Apr 21, 2024 21:50 Asia/Jakarta
  • wawancara Menlu Iran dengan NBC News
    wawancara Menlu Iran dengan NBC News

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian yang sedang berada di New York, baru-baru ini melakukan wawancara dengan stasiun televisi Amerika Serikat, NBC News, terkait perkembangan terbaru kawasan Asia Barat, dan kebijakan Iran.

Dalam wawancara ini, Menlu Iran menyampaikan sejumlah poin menarik sebagaimana dikutip di bawah ini,
 
Reporter NBC News: Tuan Menlu, kami berterimakasih karena Anda sudah bersedia kami wawancarai. Semua tahu saat ini situasi penuh ketegangan, para pemirsa Amerika yang menyaksikan wawancara ini sangat khawatir dengan sebuah perang mematikan antara Israel dan Iran, apa pesan Anda untuk mereka?
 
Abdollahian,
 
"Kami sejak awal krisis di Gaza berulangkali mengumumkan Republik Islam Iran, tidak akan pernah memperluas perang dan ketegangan di kawasan. Dalam peristiwa terbaru pada Sabtu, dalam kerangka hak legal, kami melancarkan operasi rudal terhadap dua pangkalan militer Rezim Israel, yang digunakan untuk menyerang Konsulat Iran, di Damaskus. Segera setelah berakhirnya operasi sukses itu, dalam sebuah pesan kepada AS, kami mengumumkan tidak bermaksud melanjutkan operasi terhadap Rezim Zionis. Tapi kami berulangkali meminta AS, untuk menasihati Israel, supaya tidak memperluas perang. Metode inilah yang digunakan Netanyahu, untuk mempertahankan diri dan pemerintahannya. Republik Islam Iran, berada di bagian positif perkembangan kawasan, baik dalam perjuangan melawan terorisme dalam beberapa tahun terakhir ataupun dalam upaya menghentikan perang di Gaza, dan memulihkan keamanan serta ketenangan di kawasan, mulai dari pesisir pantai Mediterania hingga Laut Merah, dan seluruh kawasan.
 
Reporter NBC News: Saya ingin menyampaikan pertanyaan yang sangat penting kepada Anda, apakah Iran, akan membalas?
 
Abadollahian,
 
"Jika Rezim Israel melakukan petualangan perang, dan berusaha melancarkan operasi terhadap Iran, maka pembalasan kami kali ini akan berbeda. Pembalasan sebelumnya adalah minimal dan terbatas. Kami hanya menyerang dua pusat militer dan pangkalan militer Rezim Israel yaitu pangkalan udara Nevatim dan sebuah pangkalan komunikasi serta mata-mata di Dataran Tinggi Golan. Kedua pangkalan tersebut terlibat dalam serangan ke Kedubes Iran di Damaskus. Jika Rezim Israel, tidak melakukan aksi petualangan perang, maka Iran, juga tidak akan melakukan langkah baru atas rezim itu."
 
Reporter NBC News: Sumber-sumber Anda, mengatakan Israel malam lalu melakukan serangan balasan, dan Israel yang membombardir Iran.
 
Abdollahian,
 
"Apa yang terjadi malam lalu adalah terbangnya dua atau tiga kendaraan udara mikro (MAV) dan quadcopter di sebuah area sangat terbatas yang langsung dihancurkan, dan tidak ada seorang pun yang mengaku bertanggung jawab atas masalah ini."
 
Reporter NBC News: Apakah Iran, sudah mengetahui sebelumnya tentang serangan balasan Israel semalam?
 
Abdollahian,
 
"Sistem pertahanan udara kami adalah sistem cerdas, segera setelah mendeteksi keberadaan dua atau tiga kendaraan udara mikro terbang di langit Isfahan, langsung menembaknya. Kesiapan Angkatan Bersenjata kami 100 persen."
 
Reporter NBC News: Apakah Anda menganggap masalah pemboman Kedubes Iran, di Suriah, sudah selesai, apakah Anda tidak akan melakukan tindakan lain?
 
