Presiden Iran: Tekanan terhadap Myanmar untuk Hentikan Genosida, Penting
-
Hassan Rouhani, Presiden RII (kanan)
Presiden Republik Islam Iran menggambarkan kondisi Muslim Rohingya sebagai "mengejutkan." Menurutnya, tekanan terhadap pemerintah Myanmar untuk menghentikan genosida dan tindakan kekerasan terhadap umat Islam di negara ini sebagai langkah yang penting.
Hassan Rouhani mengungkapkan hal itu dalam pertemuannya dengan Stefan Lofven, Perdana Menteri Swedia di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York pada Senin (18/9/2017) sore.
"Peran Uni Eropa untuk menghentikan tekanan tidak manusiawi terhadap Muslim di Myanmar dan untuk membantu para pengungsi sangat penting," kata Rouhani.
Presiden Iran juga menyinggung kondisi rakyat Yaman dan ribuan pengungsi di negara ini akibat agresi militer Arab Saudi.
Ia menuturkan, dengan digelarnya gencatan senjata di Yaman, perundingan di antara kelompok-kelompok di negara ini harus dimulai.
Rouhani lebih lanjut mengapresiasi posisi kuat Uni Eropa termasuk Swedia terkait dengan perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Bersama Komprehensif).
"Posisi pemerintah baru AS tidak sesuai dengan perjanjian internasional yang penting ini," pungkasnya.
Sementara itu, PM Swedia juga menyebut konsidi umat Islam Myanmar sebagai sebuah tragedi. Stefan Lofven mengatakan, Swedia akan memberikan bantuan yang bisa dilakukan terkait hal ini. (RA)