Pesan Iran untuk Arab Saudi
(last modified Wed, 02 Mar 2016 08:00:26 GMT )
Mar 02, 2016 15:00 Asia/Jakarta
  • Pesan Iran untuk Arab Saudi

Wakil Menteri Perminyakan Iran, Amir Hossein Zamaninia mengatakan bahwa Republik Islam tidak berniat memberikan sanksi sukarela untuk dirinya sendiri.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN, Zamaninia menekankan tekad Iran untuk meningkatkan produksi minyak. "Kami tidak bermaksud untuk menghukum diri kami lagi setelah keluar dari sanksi," tegasnya.

 

Menurut Zamaninia, sanksi yang selama ini diterapkan bermaksud untuk membatasi produksi minyak Iran dan memproteksi pasar global dari akses Tehran.

 

"Kami ingin meningkatkan produksi kami ke kuota yang kami miliki sebelum sanksi dan setelah itu, kita dapat berkumpul untuk membahas dan menyusun strategi untuk masa depan," tandas Zamaninia.

 

Setelah penghapusan sanksi, Tehran bermaksud untuk memanfaatkan jatah kuotanya sebelum sanksi yaitu menambah produksi sebesar 500 ribu barel per hari. Jumlah ini sesuai dengan kuota OPEC dan hak Iran.

 

Pasokan minyak dari negara-negara OPEC pada Januari 2016 mencapai 32,65 juta barel per hari dan pada Februari turun menjadi 32,37 juta barel. Sebagian besar penurunan produksi itu berhubungan dengan wilayah Kurdi, Irak.

 

Wilayah Kurdi berkontribusi besar dalam peningkatan ekspor minyak Irak dan penurunan terbaru karena ada masalah pada pipa minyak yang mentransfer sekitar 600 ribu barel per hari. Penghentian pasokan terjadi sejak 17 Februari dan kemungkinan akan berlanjut sampai pertengahan Maret.

 

Produksi minyak di Nigeria juga turun. Perusahaan minyak global Royal Dutch Shell asal Belanda, memutuskan menunda proyek minyak lepas pantai di negara Afrika Barat itu. Akan tetapi, Arab Saudi tetap mempertahankan produksinya pada level 10,2 juta barel per hari. Produksi negara itu pada Juli 2015 mencatat rekor fantastis 10,56 juta barel per hari.

 

Saat ini Arab Saudi memompa sekitar satu juta barel per hari, melebihi kuota yang ditetapkan OPEC dan membanjiri pasar dengan harga rendah. Jadi, sudah seharusnya negara-negara yang memproduksi melebihi kuotanya untuk mengurangi tingkat produksi sehingga anggota lain OPEC bisa menikmati kembali jatahnya.

 

Iran percaya bahwa semua negara dapat melakukan perundingan untuk menentukan strategi masa depan di sektor produksi minyak.

 

Republik Islam termasuk salah satu negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia. Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) memiliki kapasitas untuk menambah produksinya. Produksi minyak Iran sekarang mencapai tiga juta barel per hari pasca penghapusan sanksi. Negara ini dapat menambah angka produksi satu juta barel per hari.

 

Dalam hal ini, Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zangeneh mengatakan Tehran secara bertahap akan kembali ke pasar minyak dunia. Prioritas Iran dalam kondisi sekarang adalah investasi di berbagai sektor minyak dengan tujuan menutupi kerugian yang diderita dalam beberapa tahun terakhir.

 

Industri minyak Iran sangat diminati oleh investor asing. Biaya produksi yang rendah dan banyak sumur minyak Iran belum tersentuh sampai sekarang. Peluang ini memungkinkan negara itu untuk menarik investasi asing paling sedikit 40-45 miliar dolar per tahun.

 

Pernyataan wakil menteri perminyakan Iran juga mengarah pada peluang besar tersebut. Iran tidak akan memaksakan beban untuk pihak lain dalam mengamankan kuotanya, tapi mendesak komitmen semua anggota OPEC untuk menjaga jatah yang sudah ditetapkan. (RM)

Tags