Abdollahian,
 
"Kami bersabar karena tidak ingin memperluas perang di kawasan. Netanyahu keliru memahami kesabaran kami, dan melanggar garis merah, lalu menyerang Kedubes kami dengan enam rudal. Di sini terdapat dua opsi bagi kami, pertama, membalas segera Israel, kedua, menahan diri, dan memberi kesempatan diplomasi. Kami memilih opsi kedua memberi kesempatan diplomasi dan menahan diri dengan tetap memperhatikan situasi kawasan, urgensi memusatkan perhatian pada masalah Gaza, dan tidak memperluas perang. Strategi kami berujung dengan pelimpahan masalah ke Dewan Keamanan PBB. Harapan kami adalah di DK PBB akan dikeluarkan pernyataan mengecam serangan ke salah satu lokasi diplomatik dan pelanggaran Konvensi Wina. Tapi sungguh disayangkan rilis pernyataan ini ditentang oleh AS, Inggris, dan Prancis. Maka dari itu kami hanya tinggal punya satu opsi, membalas tegas dan peringatan Iran, terkait bela diri legal. Ketika kami memutuskan melancarkan operasi militer terhadap Israel, pertama kami ingin memperingatkan, dan menghukum Rezim Israel. Kami memperhatikan banyak hal dalam melancarkan operasi ini. Kami bisa saja menyerang Haifa dan Tel Aviv, kami mampu menyerang instansi-instansi pemerintah dan ekonomi Rezim Israel. Tapi garis merah kami adalah warga sipil. Target kami hanya militer, dan itu pun dua pangkalan militer yang terlibat dalam serangan ke Kedubes kami di Damaskus. Kami ingin menunjukkan bahwa tekad kami untuk melindungi kepentingan dan keamanan nasional, dan kami siap menghadapi dampak-dampaknya. Rezim Israel, jika melakukan kesalahan, maka pembalasan berikutnya tegas, cepat dan mematikan."
 
Reporter NBC News: Iran sudah terjun ke dalam perang dengan Israel, negara Anda, kehilangan dua jenderal dan lima anggota IRGC dalam serangan ke Kedubes Iran, di Suriah, puluhan ribu warga Gaza terbunuh, ketika Anda kembali ke masa lalu dan memikirkan serangan 7 Oktober ke Israel, apakah menurut Anda, Hamas telah kelewatan?
 
Abdollahian,
 
"Sejak awal kami tidak berada dalam operasi-operasi yang dilakukan Hamas. Tapi terdapat sebuah realitas, sumbernya bukan di 7 Oktober, sumbernya 75 tahun lalu, akarnya 75 tahun pendudukan tanah Palestina. Rezim Israel, bukan sebuah pemerintahan legal, Rezim Israel, menurut hukum internasional adalah sebuah kekuatan penjajah. Panjangnya masa penjajahan sama sekali tidak memberi haka pa pun kepada kekuatan penjajah. Substansi tanah Israel, adalah penjajahan menurut hukum internasional. Hukum internasional mengatakan kelompok-kelompok pembebasan dapat melindungi tanah air mereka, dan membebaskan negaranya dari penjajahan. Hamas bukan kelompok teroris, Hamas adalah gerakan berakar dari rakyat, dan sebuah gerakan pembebasan di hadapan penjajah. Akarnya adalah penjajahan, dan akar itu harus diperhatikan. Akarnya bukan 7 Oktober."
 
Reporter NBC News: Saya tahu Anda sudah menjadi diplomat selama beberapa dekade. Apakah apa yang dilakukan Hamas, berharga sehingga berujung seperti ini?
 
Abdollahian,
 
"Hamas mengambil keputusan demi kepentingan rakyat Palestina. Hamas bekerja sesuai dengan resolusi-resolusi PBB dan hukum yang memperhatikan penentuan nasib sendiri negara ini. Kami mendukung langkah Hamas melawan penjajahan. Kami sejak awal krisis dan sejak 7 Oktober dengan tegas mengumumkan Republik Islam Iran, tidak pernah mendukung pembunuhan terhadap warga sipil, perempuan, dan anak-anak di mana pun di dunia ini."
Reporter NBC News: Apakah menurut Anda, pemerintah Biden, sungguh-sungguh akan mengakui secara resmi negara Palestina, setelah penolakan keanggotaan Palestina di PBB?
 
