Des 16, 2023 20:21 Asia/Jakarta
  • Drone Karrar.
    Drone Karrar.

Perkembangan di Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, seperti peningkatan kekuatan Angkatan Pertahanan Udara Militer Republik Islam Iran setelah dilengkapi dengan pesawat tanpa awak Karrar.

Angkatan Pertahanan Udara Militer Republik Islam Iran telah dilengkapi dengan pesawat tanpa awak Karrar untuk menjalankan operas-operasinya.

Pernyerahan drone Karrar tersebut dilakukan pada hari Minggu (10/12/2023) dalam sebuah upacara militer yand dihadiri Mayor Jenderal Sayid Abdul Rahim Mousavi, Komandan Angkatan Bersenjata Iran, dan Brigadir Jenderal Alireza Sabahi Fard, komandan Angkatan Udara dan para pejabat militer Iran.

Sabahi Fard mengatakan, drone pencegat ini akan digunakan di udara untuk menjaga wilayah pertahanan di barat laut, barat, barat daya, selatan, tenggara dan timur Iran.

Drone Karar yang dipersenjatai rudal Majid merupakan hasil kerja sama dan sinergi antara Kementerian Pertahanan dan Angkatan Udara Republik Islam Iran, yang mampu mencegat dan menghancurkan pesawat dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan pesawat tempur berawak. 

Brigjen Khajeh: Radar Iran Deteksi Pesawat Musuh dalam Dua Menit

Deputi Operasi Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran mengatakan, radar-radar buatan dalam negeri Iran, dapat mendeteksi pesawat berawak atau tak berawak dalam jarak ratusan kilometer kurang dari dua menit.

Brigjen Reza Khajeh, Senin (11/12/2023) menuturkan, jika pesawat-pesawat penyerang berhasil dideteksi, maka saat itu juga langsung ditembak dan dihancurkan.

Ia menambahkan, "Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran, adalah pasukan profesional dan berorientasi peralatan yang terus berkembang mencapai kemajuan, dan kesempurnaan."

Menurut Khajeh, Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran, dalam rangka menciptakan pertahanan berlapis, efektif, berkelanjutan, dan dinamis, menggunakan berbagai jenis sistem radar, rudal, artileri, penyadapan elektronik, dan perang elektronik.
Brigjen Khajeh, menilai pesawat tanpa awak sebagai salah satu pilar pertahanan Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran. "Hari ini drone-drone di berbagai level misi, telah menemukan kedudukannya di Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran," ujarnya.
Sekarang, imbuhnya, Pasukan Pertahanan Udara Militer Iran, secara khusus dilengkapi dengan sistem-sistem drone, pasalnya kemampuan drone merupakan salah satu mekanisme melawan ancaman-ancaman udara. 

Salami: Tidak ada Yang Berani Macam-macam dengan Iran

Komandan Pasukan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan, saat ini tidak ada yang berani melanggar bangsa dan wilayah Iran.

Menurut laporan IRNA, Mayjen. Hossein Salami Kamis (14/12/2023) dalam acara peringatan 10 ribu Syuhada Provinsi Azerbaijan Timur, seraya menjelaskan bahwa kekuatan Iran Islami warisan para syuhada, menambahkan, para syuhada membawa Iran ke puncak kebanggaan, dan saat ini, di setiap belahan dunia ketika para politisi dan tokoh diajak bicara, mereka berbicara tentang Iran dengan hormat.

Seraya merujuk bahwa musuh masih ingin membuat bangsa-bangsa Muslim tidak meraih haknya, Salami mengatakan, mereka ingin menduduki wilayah bangsa Muslim seperti Palestina; Contohnya adalah serangan ke Gaza dan pemboman wilayah ini.

Komandan IRGC seraya mengutuk serangan rezim Zionis ke rumah sakit dan wilayah pemukiman serta pelayanan, mengingatan, pembantaian anak-anak adalah kebanggaan rezim Zionis, dan Zionis menilai kemenangannya adalah menggugurkan sejumlah besar bangsa, anak-anak, orang lanjut usia dan perempuan.

Mayor Jenderal Salami menyatakan bahwa kini kebencian publik terhadap rezim Zionis telah mencapai puncaknya di antara negara-negara di dunia, dan berkata: Semua negara telah turun tangan untuk mendukung Palestina dan menyatakan rasa muak mereka terhadap kejahatan rezim Zionis.

