Ini Reaksi Kemlu Iran terhadap Intervensi Baru Jerman
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengecam sikap terbaru Kementerian Luar Negeri Jerman baru-baru ini terhadap Republik Islam Iran, dan menyebutnya sebagai intervensionis dan penuh tipu daya.
Tehran, Pars Today- Pada hari Jumat, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei Hamaneh menanggapi pelanggaran terus-menerus yang dilakukan Jerman terhadap mekanisme hak asasi manusia untuk memajukan tujuan politiknya terhadap negara lain, termasuk Iran, dan menggambarkan langkah Berlin, bersama dengan Inggris dan beberapa pemerintah lain, untuk menyerahkan resolusi anti-Iran di Dewan Hak Asasi Manusia sejalan dengan pendekatan standar ganda mereka terkait masalah hak asasi manusia.
Jubir Kemlu Iran menyatakan bahwa Jerman, sebagai pemasok senjata terbesar kedua bagi rezim Israel yang melakukan genosida, terlibat dalam semua kejahatan dan pelanggaran berat hak asasi manusia dan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina yang tidak bersalah dan kawasan,
"Jerman tidak memiliki pembenaran moral dan hukum untuk menempatkan dirinya dalam posisi sebagai pengusung hak asasi manusia," ujar Baghaei.
Menyinggung tuntutan bersejarah bangsa Iran agar Jerman bertanggung jawab atas partisipasinya yang aktif dalam pengembangan program senjata kimia rezim Baath Irak, Baghaei menyarankan supaya pejabat Jerman berikap jujur dalam klaim mereka tentang hak asasi manusia dan keadilan, dengan menyetujui usulan resmi Republik Islam Iran untuk membentuk mekanisme pencarian fakta bersama guna mengungkap kebenaran tentang peran perusahaan-perusahaan Jerman dan pejabat pemerintah serta swasta dalam mempersenjatai rezim Saddam dengan senjata kimia yang telah diserahkan ke kedutaan besar Jerman di Tehran sejak lama.
Terkait hal ini, Kazem Gharibabadi, Wakil Menteri Hukum Iran, menulis di media sosial pada hari Jumat setelah mengunjungi para veteran senjata kimia dari perang delapan tahun yang dipaksakan oleh rezim Baath Irak terhadap Iran,"Para veteran senjata kimia Iran adalah contoh nyata dari absurditas klaim hak asasi manusia negara-negara Barat seperti Jerman, yang memainkan peran besar dalam mengembangkan program senjata kimia Irak".
Gharibabadi menekankan,"Berlalunya waktu tidak mengurangi tanggung jawab Jerman atas keterlibatan dalam kejahatan perang yang dilakukan rezim Saddam".
Jubir Kemlu Iran menekankan,"Usulan Iran kepada Jerman untuk membentuk mekanisme pencarian kebenaran mengenai peran negara itu dalam mempersenjatai rezim Saddam dengan senjata kimia didasarkan pada dua prinsip hak asasi manusia yang diterima yaitu: kebenaran dan keadilan".(PH)