Abdollahian,
 
"Pemerintahan Tuan Biden, menurut saya memiliki sejumlah slogan terkait masalah Palestina dan Gaza, dan serangkaian tindakan dilakukan olehnya. Kami menyaksikan perkataan dan tindakan AS bertolak belakang. Misalnya AS dari satu sisi mengatakan saya berusaha untuk gencatan senjata, tapi tidak menggunakan dengan baik otoritasnya untuk memaksa Netanyahu menerima gencatan senjata. Anda melihat sendiri dalam masalah serangan ke Kedubes Iran, oleh jet-jet tempur Rezim Israel, AS, memberikan pesan kepada kami, dan menagtakan kami tidak mengetahui serangan ini, dan tidak ada koordinasi serta lampu hijau kami untuk Israel. Jika kami menerima bahwa pernyataan AS dan Gedung Putih ini benar, maka kami harus menerima bahwa Netanyahu tidak pernah melanggar garis merah apa pun. Jika Netanyahu tidak melanggar garis merah apa pun yang AS juga sangat sensitif terhadapnya, lalu untuk apa semua dukungan terhadap Netanyahu ini? Mengapa ketika AS berbicara tentang perdamaian, gencatan senajta, pemulihan keamanan di kawasan, dan pencegahan perluasan perang, pada saat yang sama AS, memutuskan untuk mengirim satu miliar dolar lain bantuan senjata ke Israel, dan pejabat AS, tidak diwawancarai terkait hal itu? Jika AS menginginkan Netanyahu tidak melanggar garis merah, mengapa AS, mengecam pernyataan yang mengutuk pelanggaran hukum internasional? AS tidak bersedia mendukung konvensi-konvensi Wina, untuk melindungi seluruh diplomat dan misi-misi diplomatik?"
 
Reporter NBC News: Sebagaimana Anda tahu, pemilu AS segera digelar, Iran, lebih memilih untuk berunding dengan siapa, Biden atau Trump?
 
Abdollahian,
 
"Rakyat Amerika harus menerima. Setiap pemilu yang diikuti rakyat Amerika terkait dengan rakyat Amerika sendiri. Kami dalam kebijakan luar negeri kami memiliki prinsip-prinsip umum. Bagi kami tidak ada bedanya Demokrat atau Republik. Perbedaan nyata harus disaksikan dalam perilaku AS. Kami mengambil keputusan berdasarkan perilaku AS. Jika perilaku AS berlandaskan dihindarinya intervensi dan menghormati rakyat Iran, dan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Iran, maka siapa pun yang dipilih rakyat Amerika, akan kami hormati."
 
Reporter NBC News: Iran sudah merayakan HUT Revolusi Islam ke-44. Laporan-laporan terkait ketidakpuasan orang Iran, terhadap ekonomi dan pemerintah, sampai ke tangan musuh. Ada sejumlah gugatan terkait pelanggaran HAM. Apa yang bisa Anda katakan kepada dunia tentang 45 tahun ke depan?
 
Abdollahian,
 
"Selama 45 tahun lalu, kami, pertama, di bidang independensi politik, dan kedua, di bidang kemajuan terkait ilmu pengetahuan, teknologi, industri, pertahanan, dan yang lainnya mengalami kemajuan pesat. Di beberapa masalah kami sekarang berada di posisi 5 atau 10 dunia, bahkan dalam masalah teknologi terbarukan dan di bidang-bidang yang karena sanksi tidak memberi kesempatan kepada kami, kami berhasil meraih sejumlah kemajuan mendasar berkat bantuan rakyat dan kalangan muda. Terkait masalah ekonomi ini adalah sebuah kenyataan. Sebagian masalah itu terkait dengan kebijakan-kebijakan ilegal dan penerapan sanksi sepihak AS, dan penciptaan rasa takut oleh AS, terhadap negara lain. Sebagian yang lain terkait dengan masalah ekonomi di seluruh kawasan yang tidak hanya terbatas pada Iran. Kami sudah berhasil melewati hambatan-hambatan besar. Negara kami hari ini menjadi salah satu kekuatan di bidang sains, ilmu pengetahuan, teknologi dan pertahanan. Di bidang ekonomi berkat tekad rakyat, pemuda dan program pemerintah, masa depan cerah menanti Iran, dan rakyatnya. Sanksi-sanksi merugikan kami, tapi juga memberikan pelajaran berharga, dan capaian-capaian besar bagi Iran. 
 
Reporter NBC News: Terimakasih atas waktu yang sudah Anda berikan kepada kami. (HS)