Pada tanggal 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina melancarkan operasi mengejutkan yang disebut "Badai Al-Aqsa" dari jalur Gaza terhadap posisi rezim pendudukan Quds, dan untuk membalas dan mengkompensasi kekalahannya serta menghentikan operasi kelompok perlawanan, rezim ini menutup semua penyeberangan dan terus membombardir daerah tersebut.

Menurut keterangan Departemen Kesehatan Palestina, jumlah syuhada akibat serangan Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober hingga kini mencapai 18.608 orang.

Sementara itu, jumlah korban terluka akibat agresi Zionis ke Gaza terus meningkat dan mencapai lebih dari 50.594 orang.

Bertemu Menpora RI, Dubes Iran Tegaskan Dukungan Bersama terhadap Palestina​

Menpora RI dan Dubes Iran untuk Indonesia menegaskan dukungan kedua negara terhadap Palestina di berbagai bidang, termasuk olahraga.

Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Ario Bimo Nandito dalam pertemuan dengan Dubes Iran di Jakarta, Mohammad Boroujerdi hari Rabu (13/12/2023) menyerukan perluasan kerja sama olahraga antara Iran dan Indonesia, dan menekankan berlanjutnya dukungan terhadap bangsa Palestina yang tertindas di bidang olahraga.​

Menyinggung keunggulan Republik Islam Iran di bidang olahraga di kancah internasional, Ario Bimo Nandito menegaskan urgensi pengembangan hubungan kerja sama dengan Tehran untuk memanfaatkan pengalaman Iran di berbagai bidang olahraga.

Dalam pertemuan tersebut, Dubes Iran untuk Indonesia juga mengapresiasi sikap tegas pemerintah Indonesia dalam membela Palestina di segala bidang, khususnya di bidang olah raga.

Mohammad Boroujerdi menilai sikap tegas Indonesia menolak kehadiran timnas Israel pada pertandingan sepak bola Piala Dunia U-20 menunjukkan dukungan tegas terhadap Palestina.

Boroujerdi menyinggung kemajuan Indonesia di bidang olahraga dan peningkatan kualitas infrastruktur penyelenggaraan kompetisi olahraga dunia, dan menekankan pengembangan kerja sama bilateral di sektor ini.

Menlu Iran dan Indonesia Bahas Palestina

Menteri luar negeri Iran mengatakan, Amerika harus memahami bahwa jika perang Gaza tidak dihentikan, kondisi kawasan akan keluar dari kendali.

Hossein Amir-Abdollahian bertolak ke Jenewa, Swiss untuk menghadiri sidang kedua Forum Pengungsi Dunia (Global Refugee Forum 2023).

Menurut laporan ISNA, Hossein Amir-Abdollahian Rabu (13/12/2023) di sela-sela sidang Forum Pengungsi Global di Jenewa bertemu dengan sejawatnya dari Indonesia, Retno Marsudi.

Dalam pertemuan ini, Abdollahian seraya mengisyaratkan pentingnya meningkatkan upaya bersama untuk mengembangkan hubungan bilateral, juga menekankan implementasi kesepakatan antara kedua pemimpin negara, dan juga ia mengundang mitranya dari Indonesia ini berkunjung ke Tehran.

Menteri Luar Negeri Iran melanjutkan dengan menyatakan bahwa masalah pertama di Gaza adalah mengakhiri serangan rezim Zionis, dan mengatakan bahwa mengingat kegagalan Amerika Serikat dan rezim Israel dalam mewujudkan tujuan yang mereka nyatakan dalam perang melawan Gaza, dengan berlanjutnya perang, mereka berupaya menyelesaikan studi dan desain untuk Gaza pascaperang.

Abdollahian menegaskan, Amerika harus memahami dengan benar bahwa jika perang Gaza tidak dihentikan, maka kondisi akan semakin rumuit, dan kondisi di kawasan akan keluar dari kontrol.

Sementara itu, Menlu Indonesia, Retno Marsudi dalam pertemuan tersebut seraya menyatakan kepuasannya atas berlanjutnya konsultasi bersama terkait isu-isu bilateral dan regional, menyebut kondisi Gaza sulit dan mengkhawatirkan. Ia juga menekankan pentingnya upaya untuk mengakhiri serangan terhadap Gaza dan menghentikan perang dilanjutkan.

Seraya merujuk pada KTT OKI di Riyadh, Retno Marsudi mengatakan, pertemuan Riyadh sebuah pesan penting, dan itu adalah negara-negara Islam bersatu.

