Khatib Jumat Tehran: Musuh Marah Saksikan Kemajuan Iran
-
Ayatullah Mohammad Emami-Kashani
Khatib Shalat Jumat Tehran Ayatullah Mohammad Emami-Kashani mengatakan pejabat-pejabat Amerika Serikat marah menyaksikan berbagai kemajuan yang diraih oleh Republik Islam Iran, dan mereka akan mati karena kemarahannya.
Hal itu dikatakan Ayatullah Emami-Kashani dalam khutbahnya di Tehran, ibu kota Iran, Jumat (25/5/2018). Dia menyinggung pernyataan terbaru Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengenai program rudal Iran.
"Menteri luar negeri AS yang bodoh dan bermulut kotor ini mengatakan bahwa Iran harus begini dan begitu serta berbicara tentang rudal-rudal kita, padahal yang dipersoalkan mereka bukan rudal, namun Islam dan agama rakyat Republik Islam," kata Ayatullah Emami-Kashani.
Khatib Shalat Jumat Tehran menambahkan, para pejabat AS tidak suka terhadap Islam namun menyukai model Islam Arab Saudi dan para penguasa negara ini.
Dia menjelaskan, seandainya Iran menghentikan program rudal dan semua persenjataannya sehingga hanya bisa membela diri dengan batu seperti rakyat Palestina, apakah Anda pikir mereka akan membiarkan Iran? Tidak, sebab, yang mereka persoalkan adalah pemikiran, agama dan logika kita, dan adalah salah jika kita mengatakan bahwa permusuhan mereka disebabkan oleh sesuatu yang lain.

Khatib Shalat Jumat Tehran lebih lanjut menyinggung ayat-ayat yang terkandung dalam Surat Ali 'Imran, dan menuturkan, dalam ayat-ayat ini, Allah Swt menegaskan untuk tidak bersandar dan percaya kepada musuh, dan maksud dari musuh ini bukan hanya orang-orang kafir, tetapi juga orang-orang munafik.
"Musuh ingin agar umat Islam tidak memperhatikan kemerdekaan, independensi dan martabat mereka. Mereka ingin agar kita memiliki masalah dalam ekonomi dan keuangan serta dalam semua hal, padahal jalur kehidupan adalah bersandar pada internal, iman dan para pemuda berpendidikan dan bertakwa. Allah Swt telah memperingatkan bahwa apakah bisa mempercayai musuh seperti itu," tuturnya.
Ayatullah Emami-Kashani menjelaskan, kita telah menyaksikan bahwa Presiden AS Donald Trump berbicara tentang perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) dengan marah dan mengambil keputusan itu, dan dia akan mati karena kemarahannya itu.
"Musuh-musuh akan bahagia dengan penderitaan Iran, namun jika kita memiliki ilmu dan kemajuan, mereka akan marah. Jika kita berdiri di atas kaki kita sendiri dan bersandar pada kemampuan internal, maka musuh tidak akan bisa berbuat apa-apa," tegasnya.
Kita, lanjut Ayatullah Emami-Kashani, harus mengenal musuh dan mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman kita di masa lalu.
"Para pejabat negara harus bersandar kepada para pemuda dan kemampuan internal dalam masalah ekonomi, dan menemukan solusi untuk urusan mata pencaharian masyarakat, investasi, pernikahan dan pekerjaan," pungkasnya. (RA)