaza," tegasnya.

Presiden Iran dan Rusia Bicarakan Perkembangan Gaza

Presiden Iran, melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia, dan memperingatkan berlanjutnya kejahatan-kejahatan Rezim Zionis di Jalur Gaza.

Presiden Raisi

Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi, hari ini, Senin (16/10/2023) melakukan percakapan telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, membahas perkembangan terbaru Gaza, dan Kaukasus.

Wakil Presiden Iran urusan politik, Mohammad Jamshidi, mengabarkan kontak telepon yang dilakukan dua pemimpin negara itu. Ia menuturkan, "Presiden Iran, dalam pembicaraan telepon dengan sejawatnya dari Rusia, memperingatkan berlanjutnya kejahatan Rezim Zionis."

Menurut Raisi, berlanjutnya blokade, pembunuhan perempuan dan anak-anak, operasi darat ke Gaza, serta serangan ke pemerintahan pilihan rakyat, dan konstitusional, akan memperpanjang, dan memperluas perang.

Dalam kesempatan ini, Presiden Iran, dan Rusia, juga membicarakan perkembangan terbaru di wilayah Kaukasus. Selain itu kantor berita Turki, Anadolu, mengabarkan pembicaraan telepon antara Presiden Iran, dan Presiden Turki.

Mengapa Iran Mendukung Penuh Palestina, Ini Kata Raisi

Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi menyebut dukungan Iran terhadap rakyat Palestina yang tertindas sebagai kebijakan definitif Republik Islam.

Menanggapi kejahatan rezim Zionis, pasukan perlawanan Palestina telah memulai operasi menyeluruh "Badai Al-Aqsa" dari Gaza terhadap posisi rezim Zionis di wilayah pendudukan mulai 7 Oktober 2023.

Kegagalan besar Israel menghadapi operasi perlawanan Palestina membuat para pemimpin rezim Zionis berkali-kali menargetkan warga sipil dan orang-orang tak berdosa di Gaza dalam beberapa hari terakhir dan melakukan kejahatan perang dengan mengepung kota ini.

Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataannya mengumumkan, sejak serangan Israel di Jalur Gaza hingga Minggu malam (15 Oktober), 2.670 warga Palestina gugur dan 9.600 lainnya luka-luka.

Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam rapat kabinet hari Minggu (15/10/2023) mengatakan bahwa kebijakan arogan rezim Zionis yang mengusir paksa warga Gaza dari kampung halamannya yang tidak akan pernah terwujud, adalah perilaku yang bertentangan dengan semua hukum internasional, etika dan prinsip-prinsip kemanusiaan.

Mengkritik diamnya beberapa pemerintah dan organisasi internasional mengenai kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap rakyat Palestina, Raisi menegaskan kembali komitmen Iran mendukung Palestina.

"Mereka yang percaya pada Tuhan dan hati nurani manusia, atau mereka yang percaya pada validitas sejarah tidak akan diam di hadapan kejahatan-kejahatan yang dilakukan rezim Zionis. Sebab, mereka harus mempertanggungjawabkan sikapnya dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, hati nurani dan penghakiman sejarah," ujar Raisi

Presiden Republik Islam Iran menekankan dukungan terhadap rakyat tertindas Palestina sebagai kebijakan definitif Republik Islam.

Raisi menyerukan  upaya internasional untuk menghentikan pemboman wilayah pemukiman Gaza dan memberikan akses kemanusiaan kepada penduduk wilayah tersebut, karena semua negara perlu memenuhi tanggung jawabnya di bidang ini.

Abdollahian: Iran dan Saudi Jalin Koordinasi Hentikan Serangan ke Gaza

Menteri Luar Negeri Iran, saat tiba di Jeddah, mengabarkan koordinasi Iran dan Arab Saudi, untuk mengupayakan penghentian serangan ke Gaza.

Menlu Hossein Amir-Abdollahian

Hossein Amir Abdollahian, Selasa (17/101/2023) malam tiba di Jeddah, Arab Saudi, untuk menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam, OKI, yang akan membahas perkembangan terbaru di Jalur Gaza.

Abdollahian menuturkan, "Saya sudah berbicara dengan Menlu Saudi, Faisal bin Farhan, dan rencananya dalam pertemuan luar biasa Komisi Eksekutif OKI, hari Rabu, yang dihadiri Menteri Luar Negeri negara-negara Muslim, akan dikeluarkan pernyataan tegas mendukung Palestina."

Ia menambahkan, "Pernyataan bersama pertemuan OKI tersebut meliputi penekanan atas penghentian serangan, pembukaan koridor penyaluran bantuan kemanusiaan untuk penduduk Gaza, dan perlawanan atas kejahatan Rezim Zionis, termasuk pengusiran paksa penduduk Gaza."

Menlu Iran berharap, dengan memperhatikan kejahatan Rezim Zionis, yang dilakukan di Gaza, baru-baru ini, akan muncul sebuah gerakan kolektif dunia untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan, genosida, dan pembunuhan massal yang dilakukan Rezim Zionis.

