Jawab AS, Iran Respon Tekanan dengan Perlawanan
(last modified Sun, 30 Jun 2019 02:48:27 GMT )
Jun 30, 2019 09:48 Asia/Jakarta
  • Presiden Donald Trump secara sepihak keluar dari JCPOA pada 8 Mei 2018.
    Presiden Donald Trump secara sepihak keluar dari JCPOA pada 8 Mei 2018.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Sayid Abbas Mousavi mengatakan Iran akan menjawab diplomasi dengan diplomasi dan tekanan dengan perlawanan.

Dia mengungkapkan hal itu Sabtu (29/6/2019) malam dalam menanggapi propaganda yang dilancarkan oleh para pejabat Amerika Serikat. Demikian dilansir kantor berita IRNA.

"Dalam kamus pemerintah AS, diplomasi diartikan sebagai sanksi dan terorisme ekonomi. Iran selama ini tidak melihat apapun dari mereka selain sanksi ilegal, perang dan terorisme ekonomi," ungkap Mousavi.

Sebelum ini, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Garrett Marquis dalam sebuah komentar yang lancang meminta Iran untuk menghentikan program nuklir damainya secara penuh.

Dia juga menyebut klaim kesiapan Presiden Donald Trump untuk berunding dengan Iran sebagai diplomasi dan menegaskan bahwa Tehran harus menjawab permintaan Trump untuk diplomasi dengan diplomasi.

Setelah keluar dari kesepakatan nuklir JCPOA, Trump menggunakan berbagai cara untuk memaksa Iran berunding dengan pemerintah AS.

Republik Islam Iran sebagai salah satu kekuatan utama poros perlawanan, memainkan peran penting dalam melawan konspirasi yang dilancarkan oleh aliansi Amerika-Zionis di wilayah Asia Barat. (RM)

Tags