Hafez Lantunkan Optimisme dalam Hidup
https://parstoday.ir/id/news/iran-i178216-hafez_lantunkan_optimisme_dalam_hidup
Gizella Varga Sinai, pelukis asal Hungaria yang jatuh cinta pada sastra Persia, mengatakan setelah setengah abad hidup di Iran bahwa ia “telah menjadi orang Iran — sebanyak orang Iran lainnya, atau bahkan lebih.”
(last modified 2025-10-13T07:43:47+00:00 )
Okt 13, 2025 14:24 Asia/Jakarta
  • Hafez Lantunkan Optimisme dalam Hidup

Gizella Varga Sinai, pelukis asal Hungaria yang jatuh cinta pada sastra Persia, mengatakan setelah setengah abad hidup di Iran bahwa ia “telah menjadi orang Iran — sebanyak orang Iran lainnya, atau bahkan lebih.”

Gizella, seniman yang kini berusia delapan puluh tahun, telah menghabiskan lebih dari lima puluh tahun hidupnya di Iran. Ia pertama kali datang ke negeri ini pada usia 22 tahun setelah menikah dengan Khosrow Sinai, sutradara dan komponis terkemuka Iran.Sejak itu, ia sepenuhnya menyatu dengan budaya dan masyarakat Iran. “Aku telah menjadi orang Iran seperti kalian semua — mungkin bahkan lebih,” ujarnya sambil tersenyum.Kini, di usia senjanya, Gizella masih berbicara dengan penuh semangat tentang sastra Persia, Hafez, dan hubungan budaya yang hangat antara Iran dan Hungaria.

 

 

 

Sastra: Warisan dari Ayah

Gizella mengenang bahwa kecintaannya pada buku dan kisah berawal dari ayahnya.“Aku satu-satunya anak dalam keluarga. Ayahku bekerja di percetakan. Buku-buku yang akan dihancurkan sering dibawanya pulang, dan ia membacakannya untukku.Sastra bagi kami seperti obat penyembuh — terutama di masa pemerintahan komunis. Ayah selalu berkata: membaca adalah satu-satunya hal yang tak bisa diambil siapa pun darimu.”

Divan Hafez: Puisi yang Penuh Harapan

Tentang pengalamannya membaca puisi Hafez, Gizella berkata:“Hafez satu-satunya penyair yang puisinya bisa digunakan untuk mengambil ‘faal’ — ramalan atau petunjuk. Puisinya penuh harapan.Dari sisi antropologi, menarik sekali melihat bagaimana di seluruh Iran, orang-orang mencintai Hafez dan menghormatinya.Cinta pada puisi, pada Hafez — inilah yang membuat bangsa Iran luar biasa. Dan orang Shiraz, mereka benar-benar tergila-gila padanya!”

Ia telah mengadakan pameran bertema ‘Faal Hafez’ di tujuh kota Iran: Teheran, Isfahan, Shiraz, Yazd, Tabriz, Mahshahr, dan Kashan.“Beruntung sekali waktu pameran diadakan pada bulan Mei di Kashan, bertepatan dengan musim penyulingan air mawar. Suasananya benar-benar magis,” kenangnya.

Hafez: Simbolisme yang Tak Terjemahkan

Bagi Gizella, Hafez bukan hanya penyair, melainkan seorang simbolis besar.“Begitu banyak simbol dalam puisinya yang tak bisa diterjemahkan. Harus dibaca dalam bahasa aslinya.Kejeniusan Hafez adalah keajaiban yang terjadi beberapa abad lalu — dan masih hidup sampai kini.”

Dua Rumah, Satu Hati

Kisah hidup Gizella diterbitkan di Hungaria dengan judul “Aku Adalah Hamba Cinta dan Bebas dari Dua Dunia”.Dalam buku itu, ia menulis tentang cinta ganda yang dimilikinya untuk Iran dan tanah kelahirannya.“Suatu kali seseorang bertanya padaku, negara mana yang lebih aku cintai — Iran atau Hungaria.Aku menjawab: Aku mencintai Iran begitu dalam, karena di sinilah aku menjadi pelukis, di sinilah aku melahirkan anak, dan selama lima puluh lima tahun aku hidup bersama suamiku.Aku tak bisa pindah ke tempat lain. Aku seperti burung walet pengembara: jika tak pergi ke Hungaria, aku rindu; tapi saat pesawatku mendarat di Iran, di bandara aku merasa — aku pulang ke rumah.”(PH)