Presiden Iran: Pembantaian Rakyat Gaza Berlanjut, Perang akan Meluas

Presiden Iran dalam kontak telepon dengan Presiden Prancis mengatakan, jika Rezim Zionis, tidak menghentikan pembantaian warga Gaza, dan tidak mencabut blokade wilayah itu, maka situasi akan semakin rumit, dan arena pertempuran akan meluas.

Wakil Presiden Iran, urusan politik, Mohammad Jamshidi, Minggu (15/10/2023) mengabarkan kontak telepon antara Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi, dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Menjawab kontak teleon dari Macron, Raisi menegaskan, jika kejahatan Rezim Zionis, termasuk pembantaian warga Gaza, dan blokade wilayah itu tidak dihentikan, maka perang akan meluas.

Di sisi lain Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, menyampaikan hal senada, jika serangan Rezim Zionis, ke Jalur Gaza, tidak dihentikan, kapan pun area perang bisa meluas.

Ia menambahkan, "Saya sudah mengirim pesan kepada Rezim Zionis, melalui para pendukungnya, jika kejahatan di Gaza, tidak dihentikan, maka besok akan terlalu terlambat."

Menlu Iran menerangkan, "Kami berharap upaya politik bisa mencegah meluasnya perang, jika tidak, maka tidak ada seorang pun yang tahu beberapa jam ke depan apa yang akan terjadi. Iran tidak bisa hanya menjadi penonton situasi ini."

"Jika Amerika Serikat dan Rezim Zionis tidak menghentikan serangan ini, maka kemungkinan meluasnya perang tidak bisa ditutup, dan jika perang meluas, maka AS akan rugi besar," pungkasnya.

Menlu Iran: Rezim Zionis Harus Segera Hentikan Aksi Teroris terhadap Palestina

Menteri Luar Negeri Iran dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Irlandia mengatakan bahwa rezim Zionis harus segera menghentikan tindakan teroris dan genosida terhadap Palestina.

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin pada Senin malam untuk membahas perkembangan terkini di Palestina dan intensifikasi serangan rezim Zionis terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

Menlu Iran mengecam kejahatan dan aksi anti-kemanusiaan rezim Zionis dengan mencegah pengiriman bantuan kemanusiaan seperti makanan, air dan obat-obatan ke Gaza.

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, "Kemungkinan penyebaran perang di bidang lain mendekati hal yang tidak dapat dihindari. Tahap ini dan perlu untuk membangun koridor yang sesuai sesegera mungkin untuk mengirimkan air, makanan dan obat-obatan serta barang-barang medis ke masyarakat Gaza,".

Merujuk pada pembunuhan harian antara 300 dan 700 warga sipil di Jalur Gaza, kepala jawatan diplomatik Iran menekankan bahwa rezim Zionis harus segera menghentikan tindakan teroris dan genosida terhadap Palestina.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Irlandia dalam kontak telpon dengan Menlu Iran menyatakan keprihatinan atas meluasnya ketegangan di wilayah pendudukan dan mengatakan perlunya memperhatikan hak-hak kemanusiaan internasional dalam perang ini.

"Irlandia menekankan perlunya menciptakan koridor kemanusiaan untuk mengirimkan bantuan dan barang-barang kemanusiaan kepada masyarakat Gaza," ujar Menlu Irlandia.

Menteri Luar Negeri Irlandia juga menyampaikan harapannya agar Republik Islam Iran, dengan memainkan peran uniknya di kawasan, dapat memberikan inisiatif yang berguna untuk mengurangi cakupan krisis di kawasan dan segera mengambil tindakan untuk mengurangi ketegangan.

Bulan Sabit Merah Iran akan Bangun RS Darurat di Dekat Gaza

Ketua Organisasi Bulan Sabit Merah Iran, mengabarkan kelanjutan negosiasi untuk mendirikan rumah sakit darurat di dekat perbatasan Jalur Gaza.

Pir Hossein Kolivand

Pir Hossein Kolivand, Senin (16/10/2023) mengumumkan berlanjutnya upaya Bulan Sabit Merah Iran, untuk mengirim bantuan-bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina, di Jalur Gaza.

"Dalam upaya mendirikan rumah sakit darurat di dekat perbatasan Jalur Gaza, untuk mengobati warga Palestina, yang terluka, kami masih terus melakukan negosiasi," ujarnya.

Kolivand menambahkan, "Peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di Gaza, saat ini, tidak pernah terjadi di belahan dunia mana pun, dan masyarakat internasional hanya membisu."

Ketua Organisasi Bulan Sabit Merah Iran melanjutkan, "Saat ini kemungkinan untuk menyalurkan bantuan, bahkan bantuan asasi bagi warga Palestina, dan Gaza, masih tertutup."

