Menlu Iran: Nama Teluk Persia Tidak Boleh Diubah
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Teluk Persia adalah "jalur kehidupan" Iran dan perilaku kekanak-kanakan untuk menamakannya dengan selain nama Teluk Persia harus dihindari.
Hal itu disampaikan Zarif dalam pertemuan dengan CEO Masyarakat Asia Josette Sheeran pada tanggal 24 April 2019.
Video percakapan Zarif dan Sheeran yang berfokus pada subjek Teluk Persia itu dirilis menandai Hari Nasional Teluk Persia yang jatuh pada tanggal 10 Ordibehesht (kalender Iran) atau 30 April 2019.
Selama acara yang diselenggarakan pada tanggal 24 April 2019, Menlu Iran dan Presiden dan CEO Masyarakat Asia membahas isu-isu politik terbaru mengenai Iran dan Amerika Serikat.
Zarif menggambarkan Teluk Persia sebagai "jalur kehidupan" Iran dan juga bisa dianggap sebagai "jalur kehidupan" bagi dunia.
"Ini disebut sebagi Teluk Persia dan kami mengulangi kata ini sehingga masyarakat tahu bahwa itu bukan Teluk Meksiko," tegas Zarif.
Menlu Iran juga menyinggung orang-orang yang ingin menulis ulang sejarah dengan mendistorsi nama Teluk Persia menjadi Teluk Arab.
Zarif menuturkan, nama Teluk Persia telah disebutkan dan diakui oleh para pejabat tinggi di Arab Saudi dan Kuwait.
"Nama negara, tempat, dan lautan tidak boleh didistorsi atau ditangani dengan cara yang agak kekanak-kanakan. Nama bersejarah harus disimpan dan dijaga," pungkasnya.
Hari ini, Selasa, 30 April 2019 atau 10 Ordibehesht (dalam kalender Iran) adalah Hari Nasional Teluk Persia.
Teluk Persia adalah jalur perairan yang terhubung ke Laut Oman dan Samudra Hindia, dan terjepit di antara Iran dan Semenanjung Arab.
Sejak zaman kuno, kawasan air tersebut dikenal sebagai "Teluk Persia" atau "Laut Pars" atau juga "Laut Fars" dalam banyak bahasa.
Bangsa Yunani kuno percaya bahwa Teluk Persia atau Laut Pars adalah salah satu dari empat lautan utama yang semuanya terhubung ke lautan luas seluas planet bumi.
Saat ini, Teluk Persia dan Selat Hormuz adalah jalur laut yang sangat penting dan strategis, di mana sebagian besar minyak mentah dunia, petrokimia dan bahan bakar fosil melewati perairan tersebut.
Sejak zaman kuno, jalur perairan strategis tersebut telah terkait erat dengan Iran atau Persia, dan bahkan dalam catatan sejarah dan dokumen tertua serta catatan resmi tertua, jalur laut tersebut selalu disebut sebagai "Teluk Persia" atau "Laut Pars" atau "Laut Fars".
Namun dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara Arab regional di pesisir Teluk Persia –yang terhasut oleh kekuatan-kekuatan Barat yang bermusuhan dengan Iran– telah dengan sengaja mencoba untuk mengubah nama Teluk Persia.
Upaya tersebut tentunya bertentangan dengan semua dokumen sejarah, bahkan disinyalir ada beberapa pihak yang mungkin mencoba "menulis ulang sejarah".
Upaya jahat tersebut pastinya akan gagal dan Teluk Persia akan dikenal selamanya sebagai Teluk Persia, tidak hanya di Iran tetapi juga di seluruh dunia. (RA)