Etos Kerja dalam Budaya Iran dalam Narasi Saadi
https://parstoday.ir/id/news/iran-i178868-etos_kerja_dalam_budaya_iran_dalam_narasi_saadi
Pars Today - Di era ketika kedermawanan terkadang diiringi dengan pamrih, Saadi mendendangkan syair tentang harga diri. Roti dari kerja keras lebih manis daripada seratus kebaikan, Hatem Ta’i.
(last modified 2025-10-24T09:34:27+00:00 )
Okt 24, 2025 16:32 Asia/Jakarta
  • Seseorang tengah bekerja di kebut teh
    Seseorang tengah bekerja di kebut teh

Pars Today - Di era ketika kedermawanan terkadang diiringi dengan pamrih, Saadi mendendangkan syair tentang harga diri. Roti dari kerja keras lebih manis daripada seratus kebaikan, Hatem Ta’i.

Dalam budaya Iran, kemandirian dan harga diri selalu menjadi nilai-nilai fundamental, dan Saadi Shirazi, seorang penyair Iran yang terkenal serta pakar pidato dan etika, telah mengungkapkan konsep-konsep ini dengan cara yang paling indah dalam bentuk anekdot dan syair-syairnya yang abadi.

Salah satu contoh paling menonjol adalah baris berikut dari bab pertama Golestan:

Barangsiapa makan roti dari jerih payahnya sendiri, tidak meminta kebaikan, Hatem Ta’i.

Menurut laporan Pars Today, baris ini muncul di akhir sebuah cerita di mana Saadi menyebutkan seorang pria miskin tapi terhormat. Seorang pria yang, meskipun miskin, tidak mau meminta bantuan dari siapa pun dan mencari nafkah melalui kerja keras dan usahanya sendiri.

Ia berkata, "Makan rotimu sendiri dan duduk seperti mengenakan sabuk emas dan melayani seorang sultan."

Dengan narasi ini, Saadi menempatkan martabat manusia di atas kesejahteraan yang bergantung.

Referensi kepada Hatem Ta'i, seorang tokoh Arab historis dan simbol kemurahan hati dalam budaya Iran dan Arab, dalam ayat ini memiliki makna khusus. Saadi mengatakan bahwa bahkan jika seorang pemberi ingin memberi, orang yang mandiri dan pekerja keras tidak membutuhkannya dan tetap menjaga martabatnya.

Dari sudut pandang sastra, puisi karya Saadi ini, dengan bahasanya yang sederhana dan melodi yang mengalir, merupakan salah satu nasihat moral yang abadi dalam sastra Persia.

Temanya adalah pujian atas usaha individu, kemandirian finansial, dan kurangnya kebutuhan akan bantuan dari orang lain. Dalam budaya Iran, bait ini juga telah menjadi umum sebagai peribahasa dan digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menekankan kemandirian dan menjaga harga diri.

Dengan kesederhanaan ini, Saadi mengajarkan orang-orang salah satu pelajaran terdalam dalam hidup, roti yang diperoleh dengan tangan sendiri lebih manis daripada pemberian yang murah hati.(sl)