"Kami sedang berusaha, dan melakukan negosiasi melalui Mesir, untuk bisa membangun rumah sakit darurat di sebuah lokasi dekat perbatasan Gaza, guna membantu warga Palestina," pungkasnya.

Komandan IRGC: Tufan Al Quds, Tahap Awal Keruntuhan Rezim Zionis

Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC menyebut operasi perlawanan Palestina, Tufan Al Quds (Badai Al Quds) sebagai tahap pertama keruntuhan cepat Rezim Zionis.

Mayjen Hossein Salami, Senin (16/10/2023) mengatakan, identitas fiktif Rezim Zionis sudah runtuh, dan tidak ada lagi yang tersisa bagi rezim ini selain sebuah cangkang kosong.

Komandan IRGC, Hossein Salami

Ia menuturkan, "Operasi Tufan Al Aqsa, adalah peristiwa terbaru layaknya gempa yang mengguncang sistem strategi musuh di bidang politik, dan keamanan."

Komandan IRGC menambahkan, "Hari ini Rezim Zionis, sebagaimana diakui oleh semua, bukan hanya telah kalah tapi sudah dihinakan, dan takluk pada Hamas, yang berjuang sendiri tanpa bertumpu pada kekuatan lain."

Salami menegaskan, "Rezim Zionis, apa pun yang akan dilakukannya, tidak akan mampu menutupi kehinaan yang dideritanya, dan  kedigdayaan hampa Israel, telah runtuh oleh operasi Hamas, dan realitas kelemahan Rezim Zionis, sudah terungkap bagi semua."

Kanaani: Perlawanan Anti-Israel Tak Terbatas pada Satu Front

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, poros perlawanan memiliki banyak opsi untuk menghadapi Rezim Zionis, dan orang-orang Zionis, harus tahu semua skenario bisa dilakukan.

Nasser Kanaani, Selasa (17/10/2023) dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Mayadeen, menuturkan, "Perang tidak seimbang, dan kejahatan terhadap rakyat Palestina, di Jalur Gaza terus berlanjut, dan masyarakat internasional menyaksikan genosida bangsa Palestina."

Nasser Kanaani

Ia menambahkan, "Semua orang yang mengikuti perkembangan Rezim Zionis, mengatakan bahwa rezim ini tidak lagi seperti Israel, sebelum tanggal 7 Oktober 2023."

Menurut Jubir Kemlu Iran, poros perlawanan tidak hanya terbatas pada satu front tertentu, dan orang-orang Zionis, harus tahu tidak ada skenario yang tidak mungkin, dan balasan poros perlawanan adalah preemptive.

Kanaani lebih lanjut menjelaskan, "Orang-orang Amerika, menggantikan Zionis, harus berusaha keras untuk mencegah meluasnya domain perang."

"Jika Rezim Zionis, melanggar garis merah, tentu saja kelompok-kelompok perlawanan akan menunjukkan reaksi serius," imbuh Jubir Kemlu Iran.

Ia menegaskan, "Rezim Zionis, bermasalah dengan identitas Palestina, bukan dengan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, dan perlawanan di kawasan punya identitas yang sama."

Menlu Iran: Terbukanya Front-Front Baru Anti-Israel Tak Bisa Dihindari

Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, jika kesempatan yang terbatas, dan sempit ini tidak dimanfaatkan oleh PBB, maka terbukanya front-front perlawanan baru terhadap Rezim Zionis, tidak bisa dihindari.

Hossein Amir Abdollahian, Senin (16/10/2023) malam menuturkan, "Jika kejahatan perang Rezim Zionis tidak dihentikan, dan dunia tidak segera menyaksikan dihentikannya kejahatan-kejahatan ini, maka front-front baru perlawanan atas Israel, akan terbuka."

Ditanya apakah Iran, akan terjun ke dalam peperangan, Abdollahian menjawab, "Semua kemungkinan bisa terjadi. Saya tekankan bahwa tidak ada satu pihak pun yang bisa berdiam diri jika kondisi ini berlanjut."

Menlu Iran menambahkan, "Perluasan perang di ruang lingkup perlawanan akan menciptakan sebuah arena yang di dalamnya perubahan peta geografis Rezim Zionis, akan terjadi."

Lebih lanjut ia menjelaskan, "Semuanya nampak jelas dalam kalkulasi-kalkulasi yang dilakukan, dan para pemimpin gerakan perlawanan tidak akan membiarkan Rezim Zionis, berbuat sekehendaknya di kawasan. Semua tindakan preemptive apa pun dapat dilakukan dalam beberapa jam ke depan."

Abdollahian menegaskan, "PBB harus menemukan jalan keluar dalam kerangka internasional sebelum situasi semakin kritis, dan menghentikan aksi Perdana Menteri Rezim Zionis."

"Waktu semakin menipis, dan sebelum sampai pada titik didih, strategi-strategi politik harus sudah bisa menunjukkan dampaknya," pungkasnya Menlu Iran.