Barat Takut Kekuatan Maritim Iran Dimanfaatkan Negara Lain
Apr 22, 2024 18:40 Asia/Jakarta
Salah satu poin yang paling menonjol dalam beberapa bulan terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan regional adalah laporan tentang berubahnya Iran, menjadi kekuatan maritim besar dunia.
Hal ini terang saja tidak disukai oleh negara-negara imperialis Barat, sebaliknya menguntungkan negara-negara independen di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Kawasan Asia Barat, dalam beberapa bulan terakhir menjalani hari-hari penuh ketegangan, dan kekacauan. Setelah keberhasilan operasi Badai Al Aqsa, oleh Hamas, kita menyaksikan pecahnya perang besar, dan destruktif Rezim Zionis, terhadap Jalur Gaza.
Sebuah perang yang telah berlangsung selama lebih dari enam bulan, dan sampai sekarang telah menyebabkan gugur, terluka, dan hilangnya lebih dari 100 ribu orang.
Di dalam perang ini, berbagai pemain yang ikut terjun bersama front perlawanan di tingkat kawasan, secara terkoordinasi melancarkan operasi-operasi gerilya, dan berkelanjutan terhadap Israel, dan berusaha memberikan tekanan serta menurunkan intensitas serangan Israel, ke Gaza, sebisa mungkin.
Meski demikian dalam beberapa hari lalu kita juga menyaksikan meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Rezim Zionis, pertama melancarkan teror ke Kedubes Iran, di Damaskus, yang menyebabkan sejumlah komandan dan penasihat militer Iran, yang berada di sana atas undangan pemerintah Suriah, gugur.
Membalas teror itu, Iran terang-terangan mengumumkan akan melancarkan operasi hukuman terhadap Israel. Operasi yang dilakukan Iran, beberapa hari lalu itu bersandi "Janji yang Ditepati", dan puluhan rudal serta drone diluncurkan Iran, ke Israel.
Banyak pengamat menilai operasi Iran, sebagai operasi drone dan rudal terbesar di dunia. Operasi yang menciptakan kerusakan strategis bagi Israel. Tapi terlepas dari semua itu, salah satu poin paling menonjol adalah berubahnya Iran, menjadi sebuah kekuatan maritim besar dunia.
Masalah ini telah menciptakan kekahawatiran mendalam bagi AS, Israel, dan sejumlah negara yang memiliki latar belakang kolonialisme. Para pengamat mengatakan Iran, dalam beberapa tahun terakhir berhasil menguasai kontrol wilayah signifikan Selat Hormuz.
Selat Hormuz dari sisi transportasi energi, merupakan salah satu jalur laut, dan selat terpenting di dunia, dan lebih dari 60 persen cadangan energi dunia melewati selat ini.
Namun demikian di tengah perkembangan regional terbaru, sekutu dekat Iran, Ansarullah Yaman, juga punya kemampuan untuk mengendalikan perimbangan kekuatan Selat Bab El Mandeb.
Selat Hormuz, juga merupakan selat strategis terutama bagi Rezim Zionis, dan kekuatan-kekuatan Barat, di Eropa, dan berdasarkan data resmi, lebih dari 12 persen lalu lintas perdagangan kargo dunia dilakukan melalui Selat Hormuz.
Kemampuan Iran, dan sekutu-sekutunya dalam mengawasi selat strategis ini telah memunculkan kekhawatiran kubu Barat, pimpinan AS, bahwa Tehran, secara praktis sedang meraih kartu truf yang signifikan di level kawasan dan dunia.
Kartu truf ini dapat membawa kerusakan serius bagi gerakan-gerakan imperialis Barat, dan di sisi lain menjadi keunggulan bagi negara-negara non-penjajah, serta negara-negara belahan selatan dunia seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin. (HS)
Tags