Menlu Indonesia seraya mengisyaratkan ahsil voting di Majelis Umum PBB, menyebutnya sebagai semakin besarnya dukungan global terhadap gencatan senjata.

Retno Marsudi juga menilai penting isu gencatan senjata dan menjadi prioritas utama di Gaza, serta mengatakan, upaya untuk mencapai tujuan ini perlu terus dilakukan. 

Menhan Iran Tanggapi Keinginan AS untuk Bentuk AL di Laut Merah

Menteri Pertahanan Iran seraya menjelaskan bahwa Laut Merah termasuk wilayah Iran, mengatakan, pastinya tidak ada yang dapat melakukan manuver di wilayah yang dikuasai Iran.

Menhan Iran, Brigjen. Mohammad Reza Gharaei Ashtiani dalam wawancaranya dengan ISNA saat merespon upaya Amerika untuk membentuk sebuah pasukan angkatan laut internasional di Laut Merah dengan melibatkan 40 negara, menambahkan, kawasan tersebut tidak lagi memiliki ruang bagi seseorang untuk bergerak lebih dari itu dan terjadi konflik kekuatan.

"Amerika pastinya tidak akan melakukan hal ini, dan jika ingin mengambil langkah seperti ini, maka akan menghadapi kesulitan yang luar biasa," tegas Ashtiani.

Menhan Iran menjelaskan, seluruh negara hadir di kawasan, tapi kawasan ini untuk negara-negara kawasan.

Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS (Pentagon) baru-baru ini mengungkapkan bahwa AS sedang berusaha membentuk kekuatan internasional dengan kehadiran 40 negara untuk melindungi pelayaran di Laut Merah.

Pejabat Amerika yang enggan disebutkan namanya ini mengatakan kepada Sky News Arab bahwa pasukan yang akan dibentuk akan memantau wilayah perairan internasional seluas tiga juta mil. 

Iran Menampung Pengungsi Terbesar Dunia, Ini Jumlahnya

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, kami berharap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komisaris Tinggi Pengungsi memperhatikan tugasnya terhadap para pengungsi, dan khususnya terhadap 5 juta warga Afghanistan yang tinggal di Iran.

"Banyaknya intervensi militer dan campur tangan lain yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan lintas regional kami, telah menyebabkan ketidakstabilan dan ketidakamanan sedemikian rupa sehingga faktor ini sendiri telah menyebabkan gelombang pengungsian di seluruh kawasan. Iran telah menanggung beban yang diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan yang tidak bertanggung jawab dan intervensi militer Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya di sekitar Iran dan di kawasan," kata Menlu Iran dalam pertemuan Forum Pengungsi Global (Global Refugee Forum/GRF) 2023 di Jenewa, ​​​​Rabu (13/12/2023).

Pertemuan kedua Forum Pengungsi Global (GRF) 2023 diadakan dari Rabu hingga Jumat, (13-15 Desember 2023), dengan partisipasi negara-negara anggota, yang diselenggarakan oleh pemerintah Swiss dan Komisaris Tinggi Pengungsi.

Pada tahun 2018, setelah beberapa tahun negosiasi, Konvensi Internasional tentang Pengungsi dirancang dan disetujui oleh PBB dalam sebuah resolusi. Berdasarkan dokumen tersebut, diputuskan untuk mengadakan pertemuan pada tingkat ini setiap 4 tahun sekali guna membahas masalah pengungsi.

Intervensi militer negara-negara asing, konflik internal, bencana alam, dan masalah ekonomi dan hak asasi manusia merupakan beberapa faktor utama dalam migrasi paksa, dan oleh karena itu, kawasan Asia Barat dianggap sebagai salah satu kawasan dengan banyak pencari suaka, dan bermigrasi.

Selama lebih dari empat dekade, Republik Islam Iran telah menampung sejumlah besar warga negara tetangganya, yaitu Afghanistan, yang sebagian besar penduduknya, harus meninggalkan negara dan rumah mereka karena kerusuhan, perang dan pendudukan selama bertahun-tahun.

Menurut pernnyataan Dana Anak-anak PBB (UNICEF), sebelum Juli 2021, terdapat dua hingga tiga juta pengungsi Afghanistan di Iran, tetapi setelah perkembangan pada tahun 2021 dan Taliban meraih kekuasaan, antara 500.000 hingga 1,5 juta pengungsi baru memasuki Iran.  

