Kebijakan Bersama Iran-Qatar; Memperkokoh Keamanan Regional
-
Percakapan telepon Emir Qatar dan Presiden Republik Islam Iran
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, "Iran berusaha memperkuat keamanan di kawasan dan tidak punya keinginan untuk terlibat dalam konflik dengan negara mana pun, tetapi jika pihak sana ingin bertindak tidak logis, reaksi Iran akan membuatnya menyesal."
"Masalah dan problema regional tidak memiliki solusi militer, sementara ancaman, tekanan, blokade dan sanksi ekonomi merupakan jalur yang salah dalam hubungan negara-negara," ungkap Hassan Rouhani, Presiden Iran dalam pembicaraan via telepon dengan Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Qatar hari Rabu sore, 5 Juni.
Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dalam percakapan telepon ini juga menekankan, "Dialog satu-satunya solusi untuk mengurangi tensi dan Qatar menghendaki perluasan hubungan dengan Iran di segala bidang."
Ketika upaya untuk menekan Iran yang dikomando Amerika Serikat dan sebagian negara-negara Arab Teluk Persia terus berlanjut di hari-hari ini, Iran dan Qatar dengan sikap yang dewasa telah menempatkan prioritas kebijakan luar negeri dan lobi-lobi mereka untuk memperkuat stabilitas dan keamanan regional.
Dukungan Qatar untuk diplomasi dan dialog konstruktif merupakan gerakan di jalur dimana Republik Islam Iran selalu menempatkan cakrawala kebijakan luar negeri regionalnya. Kebijakan ini telah dikristalisasi dalam bentuk proposal perjanjian non-agresi terhadap negara tetangga oleh Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif baru-baru ini untuk ditandatangani.
Sambutan pemerintah Qatar atas saran menteri luar negeri Iran menunjukkan bahwa negara-negara independen menganggap mekanisme regional sebagai solusi untuk masalah dan problema regional, sementara hanya berusaha menyampaikan masalah yang dapat menciptakan krisis tidak berkontribusi pada perdamaian, stabilitas dan keamanan.
Dua pertemuan Dewan Kerja Sama Teluk Persia dan Aliansi Negara-negara Arab yang baru-baru ini diadakan di Mekah, alih-alih tujuan dari pertemuan ini untuk menyelesaikan masalah, justru menjadi sarana sepihak untuk menyampaikan pelbagai klaim tanpa dasar yang anti Iran.
Dalam keadaan seperti itu, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani yang mengetahui dengan baik kebijakan beberapa negara Arab di pesisir Teluk Persia menekankan, tidak mengakui deklarasi dua pertemuan Mekah yang diselenggarakan hanya untuk menggalang sikap anti-Iran.
Arab Saudi bersama Uni Emirat Arab yang sejalan dengan kebijakan AS dan Israel meluncurkan tuduhan tanpa dasar anti-Iran, melangkah di jalur eskalasi krisis di kawasan.
Kebijakan ini tidak lepas dari pandangan Menteri Luar Negeri Qatar dan ia percaya bahwa kita tidak boleh menutup mata kita pada masalah lain dan hanya berfokus pada Iran. Karena setiap hari kita menyaksikan pemboman beberapa negara Arab dan beberapa negara menderita kesengsaraan besar.
Pendekatan Iran dan Qatar di kawasan mencerminkan prinsip hidup bertetangga dan dialog konstruktif yang menguntungkan stabilitas dan keamanan regional. Pendekatan ini menempatkan Iran dan Qatar di jalur perluasan hubungan kerja sama.
Penekanan Iran pada prinsip dialog untuk penyelesaian masalah regional dan menjauhkan ketegangan menyebabkan pemerintah Qatar bergerak di jalur tetangga yang baik bersama Iran dan percakapan telepon Amir Qatar dan Presiden Republik Islam Iran di hari Idul Fitri harus dimaknai dalam kerangka ini.