Menteri Dalam Negeri Republik Islam Iran Ahmad Vahidi pada bulan Juni 2023 mengatakan, perkiraan jumlah imigran Afghanistan di Iran lebih dari 5 juta orang. Iran sebagai negara tetangga Afghanistan dan memiliki perbatasan yang panjang dengan negara ini, memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan di Afghanistan.

Iran, tidak seperti beberapa aktor regional dan internasional, menganggap perdamaian dan stabilitas di Afghanistan setara dan identik dengan perdamaian dan stabilitas di Iran.

Pengungsi Afghanistan yang memiliki kesamaan budaya, sejarah, dan agama dengan masyarakat Iran telah mengambil manfaat semua fasilitas dan layanan yang disediakan pemerintah di Iran, bahkan mereka bisa menikmati fasilitas itu sama seperti warga negara Iran.

Menteri Luar Negeri Iran juga mengatakan bahwa Iran telah menyediakan kondisi kehidupan yang layak bagi pengungsi Afghanistan berdasarkan ajaran Islam, dan bahkan semua anak Afghanistan dapat bersekolah di sekolah-sekolah Iran.

Meskipun ada keterbatasan sumber daya dan masalah ekonomi yang disebabkan oleh sanksi kejam terhadap Iran, namun jumlah bantuan internasional untuk memenuhi kebutuhan imigran Afghanistan di Iran sangat kecil. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi di Iran telah mengkonfirmasi hal ini sebelumnya.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi di Iran menekankan bahwa sebagian besar dukungan diberikan oleh pemerintah dan rakyat Iran. Ditegaskan bahwa kurangnya dukungan organisasi internasional untuk menangani masalah para pengungsi ini harus disampaikan kepada negara-negara anggota PBB sehingga dalam hal ini keputusan-keputusan yang diperlukan harus dibuat.

Atas dasar ini, Republik Islam Iran meminta tanggung jawab komunitas internasional seperti PBB dan Komisaris Tinggi Pengungsi untuk menangani permasalahan dan biaya finansial para pengungsi yang tinggal di Iran.

Menlu Iran pada pertemuan Forum Pengungsi Global di Jenewa, mengajukan pertanyaan mendasar, mengapa hanya sedikit negara yang harus bertanggung jawab menampung sebagian besar pengungsi?

" Satu negara sendirian, tidak dapat menanggung biaya dan beban dari populasi pengungsi terbesar di dunia, dan ini tidak adil. Biaya menampung pengungsi harus ditanggung secara adil antar negara-negara," tegasnya. 

Abu Turabi Fard: Warga Gaza Robek Topeng dari wajah buruk AS dan Zionis

Khatib shalat Jumat Tehran seraya menjelaskan bahwa hari ini rakyat Gaza menciptakan lembaran emas dalam sejarah panjang perjuangan dan pengorbanan kepahlawanan bangsa Palestina.

Ia mengatakan, rakyat ini berhasil merobek topeng dari wajah buruk dan hitam Amerika Serikat, Eropa dan agresor Zionis.

Pada tanggal 7 Oktober 2023, kelompok perlawanan Palestina melancarkan operasi mengejutkan yang disebut "Badai Al-Aqsa" dari Gaza (Palestina selatan) terhadap posisi rezim pendudukan Quds, dan rezim ini, untuk membalas dan memberikan kompensasi atas kekalahannya dan untuk menghentikan operasi kelompok perlawanan, membombardir pemukiman, pusat medis dan budaya di Jalur Gaza, dan akibat kejahatan ini, lebih dari 18.000 warga Palestina gugur syahid.

Menurut laporan IRNA, Hujjatul Islam Sayid Mohammad Hassan Abu Turabi Fard di khutbah shalat Jumat Tehran hari ini mengatakan, "Saat ini, Gaza telah memperlihatkan produk ekspor Amerika yang paling mematikan, kebebasan, hak asasi manusia, dan demokrasi Barat di mata dan penilaian komunitas internasional, dan front kemanusiaan yang besar telah terbentuk pada skala geografi dunia, timur, barat, utara, dan selatan, melawan pemikiran penguasa Barat yang materialistis dan anti-kemanusiaan."

"Tak diragukan lagi bahwa perubahan struktur fundamental tengah terjadi, dan era pembagian kekuatan dua kutub dan satu kutub telah berakhir," papar Abu Turabi Fard.

Khatib shalat Jumat Tehran menekankan bahwa Badai al-Aqsa dan muqawama rakyat Gaza dan Tepi Barat tengah memamerkan barisan militer dan politik yang berbeda, serta strategis baru poros muqawama.

Tags